Ayah

2 4 1
                                    

○●○

Aku bingung mau kasih
judul apa hehehe😁

⇔Happy reading⇔

Langit telah sampai di rumah, ia menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri.

Sepuluh menit kemudian, Langit keluar dari kamar mandi, ia mengusap rambutnya yang basah.

Setelah itu Langit memasukkan, buku-buku yang akan dia bawa nanti saat kerja kelompok, tak banyak yang ia bawa, hanya seperlunya saja.

Setelah selesai Langit pergi menuju dapur, ia lapar namun bingung ingin masak apa, ia juga ingin memasakan makanan untuk ayahnya.

Setelah pulang tadi ayahnya langsung tidur, dan sampai sekarang sepertinya dia belum bangun, dan pastinya belum makan.

Saat Langit mulai memasak ia mendengar, suara teriakan dari kamar ayahnya, dan suara seperti benda pecah.

Prang..

Langit mematikan kompor, lalu bergegas menuju kamar ayahnya, ia mendobrak pintu kamar, dan melihat kamar ayahnya yang sudah kacau.

"AYAH! Ayah kenapa?!" Langit ingin membantu ayahnya untuk berdiri, namun tangannya langsung di tepi oleh ayahnya.

"Tak usah menyentuh ku!" Namun Langit tetap kekeuh ingin membantu ayahnya, "Tapi ayah sedang tidak baik, biar Langit bantu" Lagi-lagi tangannya tak di perbolehkan menyentuh ayahnya.

"KU BILANG JANGAN MENYENTUHKU, AKU TAK SUDI DI SENTUH OLEH PEMBUNUH SEPERTIMU!" Langit tertohok, seperti di tampar oleh keadaan, ternyata ayahnya masih mengingat kejadian itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Langit keluar dari kamar ayahnya, ia sudah tak berselera makan lagi, Langit pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya.

"Mengapa ayah tak mempercayai ku, aku tak pernah melakukan itu" Tanpa sadar Langit meneteskan air mata.

"Ini bukan salahku, ini semua sudah takdir, bunda meninggal bukan karena aku, bunda meninggal karena takdir, lalu mengapa ayah selalu menyalahkan ku?" Lalu tiba-tiba Langit menangis.

"Hiks! Ini bukan salahku, jika memang ini terjadi karena aku, lebih baik aku saja yang mati, hiks! Biar aku saja yang mati dan bukan bunda, aku tak bisa hidup seperti ini, semua orang membenciku, bahkan keluarga ku sendiri, hiks! Mereka semua kecewa padaku"

Langit mengusap air matanya lalu mengambil handphone

Shandy
Offline


  Aku gak bisa ikut kerja kelompok maaf🙏|

Setelah itu ia mematikan handphone nya, lalu melemparnya ke kasur.

"Jadi cowok gak boleh lemah, kamu harus bisa melawan rasa takutmu, jangan hidup di masa lalu, hidup lah dengan dirimu yang baru" Monolognya pada diri sendiri.

Setelah itu Langit mengambil handphone nya kembali, dan keluar dari kamar, ia pergi keluar untuk menenangkan diri.

.
.
.
.
.

Langit berlari menuju taman, yang tak terlalu jauh dari rumahnya, sesampainya di sana Langit duduk di kursi, beruntungnya taman sedang sepi.

Langit menghirup udara segar sangat menenangkan, andai saja hujan turun pasti lebih menenangkan.

Suara notifikasi dari handphone Langit berbunyi, Langit membuka aplikasi bewarna hijau itu.

Shandy
Online

|Kenapa?


Ada urusan mendadak|

|Beneran?

Iya✌️|

|Ohh yaudah

Maaf karena gak bisa ikut|
Tugasnya biar aku kerjain sendiri aja|

|Gak usah nanti gw kirim ke elu, lu tinggal nyalin aja

Emang gak papa?|

|Gak papa elah sans

Makasih ya|

|Masama, tapi nanti lu yang maju ke depan

Buat?|

|Ya buat presentasi lah

Ohh|
Ok! Gampang mah itu|

|👍

👌|
Read

Langit mematikan handphone nya, lalu memasukkan ke dalam saku celana, ia sekarang tak ingin diganggu, pikirannya kosong.

Entah mengapa baru pertama kali seumur hidup, Langit merasakan kesepian, padahal sebelumnya ia selalu sendiri.

Langit membutuhkan seseorang yang bisa menghiburnya, menenangkannya, tapi hanya bunda lah, yang bisa melakukan itu.

Sekarang ia harus bisa menenangkan dirinya sendiri, menghibur dirinya sendiri, ia harus bisa melakukannya sendiri, dan menunjukkan pada semua orang bahwa ia tak lemah.

✨🦋

⇝TBC⇜

Haii!👋
Ceritanya gak ngefil ya?:'(
Janlup vote★
Byeee
See you next chapter (^^)

Langit: Lanjut gak nih?


The MoonSkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang