7

280 37 8
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚
TYPO BERTEBARAN DIMNA MANA












Di mobil perjalanan ke rumah, haechan menatap jalanan di luar, hingga air mata menetes begitu saja. Taeyong melihat jelas haechan menangis, dalam hati, Taeyong bingung kenapa tiba tiba haechan menangis.

Beberapa saat kemudian mereka sampai dirumah. Taeyong keluar dari mobil tanpa membantu haechan. Haechan masuk ke rumah mewah itu dengan langkah pelan. saat akan menaiki tangga, haechan nampak memegangi dadanya terlihat menahan sakit.

Taeyong merasa bahwa haechan belum pulih, tapi anak itu memilih untuk pulang lebih cepat.

3 hari setelah kepulangan haechan kerumah. Jeno pun juga pulang kerumah, bahkan haechan sudah masuk sekolah.
"Kamu mau makan apa sayang?" Tanya mama
"Apa saja ma, masakan buatan mama selalu enak apapun itu" jawab Jeno.

Pintu rumah terbuka, mereka semua beralih menatap haechan yg baru masuk rumah. Papa mengepalkan tangannya menahan emosi ketika melihat haechan yg sudah memakai seragam sekolah.

Makan malam tiba, semua duduk di meja makan untuk makan bersama termasuk haechan. Haechan melihat betapa sayangnya papa terhadap Jeno, hatinya berteriak ingin di perlakukan sama seperti Jeno.

Hingga tanpa sengaja haechan menjatuhkan gelas hingga pecahan kacanya sedikit mengenai kaki Jeno.
"Aww shhh perih" rintih Jeno.
Mama papa dan Karina segera menghampiri Jeno. Dilihat mereka kaki Jeno tergores sedikit.

"Maaf Jen, aku tidak sengaja" ucap haechan
"Kenapa sih kamu selalu mau mencelakai Jeno hah?!" Bentak mama
"Aku tidak sengaja Tante" sahut haechan.
"Kamu harus nya hati hati chan" ucap Karina lembut.

Papa mulai marah, tiba tiba papa menarik haechan, menyeret paksa haechan ke kamar milik haechan, lalu menutup nya dengan kencang.

Karina dan mama mengobati luka pada kaki Jeno. Tak lama Taeyong datang, dia kaget melihat kaki adik bungsunya terluka.
"Knpa lagi Jen?" Tanya Taeyong khawatir.
"Tadi haechan tidak sengaja memecahkan gelas dan mengenai kaki Jeno kak" sahut Karina.

Didalam kamar, haechan sudah jatuh tersungkur.
Plak plak plak plak
Papa berkali kali menampar pipi kira haechan secara berutal hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah.

"Kamu memang pembawa sial!!! Tidak tahu di untung!!!!" Teriak papa sambil terengah engah.
"Kurang baik apa saya dan keluarga hah?!!! Tapi kamu selalu membuat masalah dan membuat anak ku celaka!!" Lanjut papa

"A..aku minta maaf pa" lirih haechan.
"Lebih baik kamu tidak pernah lahir di dunia ini haechan" ucap papa penuh penekanan.
Plakk plakk plakk plakkk
"Uhukkk uhukkk uhukkk" haechan terbatuk dengan kuat. Setelah itu papa pergi meninggalkan haechan begitu saja.

"Sa...sakit hiks hiks hiks" rintih haechan lirih setelah papanya keluar kamar. Dia bangkit duduk di meja belajar, menatap lekat cermin berada di sana, air matanya terus mengalir.

Ahjuma yg berkerja di rumah itu datang untuk mengantarkan pakaian yg sudah di laundry. Mama meminta ahjuma untuk mengantarkan ke kamar masing masing, saat sampai di kamar haechan, ahjuma meminta izin untuk masuk ke kamar haechan namun haechan tidak menjawab.

Ahjuma pun langsung masuk dan melihat haechan sedang duduk memunggunginya.
"Tuan muda, ahjuma taruh lemari sekalian ya bajunya" kata ahjuma
"Terimakasih ahjuma" jawab haechan lemah lirih.

Ahjuma memperhatikanku haechan yg berkali kali mengambil tisu di atas meja, saat tisu bekas itu jatuh ke lantai, ahjuma terkejut karena tisu itu penuh darah.

"Tuan muda haechan!!!" Teriak ahjuma sambil menghampiri haechan. Ahjuma semakin di buat terkejut karna darah terus mengalir dari pelipis haechan.

"Nyonya, tuan besar tolong!!!!" Teriak ahjuma. Semua anggota keluarga kaget mendengar teriakkan ahjuma.
"Apa lagi yg anak sialan itu perbuat" ucap papa kesal sambil melangkah menuju kamar di ikuti oleh Taeyong dan mama.

"Apalagi sekarang!!!" Bentak papa sesampainya di kamar haechan. karna tidak mendapat jawaban, dari siapapun papa menghampiri haechan menjambak rambut haechan hingga kepalanya menengadah.

Papa terkejut karna darah di pelipis haechan yg banyak, ditambah tisu yg haechan genggam basah karna darah. Taeyong segera berlari menghampiri haechan, mama terkejut di ambang pintu sambil menutup mulutnya.

"Pa...papa apakan lagi haechan pa?!!" Tanya Taeyong. Papa hanya diam tanpa bisa menjawab.
"Chan, haechan" panggil Taeyong karna haechan hanya menatap kosong ke luar jendela tepat dihadapannya dengan air mata yg terus mengalir. Papa juga sudah tidak menjambak haechan karna terkejut tadi.

Taeyong mengamati pelipis haechan yg mengeluarkan darah, hingga matanya tertuju pada sehelai benang berwarna hitam yg sedikit timbul di pelipis haechan.

Kemudian dengan hati hati dan tanpa rasa jijik dengan darah haechan, Taeyong menyingkap pelan pelan bagian samping kepala haechan dan dia terkejut, ternyata di sana ada bekas jahitan lumayan dalam terbuka.

Taeyong tiba tiba ikut menangis, dia menatap mata haechan lalu memegang pundak haechan.
"Chan, kita kerumah sakit ya. Jahitan di kepala kamu lepas dan terbuka" ucap Taeyong sambil menangis.

Mama dan papa terkejut mendengar ucapan Taeyong. Mereka tidak tahu kalau haechan punya jahitan di kepala akibat kecelakaan dengan Jeno.

"Sa....kit" ucap haechan lirih. Taeyong menggendong haechan apa bridal untuk di bawa ke rumah sakit. Taeyong mendudukkan haechan di samping nya lalu memakaikan sabuk pengaman. Tiba tiba haechan berucap dengan lirih "aku..ingin...matihh".

Seketika Taeyong menatap mata  haechan yg kosong dengan lekat, hatinya tiba tiba terasa amat sakit mendengar perkataan haechan yg singkat itu.

Taeyong dengan refleks mencium punggung tangan haechan.
"Ada kakak. Kamu masih punya kakak" balasnya lirih. Tapi entah haechan sadar atau tidak dengan apa yg Taeyong ucapkan. Kemudian dengan buru buru Taeyong membawa haechan menuju rumah sakit.

P.A.I.NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang