ALGIAN 10

491 101 8
                                    

haii kalian
maaff up nya lama
kmren sibuk belajar karena
ujian kelulusan soale

jangan baca doang
votenya juga dong

terimakasii
dan

HAPPY READING




Arum menatap pantulan dirinya dicermin. Ia sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya dan juga hijab berwarna putih yang terbalut dikepalanya.

Ia kemudian berjalan kearah pintu untuk mengecek apakah lelaki yang sudah membuatnya bolak-balik itu sudah bangun dari mimpi indahnya.

Arum menghela napasnya pelan. Ternyata benar, lelaki itu masih memejamkan matanya diatas sofa. Padahal sudah hampir dua belas kali Arum keluar masuk kamar untuk membangunkan lelaki itu, tetapi lelaki itu hanya mengucapkan 'dua menit lagi'.

Apanya yang dua menit, ini saja sudah pukul 06.25. Sementara Arum sudah bangun dari pukul 05.02, dan dari jam segitu pula Arum mulai membangunkan Algian untuk shalat subuh.

Saat Arum membangunkannya untuk shalat subuh tadi, Algian memaksakan untuk membuka matanya lebar-lebar. Ia terpaksa melakukan kewajiban umat muslim itu, ia mengantuk sekali teman. Baginya melakukan shalat itu harus ada mood. Tapi Arum bilang, shalat itu harus ada niat, bukannya ada mood.

Setelah selesai shalat lelaki itu kembali melanjutkan tidurnya, tapi tidurnya kali ini tidak tenang kala gadis berkerudung itu senantiasa terus menerus membangunkan dirinya. Mimpi Algian tidak berjalan mulus karena gadis itu.

Lagi-lagi, Arum berdiri disamping sofa itu. Ia memejamkan matanya sembari mengucapkan istighfar berulang kali.

Mendengar suara yang dari tadi terus mengganggunya kembali datang, Algian membuka matanya. Ia menatap Arum dengan mata sayunya. Kali ini bukan 'Algian bangun' lagi yang diucapkan gadis itu, melainkan gadis itu seperti sedang praktek untuk mengusir setan.

"WOI!!" teriakan Algian menggelegar diruangan itu.

Arum terkesiap, ia membuka matanya seraya memegang dada yang dimana jantungnya meronta ingin melorot didalam sana.

"Algian kenapa teriakk?" tanya Arum dengan nada yang terdengar kesal.

Algian duduk dari posisi berbaringnya, ia memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa berdenyut setelah ia berteriak.

"Kepala ada jantungnya ya? Ini kenapa kayak ada yang berdetak dikepala gue? Gak pohon pisang aja ternyata yang ada jantung, kepala juga punya ternyata."

Arum yang seakan paham pun pergi untuk mengambilkan air putih. Tak butuh waktu lama, ia kemudian kembali dengan gelas yang berisi air ditangannya. Ia menyodorkan gelas itu kepada Algian. "Minum." titah Arum.

Algian menerimanya, meminum segelas air itu sampai habis. Kemudian ia meletakkan gelas itu diatas meja yang ada didepan sofa.

"Bangun tidur itu usahain baca doa dulu. Jangan langsung teriak-teriak, pusing kan jadinya." ceramah Arum.

Algian yang sedang memijat dahinya pun hanya menatap jengah Arum. Padahal kan salah gadis itu, siapa suruh beristighfar, memang dirinya ini setan?

ALGIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang