2

251 36 1
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚


Haechan memasuki rumah, kakinya baru mulai mau menaiki tangga namun suara sang papa menginterupsinya.
"Dari mana kamu?"
"Aku dari toko buku pa" sahut haechan. Taeyong yg berada disitu nampak heran, karena ini pertama kalinya dia mendengar suara haechan.

"Saya sudah bilang, ikuti peraturan di rumah ini!!!" Dengan nada tinggi papa. Mata papa melihat wajah haechan yg babak belur.
"Kamu berkelahi?". Haechan diam seribu bahasa.
"Jawab!!!" Bentak papa. Mama menghampiri papa untuk menenangkan nya.

"Tidak bisa diatur!! Kamu tadi juga kurang ajar pada Karina dan istriku kan? Jawab!!!!".
"Maaf pa...."
Plakkkkk plakkkk
Haechan mendapat tamparan dri papanya bahkan lebih keras dari mama tirinya.

"Papa sudah, haechan tdi sudah minta maaf. Biarkan dia istirahat" lerai mama. Papa kemudian mendorong tubuh haechan hingga punggungnya menghantam pegangan tangga. Haechan memejamkan matanya menahan sakit dan menundukkan pandangan nya.

"Harusnya kamu ikut wanita itu ke alam baka".
"Papa.." tegur mama.
"Memang harusnya begitu ma, dia tidak pantas hidup sama seperti ibunya". Air mata kembali menetes dari mata haechan. Taeyong, Karina dan juga Jeno melihat kejadian itu.

Papa dan mama meninggalkan haechan begitu saja. Dengan langkah perlahan haechan mulai menuju kamarnya. Sesampainya di kamar haechan duduk di kasur, dia menutup rapat-rapat mulutnya agar isakannya tidak terdengar.

Tiba tiba kamarnya terbuka, disana ada Karina dan taeyong. Perlahan Karina mendekati haechan, berlutut di depan haechan.
"Biar Noona obati lukamu" kata Karina sambil menatap wajah haechan.

"Aku baik baik saja, kalian bisa pergi" kata haechan.
"Tidak tau terimakasih" ucap taeyong ketus. Haechan berdiri dri duduknya, tiba tiba perutnya terasa sangat sakit. Dia terjatuh, dengan segera Karina menghampiri haechan.

"Chan, kamu sakit?" Tanya Karina khawatir. Haechan berusaha untuk mengatur nafas.
"Keluar dari kamar ku...."
"Biar noona_.."
"KELUAR!!!!!" teriak haechan keras. Karina terkejut lantas berdiri.

Mata Karina memerah menahan air mata, taeyong yg melihat itu seketika mulai emosi. Ia mulai melangkah dan meraih kerah baju haechan, namun tangan Karina menahannya.
"Ayo kita keluar kak" ajak Karina dengan suara bergetar.
"Awas kamu" ancam taeyong lalu bergegas pergi meninggalkan kamar haechan.

"Kenapa mama tidak bawa haechan saja ma? Disini bukan tempat haechan hiks hiks hiks". Malam ini haechan habiskan untuk menangis.

Pagi hari tiba, seperti biasa semua memulai sarapan bersama, begitu juga haechan. Mata haechan terlihat kurang tidur dan juga sembab, sangat terlihat jelas. Haechan baru saja menyuapkan dua sendok makanan namun tiba tiba dia merasa mual.

Haechan segera menutup mulutnya dengan tangan kanannya kemudian berlari menuju toilet dapur. Ia memuntahkan semua makanan yg baru ia makan. Air matanya mengalir begitu saja, ia bersandar pada tembok, tangannya gemetar hebat.
"Echan takut ma" ucapnya dalam hati.

Haechan kembali menuju meja makan. Tapi dia tidak berniat untuk melanjutkan sarapan. Jeno melirik ke arah haechan dengan tatapan sinis.
"Acting terus saja setiap hari" sindir Jeno.
"Jeno, ini masih pagi" tegur Karina.
"Lha memang fakta" ucap Jeno lagi.

"Tae, kamu tolong antar mereka sekalian ya. Kim ahjushi sedang cuti hari ini" perintah papa. Taeyong hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan.

Mereka kini dalam perjalanan untuk ke sekolah jeno dan haechan. Dalam perjalanan tiga bersaudara itu asik bersenda gurau, tpi haechan memilih memejamkan matanya, ia tidak tidur, hanya berpura pura tidur untuk mereda rasa mual dan juga sakit di perutnya.

"Noona lihat video ini, aku terlihat keren bukan" ucap Jeno sambil memamerkan videonya bermain basket.
"Hemmm ya ya, tpi jngan jadi playboy kamu. Gara gara terkenal" balas Karina.
"Ohh tentu tidak, aku kan pria sejati" sombong Jeno. Lalu mereka tertawa.

Karina berhenti tertawa, dia memandangi haechan yang menutup mata. Karina tahu bahwa haechan hanya pura pura tidur.
"Haechan, apa kamu sedang sakit?" Tanya Karina. Perlahan haechan membuka matanya, dia hanya menanggapi pertanyaan Karina dengan gelengan kepala.

Taklama mereka sampai di sekolah. Haechan dan Jeno bergegas memasuki gerbang sekolah. Jeno di sambut oleh sepupu dan teman temannya. Mereka berjalan sambil bersenda gurau.

Pada saat jam istirahat haechan memutuskan untuk duduk di bawah pohon pinggir lapangan basket. Dari situ haechan bisa melihat Jeno bermain basket bersama team nya.
"Pantas papa sangat menyayangi mu" batin haechan. Ternyata Jeno juga diam diam melihat sosok haechan di sana.

Jam pulang sekolah tiba. Tapi haechan masih duduk di taman dekat sungai Han. Ia mempersiapkan diri untuk hal buruk yg akan ia hadapi nnti. Nilai ujiannya buruk, walaupun tidak buruk sekali. Tapi pasti papa akan menghukumnya.

Perlahan haechan memasuki rumah, sepi. Namun tak lama sebuah suara menginterupsi nya, haechan mulai menarik nafasnya, dia sudah pasrah dengan apa yg akan terjadi malam ini.


P.A.I.NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang