🐩3

39.1K 2.9K 44
                                    

"Sialan banget, Masa gue liat orang solo. Kabur Sey, Kabur!" Batin Seyra kalut.

"L-lo lanjut aja, Gue nggak liat kok!" Setelah berkata begitu Seyra langsung berlari secepat mungkin menjauh dari sana, Kemana saja asal tidak di sana.

"Huh, Gila, Capek gue.." Ia berhenti berlari sejenak mengantur nafas nya.

"Itu tempat apaan ya? Bodo amat lah, gue masuk aja, Numpang sembunyi, Malu." Melihat sebuah ruangan yang berada di samping kiri nya Seyra segera masuk ke dalam sana.

Seyra menutup pintu ruangan itu, Ia terduduk sembari bersandar di pintu.

"Sial banget nasib gue, Udah tansmigrasi bangun nya di club, Sekarang ini juga." Ratapnya.

"Astaghfirullah, Ternodai mata gue. Tapi, Panjang tadi." Sekilas bayangan itu terlintas dibenaknya.

"Astaghfirullah Seyra, Sadar! Apaan sih? Kok gue mikir kayak gitu? Otak gue ternodai!" Seyra menggelengkan kepalanya brutal.

"Tapi itu tadi siapa ya? Mungkin abang nya si Seyra? Bodo ah, Trauma gue main masuk kamar orang."

"Ngapain Lo di sini?" Suara itu membuat Seyra yang tengah mengoceh itu terdiam seketika.

"Mampus Lo, Seyra!! Bisa-bisa nya lo nggak sadar kalau ada orang lain!" Batin nya menangis.

________________

"Asisten!!" Batin Seyra berteriak, Ia tak tahan berduaan di ruangan yang sama dengan pemuda yang tak di kenal nya ini.

"Anjir nih Asisten kemana dah? Bukan nya bantuin malah ngilang!" Batin nya kesal.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, Ngapain lo di kamar gue?" Tanya pemuda itu.

"Gue nggak tau ini kamar Lo, Gue kayak nya nyasar." Sahut Seyra, Pandangan nya terarah pada perut pemuda didepannya itu.

"Astaghfirullah roti sobek.." Batin Seyra.

"Tahan Leon, Tahan." Batin pemuda itu yang gemas melihat Seyra memandangi perut nya.

"Liatin apa Lo?" Mendengar itu Seyra segera mengalihkan pandangan nya dari Leon, Lebih tepatnya perut berotot nya.

"Anjir malu bet, Semoga aja dia nggak nyadar gue liatin roti sobek nya dia tadi." Batin nya meringis.

"Lo nyasar kan? Gue anterin Lo ke kamar Lo, Ngerepotin jadi orang." Leon menarik tangan Seyra, Lalu membawa nya keluar dari kamar.

"Perasaan gue nggak minta anterin anjir, Ngatain gue ngerepotin lagi." Batin Seyra kesal.

"Nggak usah ngomongin gue diem-diem, Gue di depan Lo, Ngomong langsung." Leon berucap.

"Anjir cenayang." Batin Seyra kaget.

_____________

"Ini kamar Lo, Jangan asal masuk ke kamar gue lagi!" Peringat Leon.

"Halah, Bilang aja Lo takut gue pergokin lagi nyolo kayak cowok tadi!" Batin Seyra mencibir.

"Ya kan mana gue tau itu kamar lo, Gue kira gudang."Dengan wajah cemberut, Seyra menjawab polos.

"Gudang? Kamar gue bagus Lo bilang gudang?!" Leon tak terima kamar mewah nan megah nya di bilang mirip gudang.

"Ya abis nya hitam putih doang, Kayak gudang di mata gue walaupun bagus." Seyra berucap tanpa dosa dengan mata yang menatap polos Leon.

"Diem!"

"Iya-iya, Nama lo siapa?" Bilang ingin diam tapi tetap bicara.

"Leon, udah sana masuk kamar Lo."Saat Leon hendak pergi, Seyra menahan lengan nya.

"Gue boleh tanya?" Tanya Sheila.

"Ck buruan, Tanya apa?" Meski kesal Leon menjawab, Agar ia bisa pergi dari sana.

"Kenapa keluarga lo adopsi gue?" Tanya Seyra lagi.

"Karena lo seksi sama cantik." Jawab Leon enteng.

"Hah?" Rasa nya Seyra tidak percaya jika hanya itu alasan nya.

Ia mendekat kan wajah nya ke telinga Seyra. "Gue tau tadi Lo merhatiin badan gue, mumpung di sini sepi Lo mau pegang?" Tawar Leon sembari tersenyum menyeringai.

"Tawaran yang bagus, Tapi maaf tuan Leon Swant.." Seyra menjeda ucapan nya.

"Gue nggak minat sama badan Lo." Sambung nya dan itu membuat harga diri seorang Leon Athenasius Swant terluka.

Leon berlalu pergi dari sana, Ucapan Seyra benar benar melukai harga diri nya.

"Liat aja nanti Seyra." Batin Leon.

"Padahal gue pengen banget anjir pegang roti sobek nya.." Batin Seyra menangis.

____________

Penasaran kelanjutannya?

Spam next disini 👉

Gimana part ini? Siap buat part selanjutnya?

Don't forget, Vote, Follow n coment, Thanks for reading!!

Trapped In Novel BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang