Pagi harinya Reva sedang rebahan di kasur, namun beberapa saat kemudian gadis itu bangkit perlahan-lahan dari tempat tidurnya lalu menuju ke ruang makan, sebelum ke ruang makan dia bertanya soal sang ibunda ke asisten rumah tangga-nya.
"Mbak Shani," panggil Reva
"Bunda kemana?" tanyanya
Asisten rumah tangga itu menjawab pertanyaan dari Reva. "Nggak tau non nggak pulang dari semalam."
Reva pun sedih sesaat sebelum turun ke tangga, namun dirinya masih bisa tegar.
Reva turun dari tangga dan melihat sang ayah sedang sarapan, lalu ia menyapa sang ayah.
"Pagi Ayah," sapanya.
"Pagi," jawab sang ayah dengan dingin.
Reva pun memberanikan diri untuk bertanya ke pada sang ayah. "Bunda nggak pulang yah?"
"Ribut lagi yah?" lanjutnya.
Ayah Reva pun tidak menjawab pertanyaan dari Reva namun dia mengalihkan topik lain. "Ayah berangkat dulu, uangmu sudah ayah taruh di atas meja kamar," ucapnya.
Reva pun cuma menatap diam dengan perasaan yang agak sedikit sakit mendengar ucapan sang ayah.
*****
Di tempat lain ada Kirana, Elena dan Miranda sedang kumpul-kumpul bersama di rumah Miranda untuk menunggu jadwal kuliah.
"Nih" ucap Miranda sambil menyerahkan teh oolong botolan ke Elena.
"Thanks," ucap Elena mengambil teh oolong tersebut.
Lalu Elena bertanya kepada Miranda. "Hidup lo enak banget sih Mir,"
Miranda cuma menjawab dengan dingin. "I guess so."
"Kok reaksinya gitu Mir?" tanya Elena
Lalu Kirana ikut berbicara seraya menatap Miranda, "Lo Bukannya dah enak, udah kaya keren lagi," ucapnya.
Miranda pun cuma tersenyum ke arah Kirana, "Tapi doi gue masih suami orang,"
Kirana pun melanjutkan pembicaraannya ke Miranda, "Apalagi, gue malah ngiri sama lo bisa hidup mewah kaya gini, semuanya tersedia. Bisa kuliah, bisa bantu nyokap-bokap lo, bisa shopping, punya karir yang cemerlang, pokoknya semua bisa deh,"
Miranda cuma menghela nafas panjang.
"Lo juga bisa kalo lo mau," ucap Elena seraya menatap ke Kirana.
"Iya sih," jawab Kirana.
"Kalau bisa jangan, hidup lo nggak bebas!" larang Miranda kepada Kirana.
Miranda pun duduk di hadapan Elena dan Kirana lalu dia berucap ke mereka. "Emang sih nyenengin, lo bisa hura-hura terus, tapi kalo cuma mau itu aja, gak gini caranya. Mau lo sama orang yang punya istri, jadi simpanan? Nggak seenak yang orang-orang kira,"
"Udah gini aja deh kalo ngomongin soal simpanan emang parah, tapi beberapa orang yang hidupnya seberuntung kaya lo sih, gak banyak kan." ucap Elena.
Siang harinya mereka bertiga menuju ke kampus menggunakan mobil Elena.
Di lorong kampus Kirana pun melihat Reva.
"Gue kesana dulu ya," pamit Kirana kepada Elena dan Miranda.
"Dah." ucap mereka berdua dengan malas saat melihat Reva.
Kirana pun menghampiri Reva, dan Reva menyapa dirinya.
"Haiii," sapa Reva.
"Haiii," balas Kirana, lalu mereka berdua melakukan cium pipi kanan cium pipi kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akibat Pergaulan Bebas : Jakarta Story
De TodoKisah kehidupan gadis remaja yang menjalani kerasnya Jakarta Elena, gadis yang menjadi seorang pekerja seks komersial karena ada masalah pribadi dengan keluarganya. Miranda, yang mempunyai seorang pacar namun pacarnya itu sudah beristri. Kirana, s...