"Cie abis berduaan sama doi, seneng tuhh"
Achel menghampiri Cala dengan wajah sumringah dan seperti penasaran 'Kok bisa berduaan tadi Cal' Yaa kurang lebih seperti itu. Cala yang sedang membereskan buku untuk pulang menghentikan sejenak kegiatannya itu, "Iya, gua juga kaget bisa kayak gitu" Seperti tidak terjadi apa apa, ekspresi wajah Cala hanya datar seperti biasanya, Achel yang melihat itu kebingungan melihat ekspresi wajahnya "Muka lo kok biasa aja si cal, gak seneng emang?"
"Seneng mah seneng chel, tapi gua gak mau berlebihan. Takutnya kalo berekspektasi lebih nanti kalo sakit, sakit banget"
"Yaa bener sih, Btw ulang tahun dia kan besok, lo mau ngasih kapan kadonya?"
"Abis pulang sekolah paling chel"
"Disekolah dong?"Seperti biasanya, Cala hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya tanpa bicara. Ia berdiri dan bersiap untuk pulang tapi ternyata Achel masih bicara padanya.
"Sekalian confess aja cal"
Cala yang mendengar itu tiba tiba berhenti melangkah, membalikan kembali badannya menghadap Achel "Nanti aja chel, gua belom siap"
•••
Malam ini menjadi malam yang cukup panjang untuk Cala, karena besok ia akan memberi Riasa kado ulang tahun dan lusa adalah hari ia tes untuk pindah sekolah. Memutar mutar pulpen dan memandangi bungkusan kado sedari tadi ia lakukan, membaca semua catatan pelajaran membuat kepalanya ingin meledak saat itu, tapi setidaknya itu harus ia lakukan demi mencapai sekolah impiannya. 'Kalo gua pindah sekolah bearti gua bakal jarang liat Riasa lagi, tapi..'
Tring
Nada notif chat dari hp Cala berbunyi dan membuatnya penasaran, siapa yang tumben tumbenan mengirim pesan sudah malam begini
'Gue denger denger lo mau tes pindah sekolah ya? semangat ya Cala!!' -Riasa
Melihat pesan itu membuat Cala yang tadinya sedang mumet menjadi senyum senyum tidak karuan, memandangi layar ponselnya tanpa berkedip dan segera membalas pesan darinya.
'Iyaa, makasih. kok lu tau?'
'Achel yang cerita'
'Ohh dari dia'
Malam yang tadinya dingin dan sepi itu berubah menjadi seperti malam yang dipenuhi bintang dengan ditemani oleh bulan, indah. Hari ini sudah seperti mimpi untuknya, jarang sekali ia di semangati seperti itu, Cala merasa menjadi orang paling bahagia pada hari ini dan rasanya ingin mengajak Riasa pergi pindah ke bulan bersama
Ia merebahkan tubuhnya pada kasur sembari membaca lagi buku catatannya itu, dan tanpa disadari Cala terlelap dalam tidurnya.
Matahari sudah sedikit naik dan menyorot ke arah wajah Cala, iya, kesiangan lagi. Ia langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mandi dan bersiap ke sekolah, hari ini tidak ada keributan dirumahnya, karena ia sedang ditinggal orang tuanya keluar kota selama seminggu. Sebelum berangkat Cala mengecek handphone untuk melihat jam, dan ternyata sudah jam 7.10. Sebenarnya sudah sangat telat untuk masuk, tapi karena ingin memberi Riasa hadiah ulang tahun, ia tetap masuk.
Perjalanan yang kurang bersahabat menjadi musuh buat Cala, ia sudah pasrah kalau nanti akan di setrap ditengah lapangan. Sampainya disekolah, Cala langsung disambut oleh guru kesiswaan"Keren kamu Cala, dateng jam setengah 8" Ucap guru kesiswaan itu dengan menyilangkan kedua tangannya.
"Maaf bu"
"Sekarang kamu berdiri dilapangan sampe jam pertama selesai, baru boleh masuk kelas"
"Iya bu" Cala pergi kelapangan tanpa menjelaskan alasannya kenapa ia telat, sudah pasti tidak ada toleransi jika guru kesiswaan yang menjaga gerbang.
Cala menjadi tontonan pada saat itu, berdiri di tengah lapangan pada jam pelajaran menarik perhatian siswa siswa lain yang sudah pasti akan menjadi bahan omongan terbaru.
•••
"Panas tadi, Cal?"
"Menurut lu aja sa, matahari lagi keliatan banget malah disuruh berdiri di lapangan"
Riasa hanya tersenyum jail mendengar keluh dari Cala, Riasa mengambil botol air mineral dari tas dan memberikannya pada Cala yang terlihat kegerahan.
"Nih minum dulu"
"Eh? gausah sa, ngerepotin"
"Lu mau minum apa kita musuhan?"
"Yaudah mau" Jawab Cala menurut.
Achel yang sedang ada di belakang kelas melihat mereka seperti orang yang sudah berteman sepuluh tahun lamanya, akrab, padahal baru beberapa minggu mereka dekat.
Cala dan Riasa menghabiskan waktu bersama sampai bel pulang berbunyi, dan Cala masih belum berani untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk Riasa. Orang orang mulai meninggalkan ruangan kelas, menyisakan Cala dan Riasa yang masih asik mengobrol."Pulang yuk? Lu harus belajar biar besok bisa tesnya"
"Yah sa, padahal gua masih pengen ngobrol sama lu"
"Lu harus belajar Calaaaaa, besok kita kan ketemu, atau bisa lewat chat"
"Iyaiya.."
Riasa bangun dari duduknya dan menggendong ransel yang berisi buku dan alat gambar itu, saat hendak berjalan tiba tiba tangannya digenggam oleh Cala
"Sebentar sa""Kenapa cal?"
Cala melepaskan genggamannya itu dan membuka tas miliknya
"Ini buat lu" Ucap Cala sambil memberikan hadiah darinya
"Ini apa cal? buat gue?"
"Iya, nanti buka dirumah ya" Cala bangun dari duduknya dan meninggalkan Riasa dengan rasa penasarannya
•••
Sesampainya di rumah, Riasa merebahkan tubuhnya pada kasur sambil memandangi kotak berbungkus coklat dari Cala. Ia membuka bungkusan itu dengan rasa penasaran yang tidak terbendung, sebuah buku novel dengan secarik kertas yang menempel pada buku itu menjawab rasa penasarannya.
'Selamat ulang tahun Riasa!! maaf kalo gua cuma bisa ngasih lu buku ini, gua juga gatau lu bakal suka sama buku ini apa ngga, tapi semoga suka yaa! have a nice day.'
Riasa membaca tulisan dari Cala sambil menahan senyuman yang sebenarnya sudah menghiasi wajahnya, Riasa kira hanya Achel yang akan mengucapi hari ulang tahunnya, ternyata ada seseorang lagi yang mengingat hari itu.
Ia mengambil handphone dan segera menelpon Cala"Makasih banget Cala"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cala (ON GOING)
RomanceMenunggu jawaban dari ketidakpastian adalah suatu hal yang menyakitkan