Senin

4 4 0
                                    

○●○


⇎Happy reading⇎

Langit terbangun dari tidurnya, jam masih menunjukkan pukul tiga pagi, ia mendengar suara bising dari luar kamarnya.

Langit berniat untuk melihat, namun tak jadi karena, ia tahu bahwa itu adalah ayahnya, Langit dapat mendengar ayahnya, yang meracau tak jelas.

Kalian tahu kan bahwa ayah Langit sering mabuk? Dan ya.. sekarang ayahnya, sedang terpengaruh oleh alkohol.

Langit kembali berbaring di kasur, menatap langit-langit kamar, lalu beberapa menit kemudian, Langit kembali memejamkan mata.

.
.
.
.
.

Bulan terbangun dari tidurnya, karena cahaya yang masuk ke dalam kamarnya, hari sudah pagi, ia sangat malas untuk pergi ke sekolah, namun jika ia tak pergi ke sekolah, pasti ayahnya akan memarahinya nya.

Setelah beberapa menit, ia akhirnya selesai mandi, lalu bersiap-siap, Bulan hanya menyisir rambut, dan menggunakan sedikit liptin, Bulan tidak terlalu memperdulikan penampilan.

Tak ingin berlama-lama lagi, ia turun kebawah melewati, keluarga yang sedang makan bersama, tanpa memikirkan dirinya.


"Kamu gak makan dulu?" Bulan berhenti, "Gak usah, aku mau makan di kantin sekolah aja" Ucapnya lalu lanjut jalan.

"Kenapa? Masakan mama gak enak?" Bulan yang mendengar kalimat itu, sontak membalikkan badan, "Iya! Masakan lo gak enak rasanya gw mau muntah!" Setelah itu ia berjalan kembali.

Bulan menaiki motornya, lalu melajukan motornya meninggalkan, perkarangan rumah.

Sesampainya di sekolah, ia hanya memasang wajah datar, dan berjalan menuju kelas, hari ini hari Senin, yang pastinya setiap sekolah akan mengadakan upacara.

Bulan sangat malas mengikuti upacara, hanya berdiri selama hampir satu setengah jam, mungkin hari ini dirinya tidak akan mengikuti upacara.

Bulan ingin tidur di UKS, masa bodo jika dirinya ketahuan dan akan di hukum, yang penting ia bisa menikmati AC di dalam UKS.

Bulan telah sampai di kelas ia masuk kelas, dan langsung duduk di tempatnya, ia duduk di pojok kanan Bulan duduk sendiri karena, jarang ada yang mau berteman dengan dirinya.

Kringg..

Bel telah berbunyi, semua murid bergegas ke luar kelas, menuju lapangan.

Sedangkan Bulan, ia hanya menatap orang-orang yang, berlarian menuju lapangan, dengan malas.

Seperti yang di rencanakan tadi, Bulan sedang menuju ke UKS, untungnya tidak ada guru yang mengetahuinya, karena semua guru melaksanakan upacara, jadi dia bisa bebas.

Saat menuju UKS Bulan melewati toilet, Bulan mendengar seperti suara tertawa dari toilet laki-laki, karena rasa penasaran Bulan yang tinggi, ia mengintip dari celah pintu toilet.

Bulan melihat samar-samar, terdapat tiga orang laki-laki, yang sedang menertawai, seorang laki-laki yang terduduk lemas, sepertinya anak itu di bully.

Awalnya Bulan tak peduli, namun saat ia melihat lebih jelas lagi, ia mengetahui siapa anak yang di bully itu.

Brakk..

Bulan mendobrak pintu toilet, "Wehh! Bagus ya.. udah berani bully orang" Ketiga laki-laki itu kaget karena, melihat Bulan yang tiba-tiba ada di sini.

"Loh! kok lo di sini?" Tanya salah satu dari mereka, "Seharusnya gw yang tanya ke kalian bertiga, ngapain kalian disini? Gak ikut upacara?" Mereka menggeleng.

Bulan berdecak sebal, "Udah selesai belum bully nya? Kalo udah sana pergi!" Bulan menatap mereka satu persatu.

Mereka tak menjawab hanya menundukkan kepala, semua siswa di sini takut pada Bulan, jika mereka mengganggu Bulan, dan membuat Bulan marah habislah mereka.

"Udah sana pergi! Dan satu lagi jangan pernah kalian bully dia lagi, kalo sampek gw lihat kalian bully dia lagi, habis kalian!" Setelah itu Bulan membantu laki-laki itu, dan membawanya ke UKS.

"Kok bisa sih si Bulan tahu? Jadi gagal rencana kita!" Ucap Raka sambil menendang, dinding toilet, "Udahlah Ka, biarin aja satu hari ini dia bebas, setelah itu jangan harap dia bisa bebas lagi!" Ucap Ezra sambil menepuk pundak Raka, yang di setujui oleh Athar.

"Awas aja lo Lang! Lo gak bakal bisa bebas lagi!"

"Udah yuk! Cabut!" Setelah itu mereka bertiga pergi dari toilet.

🦋✨

TBC⇐

See you next chapter:-D

The MoonSkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang