ALGIAN 4

573 140 200
                                    

hai hai
silakan di vote
ʕ'•ᴥ•'ʔ

HAPPY READING




Hari ini adalah hari kedua Arum bersekolah di SMA TRISATYA. Dia berjalan dengan langkah yang tenang ketika melewati koridor. Sesekali tersenyum kepada siswi yang juga tersenyum kepadanya.

Arum pikir nasibnya akan sama dengan teman pondoknya dulu yang juga pindah ke sekolah formal. Kata-kata pedas, makian dan hinaan yang dilontarkan untuknya, dia dijelek-jelekan hanya karena penampilannya yang sangat tertutup.

Namun dugaannya salah, Arum beristighfar dalam hati karena merasa dirinya telah bersu'udzon kepada orang lain. Nyatanya orang-orang disini tampak baik saja dimatanya.

Setelah melewati koridor yang panjang akhirnya Arum sampai didepan kelasnya. Memasuki kelas yang terdengar ricuh, tak lupa dengan ucapan salam yang sangat amat pelan, mungkin terdengar seperti bisikan. Dia ragu untuk bersuara lebih keras, siapa tau nanti tidak ada yang menjawab salamnya, kan malu lagi jadinya.

Saat Arum sudah duduk di bangkunya, lelaki yang tadi menyembunyikan wajah dengan lipatan tangan diatas meja sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang datang dan duduk dikursi sebelahnya. Seorang gadis- Ah! dia lupa sekarang dia sudah memiliki teman sebangku. Padahal ia sudah merasa damai duduk sendiri, karena tak ada yang mengganggunya saat tidur di jam pelajaran.

Arum menatap balik lelaki disebelahnya sembari tersenyum menyapa, tak lama kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah jam dinding dikelas.

Algian, lelaki itu hanya menampilkan mata sayunya tanpa berniat membalas senyuman Arum. Ia menatap lama mata gadis yang tadi sempat meliriknya sebentar. "Mata itu..." batinnya berbicara.

Algian mengucek matanya pelan, mengotak-ngatik otaknya, berusaha mengingat seseorang yang sepertinya juga mempunyai mata yang sama dengan gadis ini. Ada ketenangan dalam hatinya saat bertemu dengan mata itu. Mata yang indah, tapi pikirannya juga sedikit gelisah. Ketenangan dan kegelisahan yang tak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata.

Arum kembali menoleh kesamping kala ekor matanya menangkap Algian yang masih menatapnya sedari tadi.

"Zina mata." celetuk Arum.

Algian sadar dari lamunannya, ia sesegera mungkin mengangkat kepala dan langsung memutuskan kontak mata itu. Begitu juga dengan Arum, yang sudah menunduk memberi terapi pada jari jemarinya.

Tak lama dari keterdiaman mereka berdua, suasana kelas yang tadinya gaduh mendadak menjadi sunyi kala mendengar suara salam yang sangat amat lantang dari seorang guru pria paruh baya.

"ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH!!!" pekik Pak Sugisila sejadi-jadinya, guru botak yang terkenal killer di SMA TRISATYA.

Sebelum menjawab, semua murid mengangkat kedua tangan guna menutupi kedua lubang telinga mereka. Guru itu berteriak tak ngotak, bisa-bisa gendang telinga mereka retak dibuatnya.

"Wa'alaikumussalam pak.." jawab mereka semua yang terdengar malas.

Pak Sugisila melempar tatapan sengit pada seluruh manusia di kelas. "KENAPA KALIAN LETOY MENJAWAB SALAM SAYA?! TIDAK DIKASIH MAKAN KALIAN?!" tanyanya marah.

"WA'ALAIKUMUSSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH PAAAAKKKKKK!!!"

"KURANG AJAR!!! KENAPA KALIAN MENERIAKI SAYA?! SAYA INI BUKAN TEMAN KALIAN!! SAYA GURU DISINI! TOLONG HARGAI SAYA SEBAGAI GURU!!"

ALGIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang