Bukan bermaksud baik

49 1 0
                                    

Mira meneguk ludah kasar, ia ingat betul pertemuan pertamanya dengan ayah Andreas. Kala itu ia sedang terbaring lemah dirumah sakit.

Mira mengangguk pelan, tersenyum canggung, "Iya, om" jawab Mira

Dimas tersenyum menatap Mira, "Kamu cantik, pantas saja putra sulung saya begitu tergila-gila sama kamu" ucap Dimas

"Jelas dong, pilihan mamah gitu" timpal Nayaka sembari merangkul Mira

"Kita sarapan dulu yuk sayang, bentar lagi kamu kuliah, kan?" ajak Nayaka menatap Mira

Mira menatap Andreas, "Nanti aku nyusul" ucap Andreas seakan mengerti tatapan Mira

"Yaudah kalo gitu om, Mira pamit ya" ucap Mira menyalami tangan Dimas

"Hati-hati, di antar kan Ndres?" tanya Dimas pada Andreas

Andreas mengangguk, "Sekalian Andreas ke kantor"

"Aku sarapan dulu" pamit Nayaka pada suaminya. Dimas mengangguk sebagai jawaban, ia menatap istrinya yang sudah keluar dari ruangan.

Dimas menarik tangan Andreas, meminta ia untuk menetap sebentar, "Kenapa pah?" tanya Andreas

"Sebagian proyek besar milik pak Wiji di beli, apa itu benar Andreas?" tanya Dimas menatap putra sulungnya

Andreas terdiam menatap Dimas, Dimas pasti sudah tahu, "Mahendra group yang melakukannya?" tebak Dimas

"Gak pah, aku gak yakin. Pria itu udah mati" jawab Andreas

"Pria itu belum mati Andreas, buka mata kamu. Dengan adanya Mahendra group, itu cukup membuktikan bahwa pria itu masih hidup" ucap Dimas

"Pria itu kembali, tentu bukan bermaksud baik, bagi perusahaan, kamu, dan juga Mira" sambungnya

"Mira perempuan yang baik, jangan lepas dia untuk pria brengsek seperti putra Mahendra itu" ucap Dimas lagi

Andreas terdiam, mencerna apa yang sedang di bicarakan oleh ayahnya. Jika pria itu memang masih hidup, apakah ada kemungkinan untuk pria itu kembali mengusik hidup Mira. Andreas menatap ayahnya, ia bersumpah hal itu tidak akan pernah terjadi.

Hei, Andreas sangat mencintai Mira, dua tahun ia berjuang meyakinkan Mira untuk menerimanya, dua tahun ia menemani Mira, mencoba untuk menerima masa lalunya. Tidak akan semudah itu untuk Andreas bisa melepaskan Mira. Mira hidupnya, cintanya, rumahnya. Jika tidak bersama Mira, Andreas tidak pernah bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti.

"Aku janji pah" ucap Andreas

****

Mira menatap Andreas yang sedari tadi diam, ia tak mengerti mengapa Andreas sangat berbeda dari biasanya. Ia jadi lebih banyak diam, tepatnya setelah dari rumah sakit tadi.

Mira memegang lengan kekar Andreas, membuat pria itu mau menatapnya, "Kamu kenapa?" tanya Mira

Andreas menghela nafas pelan, mata sayunya itu menatap teduh mata Mira, "Aku gak apa-apa" jawab Andreas berusaha tersenyum

"Om Dimas ngomong sesuatu?" tanya Mira pelan

Andreas menggeleng pelan. "Papah gak ada ngomong apa-apa" ucap Andreas berbohong, lebih tepatnya mungkin ini pertama kali ia berbohong pada Mira

Sedari tadi mereka memang sudah sampai di kampus Mira, tetapi mereka lebih memilih untuk berdiam sebentar di dalam mobil hitam milik Andreas.

"Kamu kelihatan capek banget, ada masalah di kantor?" tanya Mira, ia menatap Andreas di sampingnya

Alden&ElmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang