○●○
⇔Happy reading⇔
Sekarang Bulan sedang mengobati anak laki-laki itu, di UKS sejak tadi dia hanya diam, dengan wajah yang datar."Lo udah sering di giniin?" Anak itu tak menjawab, "Kenapa Lo gak lawan aja? Masa jadi cowok lem-"
"Iya! Aku emang lemah, aku gak bisa lawan mereka, aku gak bisa melindungi diriku sendiri! Aku bukan laki-laki yang kuat! Aku emang cowok yang lemah!" Ucapnya memotong perkataan Bulan.
"Ya tap-"
"Udah! Gak usah mengasihani diriku, kamu kan dari keluarga orang kaya, jadi gak baik deket-deket sama aku" Ucapnya berhenti.
"Udah selesai kan ngobatinnya? Kalo udah aku pergi dulu, makasih udah kasihan sama aku, walau sebenarnya aku gak butuh" Lanjutnya lalu pergi meninggalkan Bulan yang termenung.
"Maaf Lang gw gak sengaja ngomong gitu" Gumamnya merasa bersalah karena, sudah berbicara seperti itu pada Langit.
Anak laki-laki itu adalah Langit, anak yang selalu di bully di sekolah, anak yang selalu di anggap pembawa sial bagi keluarga, anak yang selalu menghadapi ujian hidup sendiri, tanpa ada yang membantunya, hanya bunda lah penyemangat hidup Langit, ia ingin bertemu dengan bunda, memeluknya dengan erat, menceritakan semua yang terjadi pada hidupnya, namun mustahil untuk bisa bertemu dengan bundanya secara langsung, ia hanya bisa bertemu lewat mimpi.
.
.
.
.
.Langit sekarang sedang berjalan menuju kelas, beberapa murid ada yang menatapnya tak suka, Langit hanya diam dan terus melanjutkan jalannya.
Langit masuk ke kelas saat ia masuk tak ada siapa-siapa, sepertinya mereka pergi ke kantin terlebih dahulu, karena upacara sudah selesai.
Langit sedikit tenang ia menatap luar jendela, banyak siswa yang berlarian, Langit ingin sekali mendapatkan teman yang setia, baik, dan selalu ada untuknya, namun nihil semuanya hanya memanfaatkan kebaikan Langit.
Apakah Langit harus mengubah sikapnya? Entahlah Langit tak tahu.
Terlalu lama melihat ke luar, sampai tak jika ada yang masuk ke kelas, "Wahh! Si cupu lagi meratapi nasib nih!" Seseorang itu masuk dan di ikuti yang lain, sambil tertawa Langit tak menghiraukannya, kalo boleh Langit ingin marah, namun ia terlalu takut.
Lalu setelah itu hening menyapa, tak ada yang berbicara lagi, karena guru sudah masuk, "Pagi semua!" Sapa guru itu bernama Sarah.
"Ini udah siang Bu, eh- maksudnya menjelang siang" Semua murid tertawa mendengarnya, Bu Sarah hanya menggelengkan kepala.
"Sudah-sudah, hari ini guru ada rapat, dan saya akan memberikan tugas, tugas kalian adalah membuat penelitian tentang perkembangan katak" Semua murid mengangguk, itu terlalu mudah bagi mereka.
"Sendiri-sendiri atau kelompok?"
"Berkelompok kalian bisa memilih kelompok sendiri" Semua murid bersorak gembira, "Yasudah saya tinggal dulu, Shandy sebagai ketua kelas tolong di jaga" Shandy mengangguk lalu Bu Sarah pergi.
Semua murid langsung membentuk kelompok masing-masing, dan tak ada yang mengajaknya, Langit menghela nafas, ia hanya diam melihat mereka yang sibuk sendiri.
"Woi! Lang!" Langit menatap orang yang memanggilnya, dia adalah Shandy sang ketua kelas, "Kenapa Shan?" Shandy menghampiri mejanya.
"Lu gak cari kelompok?" Langit mendongak, lalu menggeleng, "Gak lagi pula, gak ada yang mau sekelompok sama aku, mending ngerjain sendiri" Langit masih menatap Shandy bingung, tujuan sebenarnya apa? Mengapa ia menanyakan itu?
"Gw pengen ngajak lu, sekelompok sama gw mau gak?"
"Mang gak papa, pasti anggota di kelompok mu pada gak setuju, kalo aku ikut" Shandy tersenyum, "Udah lah gak papa, mau kagak lu? Kalo gak mau yaudah" Dengan terpaksa Langit menerimanya, "Eh, iya aku mau" Shandy terkekeh.
"Yaudah nanti sore jam 3, ketemu di cafe mentari kita ngerjain di sana, lu tahu kan cafe mentari?" Langit mengangguk, "Yaudah byeee, sampai jumpa di sana" Lalu Shandy pergi, dan setelah itu bel pulang berbunyi, Langit membereskan buku-bukunya, lalu pergi.
Seperti biasa Langit menunggu di halte, tiba-tiba ada yang duduk di sebelahnya, "Maaf gw gak sengaja ngomong gitu, maaf kalo nyakitin hati lo" Langit menoleh, dia adalah Bulan.
Langit hanya tersenyum, "Gak papa kok, maaf juga kalo aku marah sama kamu tanpa alasan" Bulan mengangguk, "Beneran gak papa?" Langit tersenyum kembali, "Iya gak papa aku tadi cuma, kebawa perasaan doang"
"Kamu mau pulang?" Bulan mengangguk, "Naik apa?" Tanya Langit, "Naik motor" Langit hanya ber- oh ria.
"Lalu mengapa kamu kesini?"
"Aku kesini menemui mu" Langit mengangguk, "Yaudah aku pulang dulu byeee!" Lalu Bulan berlari ke parkiran sekolah, "Byee" Gumam Langit pelan.
✨🦋
⇒TBC⇐
Jangan lupa vote
Byee 👋
See you next chapter 🦋
⊂((・▽・))⊃

KAMU SEDANG MEMBACA
The MoonSky
RandomBertemu tanpa di sengaja, merasakan kenyamanan tanpa di sengaja, mereka mempunyai kisah hidup yang hampir sama, selalu di salahkan, dan di benci Apa maksud takdir mempertemukan mereka?.... Rawan typo||✓ Start:10-03-2023 End: ~ ©ayaanifaa