3. Keluarga Agra Vs Keluarga Alleta

35 11 0
                                    

Happy Reading Readers (•̀ᴗ•́)و



3. Keluarga Agra Vs Keluarga Alleta.



"Terlihat baik-baik saja juga
butuh tenaga." - Agra Byantara Damian.


✰✰✰

Setelah beberapa hari berada di puncak gunung, kini Agra dan teman teman nya telah turun dan berpulang kerumahnya masing-masing. Dan selama itu pula Agra tidak mendaptkan kabar dari Alleta sama sekali, hal ini pula membuat Agra uring uringan dan gelisah. Karena Agra merasa tidak membuat kesalahan yang membuat Alleta hilang tanpa kabar seperti sekarang.

Kini Agra berada di jendela balkon kamarnya, dengan vape digenggaman
tangannya. Agra sedang memutar otak atau lebih tepatnya berfikir mencari dimana ia membuat kesalahan sehingga membuat Alleta mendiaminya.

"Sial, padahal kemarin baik-baik aja,"
Ucapa Agra seraya mengacak seurai rambut Hitam legamnya.

Agra memutuskan untuk mengambil
ponselnya yang tergeletak di meja belajarnya dan mencari kontak Alleta.

Berdering...

"Ck, padahal berdering, kenapa kaga di angkat sih, Al?" Geraman rendah terdengar dari mulut Agra.

Merasa Sia-sia, kini Agra merebahkan
tubuhnya diatas kasur Kingsize dan menutup kedua matanya. Baru saja memejamkan matanya, suara ketukan pintu membuat Agra bangkit dengan malas.

Cklek..

Ternyata abang laknatnya, Dia Abrisham Malik Damian. Abang pertama Agra, mereka berselisih 5 tahun. Biasa dengan sebutan Abri,
mahasiswa semester 6 di Universitas Pakuan Bogor.

"Eh Bocah!"

Nada menyebalkan dari sang abang membuat Agra mendengus dan melirik abangnya dengan tatapan sinis, selalu begitu memang abang beradik itu.

"Biasa aja natepnya Gra, noh di panggil Mami, buat makan malem"
Ucap Abri yang masih saja berdiri di ambang pintu kamar adik nya.

"Hm.. Duluan aja, Gue mau basuh muka dulu," Ucap Agra sembari melangkah menuju kamar mandi, meninggalkan Abri yang menatap nya sebal.

"JANGAN LAMA GUA LAPER!" Teriak Abri berlalu meninggalkan kamar adik laki-lakinya.

Agra yang mendengar teriakan abangnya mendengus didalam kamar mandi.

"IYAAA"

Nahkan gak jauh beda memang abang beradik itu.

✰✰✰

"Agra kemari nak, ayo makan!" Suara dari ibu negara menyambut kedatangan Agra yang baru saja menuruni anak tangga.

"Iya, Mi" Ucap Agra sembari mendudukan bokongnya di samping abang nya yang sedang menatap nya.

"Lama sekali kamu turun!" Ucapan sarkas dari sang kepala keluarga membuat suasana mencekam.

Agra menghela nafasnya pelan
"Maaf, Pih." Sembari mendudukan kepalanya.

Mami Zahra yang merasakan suasana
dingin akhirnya berdeham.

Ze is Agra || New Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang