kebimbangan hati

15 0 0
                                    

     "Itu yang namanya Lentera. Udah liat kan?" Tanya Makayla sesekali menyeruput es jeruk yang ia pesan. Di samping nya, ada Alif yang setia merangkul pundak perempuan itu.

Bastian yang tadi sibuk dengan handphonenya menatap Makayla dengan alis yang dikerutkan. Memang nya ada apa dengan Lentera, dan apa urusannya dengan Bastian.

"Terus?"

"Ish! Katanya, gak tau Lentera yang mana! Ya,itu. yang tadi."kesal Makayla.

"Lentera lumayan juga ya,Kay." Ray yang mendengar suara Makayla, berjalan ke arah mereka dan ikut kedalam topik yang dibicarakan.

Makayla mengangguk setuju. Ucapan Ray memang seutuhnya benar.

"Nih,ya ka. Yang suka sama Lentera itu banyak."
Alif tak henti-henti nya tersenyum, menatap Makayla yang selalu excited menceritakan Lentera kepada Bastian.

"Ya,bagus dong. Biarin cowok yang suka sama dia aja yang berjuang."

Bisa di lihat bibir Makayla sudah tidak seperti di posisi awalnya. Berkomat-kamit mengikuti Bastian bicara. Ia tahu, pasti akan ada penolakan lagi dan lagi. "Coba dulu aja Atthala Bastian!" mungkin kalau boleh Makayla mengacak-acak muka Kaka kelasnya itu, akan ia lakukan.

Bastian berjalan ke arah Makayla. Mengacak-acak rambut perempuan itu. "Gak enak tau berjuang sendirian."

"Aaaa sayang! Si Bastian tuh!" Bantal sofa yang sedang Makayla pegang mendarat ke punggung tegap Bastian membuat Pria itu meringis kesakitan dan terdengar tawaan dari yang Alif.

Hari ini memang Xender sedang berkumpul di rumah Alif. Maka, dari itu, Makayla ikut bergabung dengan anggota Xender. Hitung-hitung mengurangi gabut dirumah.

Niat Bastian ke rumah Alif adalah untuk tidur,bukan bahas Lentera. Sedangkan anggota Xender yang lainnya tengah sibuk memasak mie.

"Kalo itu Lentera, berarti yang duduk samping gw temennya Lentera Kay. Orang nya cuek banget, gak pernah ngomong." Ray mencoba mengingat-ingat perempuan yang duduk bersebelahan dengannya di ruang ujian.

Perempuan yang entah, pendiem, cuek, atau dingin. Bukannya tidak mau membuka pembicaraan, melihat perempuan itu menutup untuk membuka interaksi dengan Ray, membuat pria itu cukup sadar diri. Ray lebih mengutamakan privasi orang lain.

"Siapa ka? Dhira?-." Saat merasa tidak akan direspon dengan Ray, Makayla kembali menyebutkan nama teman-temannya Lentera satu persatu.

"-Ah,gak mungkin. Dhira orang nya ramah. Zara? Kayanya bukan juga deh, dia anak nya gak anti sosial. Apa Grace? Ouh, atau Nara?" Kata nya melanjutkan.

"Kaya nya Nara deh. Kalo gak salah, gw pernah liat di kartu legitimasi nya." Jawab Ray.

"Ray,si Rey dimana?"tanya Alif.

"Jemput ceweknya bentar katanya."

"Sayang, masak mie aja yuk." Ajak Alif dan berjalan pergi bersama Makayla ke dapur meninggalkan Ray.

Ray berjalan masuk ke kamar Alif dan menemukan Bastian yang terlihat hanya diam menatap langit-langit dinding kamar Alif.

"Bas,gak jadi tidur?" Tanya Ray sambil mendudukan dirinya di kasur.

"Ray."

"Hm?"

"Apa gw terima aja ya, Lentera?" Tanya Bastian.

"Lu mau nerima Lentera karena kasian, atau jadiin dia pelampiasan?" Mendengar pertanyaan itu membuat Bastian menoleh ke arah pria itu.

"Nggak tau. Capek juga ngejar yang nggak pasti." Keluh nya.

Ray yang mendengar itu tertawa. "Banyak yang suka sama lu,tapi milih suka sama yang udah punya pacar."

"Udah ah,gw ngantuk. Tidur bro." Bastian memilih untuk menyudahi pembahasan mereka dan tertidur.

Ray hanya menghela nafas. "Begini banget nasib jones, di tinggal mulu."

🍑🍑

  Malam ini Lentera sedang ikut bermain dengan teman rumah gang nya. Lentera dan yang lainnya memilih duduk di warkop yang enggak terlalu jauh sama rumahnya.

Lentera duduk bersebelahan dengan Salma. Salma ini tetangganya dan Kaka kelasnya di sekolah. Lentera dari tadi setia mendengarkan curhatan Salma tentang Crush nya di sekolah.

"Len, di sekolah ada yang lu suka nggak?"

Lentera tampak berfikir. Sebenarnya ia ragu untuk mengatakan ini,tapi terlanjur ditanyakan, mau bagaimana lagi.

"Ada sih ka, kelas dua belas."

"Bastian?" Tebak Salma.

Lentera cukup terkejut dengan reaksi cepat Salma. "Ka, kok tau?"

"Nebak aja hehehe..." "Soalnya Bastian itu banyak banget yang suka. Jadi, kemungkinan aja lu suka sama dia."

"Iya sih ka."

Salma merubah posisi duduknya dan menatap mata Lentera dalam.

"Lu mau gw bantuin, Len?"

"Boleh sih ka. Tapi, kemaren temen gw udah chatt ka Rafael, katanya gw suruh dm dia."kata Lentera.

"Ya udahlah, dm aja. Kan udah di kasih lampu ijo."

"Udah, tapi belum di bales."

"Ya udah, besok coba gw bantu."

"Tapi dia belum punya cewek kan?" Tanya Lentera penasaran.

"Kemarin sih, dia baru deket sama temen kelas gw, tapi sekarang udah enggak. Jadi, seharusnya aman."

Lentera hanya mengangguk-angguk an kepalanya. Sudah banyak peluang untuk Lentera mendapatkan perasaan Bastian. 

Niat awalnya untuk menjadi Secret Admirer berubah seketika, disaat banyak orang-orang disekitar nya yang mendukung.

Tak terasa, jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Tongkrongan anak komplek Lentera bubar karena besok masih hari aktif mereka sekolah.

"Kok jadi BM ketoprak sih." gumam Lentera. Kakinya kembali melangkah berlawanan arah.

Lentera berniat untuk kedepan komplek, membeli ketoprak mang Dayat. Ketoprak langganan keluarga Lentera.

Mata Lentera berbinar saat melihat gerobak biru yang berada di depannya.

"Mang Dayat, ketoprak nya satu ya."

"Eh,neng Lentera. Siap neng! Tapi, sebentar ya, saya layanin punya si aa kasep dulu." Kata mang Dayat yang masih sambil mengulek.

Mendengar itu Lentera memalingkan pandangannya ke arah samping, begitupun dengan pria itu. Badannya seketika membeku.

"Ekhem." Lentera benar-benar gugup saat ini, maka dari itu ia berdeham.

Lentera terpaksa duduk yang jarak nya hanya beberapa meter dari bangku Bastian.

Mang Dayat membawa piring berisi ketoprak, dan memberikannya kepada Bastian.

"Mang, aku di bungkus ya."

Mang Dayat hanya mengangguk dan mulai membuatkan pesanan Lentera.

Lentera sesekali melirik ke samping, melihat wajah tampan Bastian yang sedang makan.

"Ini neng." Lentera memberikan selembar uang dua puluh ribuan, dan pergi dengan terburu-buru.

Prang...



Stuck In MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang