ALGIAN 11

709 115 63
                                    

assalamu'alaikum
warahmatullahi
wabarakatuh

ahli kuburrr
silakan di vote

jika sudah di vote
silakan dibaca

jika baca dulu
baru di vote, gpp

intinya jgn lupa di vote

HAPPY READING
.
.
.
.
.

"Assalamu'alaikum, nak."

"Waalaikumussalam, bunda."

Baru selesai melaksanakan shalat isya bersama suaminya, gadis dengan mukenah coklat susu itu langsung mendapatkan panggilan video dari sang ibu. Sedangkan lelaki yang menjadi imamnya saat shalat tadi langsung ngacir ke kamar mandi untuk membuang hajat.

Arum tersenyum merekah menatap layar handponenya yang menampilkan wajah seorang wanita paruh baya, wanita yang selalu ia sayangi, hormati dan cintai.

"Siap shalat?" tanya Ayulin di seberang sana.

Arum mengangguk dengan bibir yang masih setia dengan senyuman. "Iya, bunda."

"Bareng suaminya gak nih?" tanya Ayulin menggoda putrinya.

Arum sedikit terkekeh mendengar nada bicara bundanya. "Bareng kok." balas Arum.

Kedua manusia beda generasi itu kemudian melanjutkan acara berbincangnya. Sepanjang telepon, Ayulin lah yang paling antusias untuk berbicara, ia memberitahu putrinya tentang hari pertamanya mengajar. Tak lupa ia juga berbicara sembari mengajarkan Arum tentang bagaimana cara menjadi seorang istri yang baik dan berbakti kepada suami.

Arum sama sekali tak melunturkan senyumnya, ia tetap setia mendengarkan bundanya yang berceloteh di layar handphone.

"Kamu dengerin bunda gak?"

Arum mengangguk pelan. "Denger, bunda..."

"Diinget, pahami juga. Buat suami kamu nyaman sama kamu, Arum. Jadikan dirimu tempat ia pulang. Jadikan dirimu tempat ia berbagi cerita. Jangan biarkan ada kebohongan dalam hubungan kalian. Jika satu masalah menyerang, selesaikan baik-baik tanpa diakhiri dengan perpisahan."

"Arum gak akan biarin rumah tangga Arum berhenti ditengah jalan, bunda. Sampai maut sendiri yang memisahkan, Arum akan pertahanin hubungan ini."

Dapat dilihat Ayulin mengembangkan senyumnya diseberang sana. "Nak, Algian itu gak benci perempuan. Hanya saja kepercayaan sudah hilang pada sosok itu." tuturnya.

"Ami Aisa, perempuan kedua dalam hidupnya. Kamu tau? Kadang Algian gak pernah percaya sama ucapan Ami Aisa, tapi diam-diam dia tetap nurutin ucapan Ami-nya. Dari situ Ami merasa bahwa hati Algian belum tertutup sepenuhnya untuk sosok itu. Mungkin dia juga terjebak dengan pikirannya sendiri, karena disisi lain, dia memandang semua perempuan sama seperti ibunya."

"Putri bunda pahamkan? Buktikan padanya, ubah cara pikirnya, bahwa semua perempuan itu tak selalunya memiliki sifat yang sama."

"Arum akan berusaha, do'ain Arum ya, bunda."

"Aamiin, setiap sujud bunda akan selalu do'ain hubungan kalian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALGIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang