pasrah

9 0 0
                                    

Prang...

Bastian dengan refleks membuang piring yang ada di tangannya, dan menarik tangan Lentera.

Cit...

Nafas Lentera terengah-engah. Tubuhnya mendadak beku dan berkeringat dingin. Ia hampir saja mati.

Seorang supir truk mendekat ke arahnya, "mba, gapapa? Maaf ya tadi saya ngebut banget, lampu send juga mati."

Lentera masih belum bisa bicara, roh nya seakan-akan Pergi melayang, lutut lentera begitu lemas.

Bastian membawa Lentera untuk duduk di bangku plastik milik mang Dayat. Mang Dayat berinisiatif memberikan segelas air pada Lentera, agar lebih tenang.

"Astaga, neng Lentera. Minum neng, biar tenang dulu."

"Mas,coba di liat dulu pacar nya ada yang luka atau nggak?" Tanya supir itu.

Bastian mulai melihat tangan dan kaki Lentera. Takut-takut ada yang teluka.

Di rasa tidak ada goresan sedikitpun Bastian balik bertanya kepada Lentera. Bagaimanapun, Lentera yang baru mengalami nya.

"Len, ada yang sakit?" Tanya Bastian memastikan.

Lentera hanya menggeleng, ia masih terlalu lemas untuk menjawab.

Bastian yang tau kalau Lentera masih syok atas kejadian yang menimpah nya tadi, kembali menuntun Lentera untuk me-minum air yang tadi di berikan mang Dayat.

"Mas, mba, kalo gitu saya minta maaf ya. Mba nya gak ada yang luka kan? Saya lagi buru-buru, istri saya mau melahirkan soalnya."

Bastian yang awalnya ingin protes kembali mengurungkan niatnya, mendengar alasan sang supir.

Setelah kepergian supir truk, tersisa lah Lentera, Bastian dan mang Dayat.

Bastian merogoh saku celananya, mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya. "Ini mang. Piring nya jadi pecah karena saya. Sekalian sama bayar ketopraknya."

"Eh, nggak usah a..."

"Gapapa mang ambil aja." Mang Dayat menerima uang dari Bastian. "Makasih ya,a..."

Bastian hanya mengangguk, dan kembali ke tempat Lentera. Bastian berlutut di depan Lentera.

"Mau gw anterin pulang?"

Lentera tersadar dari lamunannya. Mata coklat itu menatap Bastian. "Nggak usah ka, gw gapapa. Rumah gw juga deket, tinggal masuk komplek jalan bentar, sampe."

Bastian berdiri dan mengangguk, lalu mengambil helm nya dan berpamitan. " Ya udah, kalo gitu gw balik dulu."

Setelah mengatakan itu, motor besar Bastian pergi dari pandangan Lentera.

"Jadi cowok gak peka banget yak!"gumam Lentera kesal.

Lentera yang merasa dirinya sudah lebih baik, memilih untuk pulang juga karena waktu sudah mulai malam.

🍑🍑

Motor hitam Bastian membelah jalanan malam kota. Tidak terlalu banyak kendaraan berlalu lalang, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul jam sepuluh malam.

Mata nya dari kejauhan mendapatkan seseorang yang ia kenal, seperti sedang kebingungan.

Bastian memberhentikan motornya dan melihat siapa orang itu.

"Salsa?"

"Lho, Ka Bas ngapain disini?"

"Gw abis balik dari rumah Alif. Lo ngapain malam-malam sendirian disini?"

Stuck In MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang