malam minggu

15 1 0
                                    

    
      Pagi ini Bastian memilih untuk work out , di mulai dengan lari-lari kecil di sekitaran komplek, lalu kembali ke rumah dengan melan push up, back up, dan plang.

Bagi Bastian ini adalah kegiatan rutin yang harus ia lakukan setiap minggunya. Bukan hanya untuk kesehatan tubuhnya, tetapi juga membentuk tubuh yang atletis.

"Ka, tumben gak lari." Papah Bastian yang baru datang ikut duduk melihat sang anak.

"Lagi mendung pah." mendengar itu, sontak papah Bastian melihat ke arah langit.

"Mendung apaan, terang begitu."

"Hati aku maksudnya yang mendung." Kata Bastian di selingi kekehan.

"Yaelah, galau dia."

Bastian dan papa nya tertawa bersamaan. Laki-laki itu menyudahi kegiatannya dan ikut duduk di samping papah nya.

"Pah."

"Hm,kenapa?"

"Papah sama mamah bisa ketemu karena apa?" Tanya Bastian.

Papah Bastian yang mendengar itu terkekeh, " papah sama mamah bisa sampe sekarang itu karena di jodohin sama Oma kamu."

"Nanti Bastian dijodohin juga apa enggak?"

"Tergantung. Kalo kamu mau, ya papah cariin."

Melihat anaknya hanya terdiam, papah Bastian melanjutkan perkataannya. "Gini loh, papah itu pernah muda. Pernah suka sama perempuan selain mamah. Tapi, pas liat mamah kamu, papah langsung jatuh hati. kalau anak jaman sekarang kan, rata-rata udah pacaran. Papah mah dulu disuruh belajar terus sama omah..."

"... Sekarang bukan jaman Siti Nurbaya lagi. Semua orang berhak hidup bersama orang yang mereka cintai."

".. kamu abis putus cinta?" tanya papah Bastian.

"Cewek yang babas suka, udah punya pacar. Tapi, ada adik kelas yang suka babas."

Babas. Panggilan masa kecil nya yang hanya boleh di ucapkan oleh orang-orang terdekatnya. Banyak yang mengira bahwa Bastian adalah sosok yang dingin. Tapi itu semua berkebalikan dengan sikap nya selagi dengan keluarga atau teman dekat.

"Pilih adik kelas yang suka sama Kaka." Celetuk papah
Bastian.

"Kenapa,pah?"

"Lebih baik dicintai dari pada mencintai. Kalau dia udah berani jatuh cinta sama Kaka, berati dia udah siap menerima semua kekurangan Kaka." Bastian terdiam mendengar nasihat papahnya.

Apa Lentera benar-benar mau menerima kekurangan nya? Walaupun itu suatu hal yang besar?

🍑🍑

"Mah." Panggil Lentera dari atas kamarnya.

"Dusun heh! Turun, ada apa?"sahut Mama Lentera dari dapur.

Mendengar itu Lentera bergegas turun mencari keberadaan sang mamah. Senyum nya mengembang melihat mamanya yang sedang sibuk memasak.

"Masak apa?"tanya Lentera.

"Udang asam man..." Belum selesai mengatakan menu yang ia masak, mama Lentera membelalakkan matanya saat melihat tingkah sang anak.

"... HEH! JANGAN COMOT-COMOT PAKE TANGAN!" Lentera yang mendengar itu hanya menyengir tanpa dosa.

"Satu doang mah..."katanya tanpa merasa bersalah.

Stuck In MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang