-04. E

1.8K 188 32
                                    

"Itu.. kak [Name], bukannya lagi nangis?"

Seseorang yang di hadapannya terpaku, reflek memegang wajahnya sendiri di bagian mata.

Benar saja, ada sebuah air mata.

"Oh—"

Yang mempertanyakan hal tersebut menjadi khawatir dengan perasaan seseorang di hadapannya, alisnya mengerut, mulutnya tak terbentuk senyuman.

"Mungkin kelilipan."

Mendengar jawabannya, dirinya menjadi sedikit lega. Setidaknya, ada kemungkinan beneran kelilipan. Jika kondisi seperti ini, dirinya tak tahu akan berbuat apa selain khawatir.

Lelaki di sampingnya-Duri; masih terdiam sambil menatap [Name] pucat.

"Gapapa, Duri. Ayo main."

Selepas kata yang di ucapkan [Name], Duri langsung menatapnya. Kembali membawa senyuman, lalu mengajaknya ke taman.

Di taman milik Solar, tentunya, masih berdiri tanaman yang masih hijau dan segar. Tak lupa dengan lahan yang sangat luas untuk menghasilkan sayuran atau buah-buahan.

"Tamannya Bang Solar, agak beda, ya."

"Emang dulu gimana?"

Bingung menjelaskan, Duri agak melirik ke arah samping.

"Dulu tuh, gak ada tanamannya. Yang di pot gini, kalo ada pun, palingan layu," ucap si Duri sambil memegang pot tanaman.

"Kok gitu?"

"Biasalah, Bang Solar salah terus nanamnya. Kebanyakan makan cahaya, dasar."

Kedua orang itu, tak sengaja menyadari sesuatu. Duri langsung melontarkan kata yang membuatnya bertanda tanya.

"Tapi, kok.. sekarang tanamannya seger semua, ya?" tanya [Name].

Duri berfikir sejenak, kebetulan sekali, dirinya juga mempertanyakan hal itu.





Saat itu-lelaki yang sangat menyukai tumbuhan, pergi ke kebunnya untuk melihat hasil panennya. Dengan perasaan yang sangat menggembur, dirinya tak sabar sambil membawa sekop dan peralatan untuk mengurus tanaman yang ada.

Tetapi, saat di lihat,

"Loh.."

Dirinya terkejut, reflek menjatuhkan peralatan yang tadinya ada di tangan.

"LOH, LOH, LOH?!"

Matanya, tak kunjung berkedip. Serontak teriakan yang keras membuatnya sangat panik dan juga sedih.

"ILAAAANGGGG?!"






"Kenapa bengong, Ri?"

"Oh! enggak, kok familiar, ya?"

Duri lagi lagi menatap tanaman tersebut dengan seksama, ia cek samping, kanan, atas, bawah.

bidadari. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang