Saran

2 4 0
                                    

○●○

⇎Happy reading⇎

Langit mendengar cerita yang, keluar dari mulut Bulan, tersenyum prihatin ternyata, bukan hanya dia yang mengalami kesengsaraan dalam keluarga.

Langit menatap Bulan yang tiba-tiba diam termenung, "Jadi masalahnya itu?" Bulan menoleh dan mengangguk.

"Hmm.. gw sekarang bingung harus gimana, capek sumpah menghadapi ini sendirian" Bulan menghela nafas panjang.

"Siapa bilang kamu sendirian? Aku juga sama kayak kamu, punya masalah dengan keluarga, tapi aku tetep bertahan sampai saat ini" Langit menjeda ucapannya.

"Aku pikir cuma aku yang punya masalah dengan keluarga, tapi ternyata enggak, saat pertama kita ketemu, aku ngira kamu pasti bahagia karena, kamu itu orang kaya gak kayak aku" Lanjutnya lalu menundukkan kepalanya.

Bulan tertawa, "Jangan cuma lihat dari luarnya aja, orang kaya yang kelihatannya bahagia, belum tentu beneran bahagia, dengan apa yang mereka punya" Langit mengangguk paham.

"Kok jadi kamu yang ngasih saran?" Langit mengerucutkan bibir, membuat Bulan tertawa gemas, "Hahaha, emang kamu mau ngasih aku saran apa?"

Langit membuat pose berpikir, lalu menjentikkan jari, dan menghadap ke Bulan, "Emmm, gini tadi kan kata Bulan, Bulan bingung kan mau gimana?" Bulan mengangguk.

"Nah! Langit kasih saran, gak boleh ngelawan papa Bulan" Bulan menatap Langit bertanya, "Bingung kan kenapa aku kasih saran kayak gitu?" Bulan mengguk iya.

"Selama ini aku gak pernah bisa ngelawan seseorang, aku selalu takut saat ada yang memarahiku, atau menyakitiku aku hanya pasrah, saat semua orang mencaci maki diriku, aku gak berani buat ngelawan mereka aku takut, jujur dalam hati aku sangat ingin melawan mereka, tapi rasa takutku yang terlalu besar, membuatku tak bisa melakukan apa-apa" Bulan mendengar apa yang di ucapkan Langit.

"Kadang aku iri sama orang-orang yang bisa, ngelawan seseorang dengan mudah termasuk kamu, aku pengen jadi pemberani, aku pengen bisa ngelawan orang-orang yang menyakiti aku tapi, aku juga selalu berpikir bahwa, semua yang terjadi pada kita itu adalah yang terbaik, walaupun menyakitkan tapi emang ini jalan yang terbaik, bunda selalu bilang buat gak boleh nyerah sama keadaan, bunda bilang kita harus bisa menghadapinya.

Tuhan memberi kita cobaan itu, pasti ada sebabnya dan di balik cobaan itu pasti ada hikmahnya, aku salut kamu bisa ngelawan papa kamu, tapi gak gitu caranya kamu boleh benci sama papa kamu, tapi kamu juga harus inget kalo papa kamu itu udah berjasa sama kamu, karena cinta pertama anak perempuan itu adalah ayahnya, sebenci-bencinya kamu sama papa kamu pasti kamu punya rasa penyesalan, iya kan?" Bulan menggangguk.

"Nah kalo gitu kamu gak boleh bentak-bentak papa kamu, karena itu emang gak sopan sama orang tua, walaupun aku gak pernah diajarin sopan santun sama ayah, tapi bunda selalu ngajarin aku baik-baik, bunda bilang orang baik pasti di sayang Tuhan, dan suatu hari nanti orang yang baik, dan sabar pasti akan bahagia, sampai tak pernah terlupakan walau sudah tak hidup lagi, coba deh kamu ngomongnya baik-baik, pasti papa kamu ngerti"

"Tapi susah buat ngomong sama papa, soalnya papa kalo udah kekeuh sama yang dia pengen, pasti bakal dia lakuin walau harus ngorbanin keluarganya, bahkan sampek anaknya sendiri jadi korbannya, papa itu egois"

"Kayak kamu egois, udah dibilangin buat, ngomong baik-baik malah alesan" Bulan cengengesan tak jelas.

"Walaupun susah, tapi kamu harus berusaha, buat papa kamu percaya sama kamu, buat dia sadar kalo sebenarnya mereka itu gak baik, buat papa kamu"

Bulan mengangguk patuh, akan dia lakukan semua saran yang diberi Langit, 'Aku berjanji, kalo aku akan berubah, walau sulit tapi demi dirimu aku yakin, aku pasti bisa'

🦋✨

⇏TBC⇍

Lanjut or stop?
Jangan lupa vote☆→★
Ok!
Byeee👋
See you next chapter
(^^)

The MoonSkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang