Hujan

2 3 0
                                    

○●○

Happy reading

Setelah mereka saling mencurahkan isi hati satu sama lain, hati mereka menjadi lebih tenang.

Namun tanpa sadar sudah hampir dua jam mereka di sana, dan terlihat langit yang mendung, sepertinya akan turun hujan.

"Kayaknya bakal turun hujan nih" Ucap Bulan sambil melihat ke atas, menatap awan yang mulai gelap Langit mengangguk, "Iya yaudah yuk! Kita pulang nanti kehujanan lagi"

Setelah itu mereka pergi dari sungai, namun tiba-tiba hujan turun sangat deras, Langit dan Bulan langsung lari mencari tempat, untuk berteduh.

Setelahnya mereka akhirnya menemukan, sebuah warung untuk berteduh, dan tanpa mereka sadari sedari tadi, tangan Langit dan Bulan menggandeng satu sama lain.

Langit menggenggam tangan Bulan sangat erat, membuat Bulan sadar apa yang terjadi, Bulan sedikit bingung ia harus bagaimana.

Tangan Langit sangat hangat, dan memberi kehangatan dan kenyamanan, namun jika tidak melepaskannya juga tidak enak.

"Kita berteduh di sini aja, gak papa kan?" Namun tak ada jawaban dari Bulan, Langit menengok ke samping, dan mendapatkan Bulan yang sedang melihatnya.

"Kenapa?" Bulan tak menjawab namun ia malah melihat ke bawah, Langit juga mengikuti arah pandang Bulan, seketika Langit langsung melepaskan tangannya.

"Eh, maaf ya? Tadi aku refleks pegang tangan kamu" Bulan mengangguk sambil tersenyum, "Gak papa kok, aku maklumi" Langit tersenyum manis.

"Eh bentar deh" Ucap Langit tiba-tiba, Bulan mentap Langit dengan tatapan bertanya, "Kok kamu pakek aku–kamu?" Bulan tertawa, "Kenapa?" Bulan hanya menggeleng.

"Gak papa, emangnya aku gak boleh pakek aku–kamu? Lagi pula gak enak kamu pakek aku–kamu, terus aku pakek gw–lo, kayak gimana gitu"

"Padahal gak papa loh, kamu pakek gw–lo senyaman kamu aja, aku mah dah biasa pakek aku–kamu"

"Gak papa aku lebih nyaman pakek aku–kamu, tapi khusus buat kamu aja, kalo sama orang lain aku pakek gw–lo" Langit mengangguk mengiyakan.

"Padahal kita gak terlalu kenal, dan baru aja kenal beberapa hari yang lalu, tapi kenapa kita udah deket, ya gak deket-deket banget sih" Bulan menggeleng.

"Mungkin kita emang di takdir kan, untuk bertemu tapi kita gak tahu, apa maksud Tuhan mempertemukan kita"

Lalu hening terjadi hanya ada suara, hujan yang turun deras, entah apa yang mereka pikirkan masing-masing.

Langit mengadahkan tangannya, tangannya menjadi basah karena terkena air hujan, "Kamu suka hujan?" Langit menoleh dan mengangguk, "Iya, dari kecil aku suka hujan, bagiku hujan itu sangat menenangkan, hujan membuatku merasa tenang, makanya aku sangat menyukai hujan" Bulan manggut-manggut paham.

"Kalo kamu?"

"Aku suka hujan, tapi aku gak suka petir, ia sangat berisik dan suaranya membuatku takut, mengingatkan aku tentang–"

Duarr!...

Bulan langsung memeluk Langit, "Eh–" Langit terkejut, "Maaf aku takut, mangkanya gak sengaja meluk kamu" Bulan melepas pelukan itu, "Gak papa, aku paham kok"

Langit mengambil handphonenya yang ada di saku, ia akan meminta ijin untuk tidak berkerja hari ini, lalu memasukkan kembali ke dalam saku, ia melirik Bulan yang melamun, "Kamu gak pap–"

Duarr!...

Belum selesai Langit berbicara, Bulan memeluknya kembali, menenggelamkan wajahnya di dekapan Langit, "Kamu gak papa?" Bulan tak menjawab, dia semakin mengeratkan pelukannya, membuat Langit tak bisa apa-apa.

Langit tersenyum ia mengelus rambut Bulan, berusaha menenangkan Bulan yang takut.

.
.
.
.
.

"Halo bos, saya melihat anak anda berpelukan dengan seorang laki-laki, di sebuah warung pinggir jalan, terlihat dari pakaian anak itu, sepertinya dia dari kalangan bawah"

"..."

"Baik bos"

Tanpa mereka sadari ada yang.
mengamati mereka, sedari tadi.


🦋✨

↭TBC↭

Ada yang udah tahu siapa, yang nyuruh orang buat mengawasi mereka?gg

Lanjut atau gak?
Jangan lupa vote☆→★
Byeee 👋
See you next chapter🐣
Meoww....🐾🐾🐈

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MoonSkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang