ALGIAN 9

533 115 80
                                    

haiii temannn!!

manfaatkanlah waktu sebaik-baik
mungkin, karena waktu tidak bisa
diputar, dijilat maupun dicelupin.

voteeee duluu yaaa maniezz
!!!

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Adzan subuh mulai berkumandang, memasuki gendang telinga gadis yang dengan perlahan mulai membuka kedua matanya. Berusaha menerima cahaya lampu yang masuk ke netranya.

Gadis itu mengerjab sembari mengusap matanya pelan. Bangun dari posisi tidurnya, gadis itu duduk di pinggir kasur seraya memperbaiki kerudung dan tak lupa ia juga membaca doa bangun tidur.

Matanya melirik kearah lelaki yang masih tertidur nyenyak diatas sofa.

Arum turun dari kasur, berjalan mendekat kearah Algian. "Algian.." panggil Arum membangunkan suaminya itu.


Tak mendapat tanda-tanda akan bangunnya lelaki itu, Arum menggoyangkan pelan lengan Algian. "Algian, bangun..."

Lelaki itu langsung melenguh ketika merasakan pergerakan pelan pada tubuhnya. Dengan mata terpejam, ia mulai mengeliat diatas sofa.

Algian mengusap matanya ketika samar-samar melihat seseorang berdiri disebelahnya. Saat matanya sudah bisa melihat dengan sempurna, Algian langsung melotot, ternyata itu seorang perempuan! Makhluk yang sangat ia hindari namun kenapa yang ini malah berada dekat dengannya.

Dengan spontannya, Algian langsung berdiri diatas sofa. "LO SIAPA SIALAN?!! NGAPAIN LO ADA DISINI?! LO NGAPAIN MASUK KAMAR GUE SETAN! LO SETAN PASTI YA?! LO PASTI MASUK KESINI KARNA BANTUAN BAPAK-BAPAK BERJENGGOT ITU! NGAKU GAK LO?!!" lelaki itu berteriak tanpa sadar, nafasnya terdengar memburu, suara Algian benar-benar memenuhi seisi kamar yang tadinya tentram, adam dan damai. Dia tentu terkejut dengan kehadiran makhluk yang berdiri diatas lantai itu.

Arum memejamkan matanya erat sembari menunduk dan menutup rapat-rapat telinganya. Niatnya baik, eh malah di sambar dengan teriakan maut Algian. Ini masih subuh, kenapa lelaki yang berstatus suaminya ini malah adu mekanik dengan suara adzan diluar sana.

Arum membuka sebelah matanya untuk mengintip Algian yang masih berdiri diatas sofa, kedua telapak tangannya masih setia di sisi kiri dan kanan telinganya, takut-takut Algian kembali berkonser.

"Siapa lo?!" ketus Algian memelototi Arum. 

Kedua mata Arum terbuka dengan kedua tangan yang juga ikut turun dari telinganya.

Wajah suaminya itu kelihatan sangat seram ketika sedang marah. Dadanya naik turun menandakan bahwa nafas lelaki itu sedang tidak beraturan. Seperti baru lihat hantu saja, memang Arum seseram hantu ya?

Sebelum menjawab, gadis itu menyempatkan diri untuk bergumam bismillah.

"Algian.. aku Arum." ucapnya lembut. Berharap suaminya ini bisa mengingat bahwa dirinya ini adalah istri sahnya sejak, kemarin.

Algian mengernyitkan dahinya bingung. "Arum-arum siapa?!" tanyanya masih ketus. Dia sungguh tidak mengenal gadis ini. Algian tidak kenal, sumpah demi opet, bawa pergi saja gadis diatas lantai itu..

ALGIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang