Undangan itu

37 2 0
                                    

Resto Bandara

Nayaka mengambilkan beberapa lauk-pauk untuk suaminya, dan menatap Andreas bersama Mira yang tak kunjung mengambil makanannya.

"Kok diem aja? diambil dong makanannya Ndres, Mir" ucap Nayaka

Andreas menatap Nayaka lantas kembali menatap beberapa makanan yang sudah tersaji di depannya.

Terdapat kakung yang Andreas yakinin pasti pedas rasanya, dan beberapa makanannya lainnya yang mengandung khas kebarat-baratan yang sudah pasti tidak diragukan lagi jika pedas rasanya.

"Mira gak suka pedas, mah" ucap Andreas memberi tahu

Mira memegang lengan Andreas, "Gak apa-apa" sahut meyakinkan

Nayaka terkejut, "Mira gak suka pedas? ya ampun Na, mamah gak tau" ucap Nayaka meratapi kebodohannya, seharusnya ia memesan makanan yang tidak pedas juga

Mira tersenyum, "Gak apa-apa mah, ayo makan" ajak Mira

"Mau om pesankan makanan lain?" tanya Dimas menatap Mira

Mira tersenyum dan menggeleng, "Gak usah om, ayo makan" ajak Mira sekali lagi

"Aku pesanin makanan lain, ya?" pinta Andreas, dan Mira menggeleng, "Gak usah sayang, gak apa-apa" ucap Mira yang mulai melahap salah satu makanan tersebut.

"Jangan banyak-banyak" ucap Andreas memperingati.

"Ngomong-ngomong, gimana soal perusahaan? udah better kan Ndres?" tanya Mira mengalihkan pembicaraan.

Dimas dan Nayaka terdiam, kenapa Mira tiba-tiba membahas itu?

"Udah, aku minta bantuan papah" ucap Andreas memberi tahu

Mira menatap Dimas yang tengah menatapnya, ada perasaan tak enak dalam hatinya. Ia tahu, calon mertuanya itu adalah seseorang yang berkuasa di sini, ia bisa saja menghancurkan musuhnya kapan saja.

Dan sekarang, apakah calon mertuanya itu juga akan menghancurkan Alden, nya?

Satu fakta yang Dimas ketahui, saat ini. Mira tahu, ia tahu bahwa pria itu akan kembali.

"Kamu tau, Mir?" tanya Nayaka membuat Andreas menatap Mira

Andreas tahu kemana arah pembicaraan Nayaka, Andreas mengerti.

Jadi, Mira sudah tahu?

Mira sudah tahu, bahwa pria itu akan kembali?

****

"Mir?"

"Dia kembali."

"Kamu akan tetap bertahan dengan Andreas, kan?"

"Kamu gak akan meninggalkannya Andreas kan, Mir?"

"5 tahun harusnya cukup untuk kamu melupakan dia."

"Seharusnya kamu tidak membawa-bawa masa lalu ke dalam kehidupan kamu sekarang."

"Bunda ingin, kamu tidak mengecewakan Andreas, Mir."

"Andreas pria yang baik."

"Tapi aku yang kamu cinta, Mir."

"Alden?"

"Gak!" teriak seseorang ketika ia bangun dari tidurnya, nafasnya tersengal-sengal, ia tidak percaya mimpi buruk itu kembali menghampirinya

Ia menjambak kasar rambutnya, ia jadi ragu untuk melangkah, banyak ketakutan dalam dirinya sekarang.

Alden&ElmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang