Perahu Layar ; 05. Tentang Jean

5 2 0
                                    

happy reading

***


Pagi yang cerah untuk memulai hari, tapi tidak dengan gadis yang masih bergelung didalam selimutnya itu, ia adalah Jean.

Dan jam sudah menunjukan pukul 6.30, sedangkan dirinya memiliki jadwal pagi hari ini

"Hoam.. jam berapa ini?" Gumamnya pelan, dengan perlahan ia meraba nakas dan mengambil jam

"Oh, 6.30.. APA?! 6.30?! SIAL GUE TELAT!" Dengan cepat Jean bangun lalu segera pergi mandi dan bersiap,

Tak sampai 15 menit Jean sudah siap, lalu pergi kebawah untuk berangkat. Dan saat melewati ruang makan, terdapat kedua orangtuanya dan adik kecilnya yang sedang sarapan

Melihat anak gadisnya terburu-buru, Alvero atau Papa Jean bertanya pada anak gadisnya. "Kamu gak sarapan, Kak?"

Jean tak memperdulikan pertanyaan Papa-nya, ia langsung memakai sepatu dan mengeluarkan mobilnya dengan cepat dari garasi

Tin Tin

Pak Kirman yang bekerja sebagai satpam dirumah itupun dengan cepat membuka gerbang untuk anak dari majikannya itu

"Makasih ya Pak, Jean berangkat" Tak lupa Jean mengucapkan terimakasih dan berpamitan, padahal kepada orangtuanya saja tidak

"Sama-sama Non, hati-hati dijalan"

Tin

***

Sekarang Jean dan kelima temannya sedang berada dikantin, tentu untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo dan apalagi Jean yang tidak sempat sarapan tadi pagi

"Guys.. hari ini jadwal kita bikin konten games, gimana?" Ucap Ghina sebagai pembuka

Alice menjentikan jarinya, "Oh iya! Bener. Mau kumpul? Di studio?"

"Rumah gue aja, studiokan mau kita renov dulu juga" usul Amanda yang diacungi jempol oleh mereka

Ghina menatap mereka, "Bisakan lo semua? Abis ini kita langsung caw"

Jean mengangkat tangannya, "Gue gak bisa bareng, gue nyusul aja ya"

Mereka mengangguk paham, "Hari ini ya dia?" Tanya Mila yang dibalas anggukan oleh Jean

"Okedeh, nanti kita beli bahan-bahan dulu. Kaya balon air, dan lain-lain. Yuks" ajak Ghina

Mereka berpisah arah terlebih dahulu, kelima temannya yang akan pergi ke rumah Amanda dan Jean yang akan pergi kesuatu tempat favoritnya

Tapi sebelum sampai, Jean mampir terlebih dahulu ketoko bunga. Sampai akhirnya ia tiba disana,

Komplek Pemakaman Edelwayn

Dengan perlahan Jean berjalan diantara makam-makam yang ada disana, dengan dua buket bunga ditangannya

Kuburan pertama, Jian Albreino. Siapa? Ia adalah Abang kembar Jean, yang meninggal 5 tahun yang lalu,

"Halo, Jian. Apa kabar? Pasti baik ya? Lo pasti udah bahagia disana, gue kangen sama lo.. maafin gue karena belum bisa penuhin keinginan lo, gue masih belum bisa untuk berdamai dengan masa lalu, lo gak mau dateng ke mimpi gue gitu? Lo gak kangen sama adik kembar perempuan lo ini hah?"

"Gue janji bakalan jaga diri, maafin gue karena belakangan jarang ngunjungin lo. Udah ah, gue mau nyamperin dia dulu, nih bunga kesukaan lo! Bunga tulip kuning, suka banget lo sama bunga itu. Dah ah, bye.."

Jean bangkit dan beralih ke dua kuburan setelah kuburan Jian,

Kuburan kedua, Alexander Dion.

"Halo, Al. Gimana kabar kamu disana? Pasti baik ya? Iyalah, kamu bisa ketemu sama bidadari yang lebih cantik yakan? I can't believe it's been two years since you left me here"

"Happy birthday my boy, it's your special day. Happy 20 years dear, sorry because I just came here again. I miss you, do you miss me too? I brought roses for you, according to your order to add one flower every time you have a birthday, now there are 20 flowers hehe. Don't forget to come to my dream okay? I'm sorry, I'm still not used to being without you. I love you forever."

"Aku pulang ya? I'll come again later, bye."

Setelah meletakan bunga diatas kuburan Alex, Jean bangun dan berjalan kearah mobilnya dan meninggalkan area pemakaman

"I miss you to babe, and I also love you my dear."

***

20.45

Jean baru saja pulang, hari ini membuatnya cukup lelah. Baru saja ia membuka pintu,

"Dari mana kamu, Kak?" Tanya Kinanti atau Sang Mama berserta Alvero, Jean tak menggubrisnya dan hanya fokus melepas sepatunya, seolah tak ada orang lain disana.

"Kak?"

Ck. Jean menghentikan langkahnya, dan membalas dengan kalimat yang membuat Kinanti terdiam cukup lama.. "Gak perlu tau aku habis dari mana, jangan peduliin aku sama seperti biasanya. I fed up."

Alvero yang mendengar itu marah. "JEAN!"

Jean beralih menatap Papa-nya, "APA?! Papa juga sama aja. Kalian seolah peduli setelah Jian pergi, sedangkan dulu kalian kemana aja?! Kalian sibuk kerja seolah-olah Aku dan Jian gak ada! Karir, karir dan karir!"

Perlahan Jean berjalan mendekati Alvero. "Kalo emang kalian lebih peduli dengan karir, seharusnya dulu kalian gak perlu pertahanin Aku dan Jian. Dan seandainya aku tau hidup aku bakalan kaya gini, aku milih buat gak lahir, Pa." Lanjut Jean dengan mata yang menyorotkan amarah dan berkaca-kaca,

"Kak.." Lirih Kinanti

Jean pergi ke kamar dan meninggalkan kedua orangtuanya yang masih terdiam disana,

Bruk.

Tak peduli dengan apa yang terjadi, Jean tetap berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya, sedangkan Kinanti terjatuh lemas.

*BERSAMBUNG*

OHAYOOO! YAAMPUN SETELAH 3 BULAN GAK UPDATE, JUJUR DARI KEMAREN SIBUX SIE YA.. CAILA SOK SIBUK, TAPI BENERAN SIBUK KOK.. TUGAS YANG GAK ADA ABISMYA, BELUM LAGI AKU ADA TUGAS UNTUK KABARET DAN NULIS CERITA ITU WKWKWKWKKWK

JUJUR MASIH JELEK BANGET WOI POLA PENULISAN CERITANYA WEKEKEKE, ENJOYY YAAAA!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perahu LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang