uncrush?

11 0 0
                                    

  
"Gw suka rambut lo Len. Lu juga suka gw kan?"

Mendengar itu Lentera terdiam. Menatap Bastian takut-takut. Sedangkan pria itu menunggu jawaban Lentera.

"Gw udah Uncrush Lo ya!" Bantah Lentera.

Bastian yang awalnya terdiam, mulai terkekeh mendengar itu. Mana mungkin seseorang bisa melupakan orang yang dia sukai begitu cepat.

"Secepet itu?kok gw gak yakin."

"Lagian kenapa dulu lo gak peka?salah sendiri." Sepertinya Lentera sedang mengeluarkan unek-uneknya selama ini kepada Bastian.

Bastian berusaha mencari topik baru, yang penting tidak membahas sikap nya kemarin-kemarin dan membuat Lentera tidak nyaman.

Lentera benar, Bastian tidak akan tau kalau tidak diberi tau Makayla.

"Len, lo yang waktu itu dance di acara tujuh belasan, ya?"

"Lo nonton?"

"Nonton. Keren banget. Lo emang suka dance?"

"Padahal gw ngerasa gak sekeren itu." Jawabnya sambil tertawa.

"Kan gw yang liat."

Makanan keduanya sudah habis, dan memilih untuk mengobrol santai sambil menikmati pemandangan orang lalu lalang.

"Senin gw jemput ya, cuman class meet doang kan?"

"Nggak usah ka Bas. Rumah gw deket dari sekolah."

"Apa Len?"

"Rumah gw deket dari sekolah."

"Bukan. Bukan itu. Tadi Lo manggil gw apa?"

"Apa? Ka Bas?"

"Panggil gw itu terus ya." Pinta Bastian sambil mengelus rambut Lentera.

"Sial. Rambut gw yang di elus, hati gw yang berantakan." Gerutu perempuan itu dalam hati.

"Kenapa?kok blush gitu?" Tanya Bastian terkekeh menggoda perempuan itu.

"Gak asik lo ka!" Jawabnya sambil menenggelamkan wajah di lipatan tangannya. Malu.

Bastian tertawa melihat respon Lentera yang kelewat lucu. Kelihatan kalau Lentera sedang salting.

"Bisa salting juga Len? hahahaha."

"Yaiyalah,gw kan juga manusia."

Suasana mendadak hening beberapa menit, sebelum Bastian kembali membuka obrolan.

"Beneran udah uncrush?"

Lentera menoleh dan mengangguk sebagai jawaban.
"Udah, ka."

"Dari kapan?"

"Beberapa hari lalu, setelah gw tau lo sukanya Salsa."
Lentera menunggu jawaban Bastian.

Bastian menggenggam tangan Lentera, menatap netra coklat perempuan nya. "Masih belum lama kan?"

"...Izinin gw buat berjuang dapetin lo ya? Kasih gw kesempatan buat nebus segala sikap gw yang kemarin Len."

Lentera hanya diam, menatap bisu ke arah Bastian. Badannya mendadak kaku. "Ka..."

"Please Len."

"Yakin lo mau berjuang? Walaupun gw nanti cuek atau bosen di tengah jalan?"

"Yakin!" Jawab Bastian mantap.

Lentera juga masih bingung pada perasaan nya sendiri. Ia bingung harus berbuat apa dan bagaimana. Bahkan rasa yang kini Lentera rasakan tidak dapat di deskripsikan.

"Udah malam, pulang yuk ka, takut ortu gw nyariin."

"Siap sayang!" Lentera menoleh tak suka dan berjalan meninggalkan Bastian yang tergesa-gesa mengejarnya.

"Geleuh." Walaupun berbicara demikian, tapi nyatanya Lentera malah tersenyum.

"Cantik banget sih pacar aku." Bisik Bastian

"Pacar mata mu. Lo baru mau berjuang."

"Iya, aku berjuang sayang."

"Gak boleh manggil sayang kalo belum nembak."

"Oh kode mau di tembak? Sekarang aja ya."

"Ka Bas, Lo sakit ya?"

Ya seperti itulah percakapan mereka sebelum akhirnya menjauh pergi dari area pameran. Area kencan pertama mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck In MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang