Setelah kejadian pingsan tadi, Mommy dari Glory atau dengan nama lengkap AMORA CHRISTABEL SMANATHA yang sering dipanggil Mommy Mora. Memanggil dokter dan suaminya yang bernama ABRAHAM CHAIDEN SMANATHA yang sering dipanggil Daddy Bram.
"Kamu kenapa tadi teriak-teriak gitu sayang? terus kamu kenapa teriakan tadi kaya lagi kesel," tanya Daddy Bram dan memeluk sang istri.
"Masa loh sayang, tadi Lory gak kenal sama aku. Kan aku jadi kesel, Mommy sendiri gak diakui," gerutu Mommy Mora.
"Mohon maaf bu sebelumnya, setelah kejadian tadi dan itu membuat kepalanya terbentur maka Nona Glory akan mengalami amnesia ringan. Jadi kalo bisa jangan terlalu memaksakan dirinya untuk mengingat sesuatu," jelas dokter yang menangani Glory.
"Oh pantesan dia gak inget saya, anemia ya dia," gumam Mommy Mora.
"Amnesia sayang, kalo anemia mah kurang darah," ucap Daddy Bram memutar bola matanya malas mendengar ucapan sang istri.
"Nah itu maksudnya Dad," ucap Mommy Mora cengengesan.
"Kalo gitu saya permisi dulu ya nyonya dan tuan, kalo ada apa-apa anda bisa panggil saya," ucap dokter tersebut.
"Ya iyalah dokter, masa iya saya harus panggil malaikat maut. Yang ada anak saya bukannya sembuh malah pergi ke alam baka," ucap Mommy Mora dengan malasnya dan langsung mendapatkan cubitan manja dari sang ayang.
"Mulutnya!" tegas Daddy Bram.
"Bercanda sayang, jangan marah-marah mulu nanti cepet tua loh," ucap Mommy Mora dan mengecup pipi Daddy Bram.
"Serah kamu dah yang," ucap Daddy Bram.
Dokter yang masih di sana pun hanya menghela nafas pelan melihat tingkah kedua orang yang umurnya tidak muda lagi.
"Kalo gitu saya pamit undur diri," ucap dokter itu dan keluar dari ruangan Glory.
"Euhh," lenguh Glory dan dia pun mulai membuka matanya.
"Sayang," ucap Daddy Bram dan Mommy Mora bersamaan dan menghampiri putri kesayangannya.
"Haus," ucap Glory dan Daddy Bram pun memberikan air minum untuk Glory.
"Makasih," ucap Glory dan tersenyum tipis menatap ke arah Daddy Bram.
"Sama-sama sayang," ucap Daddy Bram dan mengecup pelan kening Glory.
"Emm boleh aku pergi ke kamar mandi sebentar?" tanya Glory kepada kedua orang tuanya.
"Mau diantar baby?" tanya Mommy Mora dan Glory pun menggelengkan kepalanya.
Setelah itu Glory pun pergi dan menuju kamar mandi, dan dia pun mulai bercermin untuk melihat wajah atau tubuh barunya.
"Emm gak terlalu buruk, emang ya yang namanya dunia fiksi itu tokohnya bukan main-main. Meskipun peran antagonis dia tetap memiliki paras seperti dewi Yunani," ucap Rula atau sekarang kita panggil daja dengan Glory.
Mengamati semua bentuk wajahnya dan dia sedikit terpesona melihat kecantikan yang sangat natural dan glowing, bagaimana tidak terpesona? Glory memiliki bentuk wajah yang sedikit bulat, mata bulat, pipi chubby dan jangan lupakan kulit seputih susu dan hidung yang sangat mancung seperti perosotan anak tk. Dan oh ya tinggi dari Glory antara 165 cm dan rambut sepinggang berwarna coklat.
"Heran banget ya sama pemilik tubuh ini dulunya, udah tahu punya wajah yang cakepnya gak ketulungan eh malah ditutupin pake make up yang kaya tante-tante girang," gerutu Glory yang sekarang sedikit kesal juga, kenapa Glory menutupi aset berharganya ini.
"Dah ah sekarang gua mau lanjutin peran gua sebagai antagonis, tapi yang jelas bukan sebagai antagonis bodoh yang mengejar pria yang mukanya kaya dragon," ucap Glory dengan tersenyum yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC Is My Life
FanfictionWARNING!!! CERITA BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, KATA-KATA YANG KURANG ENAK DAN KURANG BERADAB UNTUK DIGUNAKAN DI DUNIA NYATA. CHOCO MEMBUAT CERITA INI HANYA SEKEDAR UNTUK MELAMPIASKAN EMOSI YANG SELAMA INI DIPENDAM, JADI MAAF-MAAF YEE KALO ISI...