4. Antara Sahabat dan Perasaan

38 10 0
                                    

Happy Reading Readers (•̀ᴗ•́)و

4. Antara Sahabat dan Perasaan.

"Gak gampang cuek sama
orang yang kita sayang." - Alleta Xaviera Lavinna.

✰✰✰


Pukul 09.20  pagi kini Agra telah siap untuk bertemu pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Alleta.

Dengan kaos oblong hitam polos dilapis kemeja hitam putih kotak kotak, dengan celana jeans hitam pendek sudah menjadi ciri khas seorang Agra dan jangan lupakan sneakers putih mahalnya.

Didepan cermin bulat, kini Agra sedang merapihkan rambut tebal hitamnya, setelah semua rapi dan harum karena baru saja menyemprotkan parfume favoritenya.

Agra menuruni anak tangga untuk berpamitan kepada maminya dan meninta doa supaya lancar berkencannya, eaa.

"Duh, anak mami udah ganteng aja pagi-pagi gini, wangi lagi?" Goda Mami Zahra kepada anak bungsunya.

Agra hanya cengengesan saja, lalu menghampiri Mami nya dan memberikan kecupan kecil dipipi sang Mami.

"Mau ketemu calon mantu mami hehe" Ucap Agra

"Duh udah besar ternyata anak nya mami, yaudah hati-hati nak nyetirnya, jangan ngebut ngebut!" Ucap Mami Zahra dengan sedikit tegas diakhir kalimatnya.

Agra mengangguk mantap dan segera bangkit dari duduknya, menyalimi sang mami lalu pergi menuju motor kesayangannya.

"Hai Joko, kita gaskeun ke rumah tuan  putri kita yo," Sapaan hangat Agra berikan kepada motor Vespa matic merahnya.

Fyi, sebenernya Agra mempunyai motor besar, tetapi karena ia akan mengajak Alleta jalan, alhasil Agra membawa motor vespa merahnya yang diberi nama Joko.

✰✰✰

Setelah menempuh beberapa menit untuk menuju rumah Alleta, kini Joko yang dipengemudikan oleh Agra telah sampai didepan rumah sang gadis.

"HALLO KAKA IPAR"

Teriakan seseorang yang Tezza sudah hafal betul itu siapa membuat ia mendengus malas.

"Berisik, Gra!" Ucapan datar Tezza membuat Agra cengengesan tak jelas.

"Hehe. kaka ipar, Cewek gue ada?" Ucapan PD dari Agra membuat Tezza menatapnya tajam.

Agra yang ditatap tajam oleh calon kaka ipar nya merasa acuh, dan menerobos melewati tubuh sang tuan rumah.

Setelah memasuki rumah besar Alleta, Agra langsung saja manaiki anak tangga menuju kamar sang gadis.

Agra membuka pintu kamar Alleta, dan menemukan sang pemilik kamar yang masih begelut manja dengan selimut tebalnya, padahal sudah siang bolong begini, Dasar anak gadis.

Alleta yang memang dasarnya kebo, tidak merasakan seseorang menyelinap masuk ke kamarnya, ia malah menaikan selimut tebalnya untuk menutupi wajah miliknya.

Agra menghampiri Alleta diatas kasur
lalu mengusap pelan kepala Alleta dengan sayang dan hati-hati.

Agra sangat merindukan Alletanya, sudah lebih dari seminggu Agra dan Alleta tak saling tukar kabar.

"Hey Al, bangun yuk.."

Alleta yang merasakan adanya usapan di kepalanya mendongak dengan mata yang masih menyesuaikan cahaya.

Setelah nyawanya terkumpul semua, mata Alleta membola dan reflek bangkit dari tidurnya, hampir saja kepala cantik Alleta akan terbentur dashboard kasur jika tidak ditahan Agra dengan tangannya.

Ze is Agra || New Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang