Supermarket

74 3 0
                                    

Ruang Tamu Addison

Terlihat Nayaka sedang sibuk membolak-balikan majalah, entah apa yang sedang di carinya, tak lupa juga dengan ponsel yang ada di telinganya. Sudah menjadi kebiasaan baginya setiap hari.

"Iya Heal, kamu tenang aja, tante udah urus semuanya, bentar lagi juga Raya dateng kesini" ucap Nayaka menjawab telpon seseorang dari sebrang sana.

"Maaf ya tante, bahkan dihari menjelang pernikahanku pun, aku masih merepotkan tante"

"Ngomong apa sih kamu?! tante sama sekali gak merasa direpotkan kok" jawab Nayaka kesal. "Malahan tante seneng, bisa jadi bagian dari rencana pernikahan kamu sama Raya, tante berasa jiwa perancang tante mengguar lagi"

"Makannya Tante, Andreas juga disuruh nikah dong cepet-cepet"

"Tunangan aja belum, gimana sih kamu. Pokoknya kamu harus cepet-cepet pulang ke Indonesia, gak kasian apa sama Raya? kasian tau di godain banyak cowok" jawab Nayaka geli.

"Aku percaya sama Raya tante.."

Mira yang baru saja menuruni tangga bersama Andreas saling menatap mendengar penuturan Nayaka.

Mira hampir lupa. Hari pernikahan Raya dan sepupunya Andreas hanya tinggal menghitung hari, yang dimana berarti juga hari pertunangan Andreas dengan dirinya juga sebentar lagi.

Nayaka menutup sambungan telponnya, setelah berbincang-bincang singkat tadi.

"Udah bangun, sayang?" tanya Nayaka melihat putra sulungnya menuruni tangga, tentu bersama kekasihnya Mira.

"Udah mah, Heal telpon?" tanya Andreas sembari duduk di dekat Nayaka.

"Iya, tadi dia telpon. Katanya sehari sebelum pernikahannya dia baru bisa pulang, padat banget tuh anak jadwalnya, mamah jadi kasian sama Raya di anggurin mulu" jelas Nayaka.

"Tapi Raya udah dikasih tau?" tanya Andreas lagi.

"Udah- "

"Permisi" ucap seseorang di dekat pintu.

Nayaka, Andreas maupun Mira menoleh ke arah pintu, mereka mendapati Raya yang tengah berdiri dengan satu koper disamping, yang Mira yakinin Raya akan menginap di rumah ini sampai hari pernikahannya, tentunya atas izin Nayaka.

Nayaka menghampiri Raya, memeluk gadis itu, menyalurkan rasa rindunya pada seseorang yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga Abraham, mendiang kakak dan kakak iparnya.

"Apa kabar Raya?" tanya Nayaka menatap Raya tersenyum.

"Baik tante, tante gimana?" tanya Raya balik.

"Ya seperti yang kamu lihat, alhamdulillah tante selalu sehat" jawab Nayaka tertawa.

"Om Dimas gimana?" tanya Raya.

Nayaka terkekeh pelan, "Dia sibuk Ray, nanti beberapa hari ke depan baru bisa pulang."

Raya menyerit, "Dimana memangnya, tan?"

"Amerika Ray" jawab Nayaka.

Raya mengangguk pelan, lantas tersenyum menatap Andreas dan Mira, yang sepertinya sudah berbaikkan.

"Kalian ada disini?" tanya Raya heran, karena yang Raya tahu seharusnya Andreas berada dikantor, dan Mira berada dikampus barunya.

"Andreas lagi kurang enak badan Ray. Kalo Mira, lagi main disini, tante yang suruh" jelas Nayaka terkekeh.

"Yaudah kalo gitu mah, Mira mau pulang dulu ya" ucap Mira yang memang sedari tadi ingin berpamitan untuk pulang.

Nayaka menoleh, ia menatap Mira, "Loh kemana? bi Inah baru aja selesai masak, kita makan bareng dulu ya, ada Raya juga kan" pinta Nayaka.

Alden&ElmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang