Selamat Membaca🤗
🌹🌹---🌹🌹
Setelah mengunjungi dan meneliti beberapa masjid bersejarah di Kuala Lumpur. Semua mahasiswa memutuskan untuk makan siang dirumah makan sederhana ditepi jalan. Makannya cukup enak dan berbagai macam masakan kampung. Nasy menjadi teringat akan masakan ibunya.Usai makan siang, semua mahasiswa menuju ke penginapan untuk beristirahat sejenak. Bapak Aris dan Bapak Agung tidak beristirahat melainkan keluar sebentar entah kemana. Nasy memasuki kamar menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Cika dan Putri menuju ke kamar mandi untuk cuci muka.
Nasy memainkan ponsel terperanjat melihat tanggal di ponsel. Ia dengan cepat mengambil koper kecil memeriksa sesuatu ternyata tidak ditemukan. Sesuatu yang dicari Nasy adalah pembalut. Saat packing dikost bagaimana ia bisa ceroboh untuk membeli benda satu itu fikirnya. Jadi ia terpaksa keluar sebentar meminta izin ke Cika dan Putri.
Supermarket berada tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap. Hanya beda tiga bangunan saja. Nasy memakai hijab dan cardigan menuju ke supermarket dengan berjalan kaki. Tiba di supermarket ia memilih pembalut dan kebutuhan lainnya yang sedikit lagi habis.
Serasa cukup membawa belanjaan ke kasir. Nasy harus mengantri karena pengunjung sangat ramai. Giliran ia menyerahkan semua belajaan ke tukang kasir.
"Berapa mbak?" tanya Nasy ke kasir.
"Semua ada 25.50 RM kak." ucap kasir bahasa Melayu Malaysia.
"Akak ni bukan orang sini ke?" tanya salah satu pengunjung.
"Ya, bukan. Saya dari Indonesia." ucap Nasy senyum manis.
"Oh, sekarang ni kamu dudok kat mana?"
Nasy agak bingung ingin menjawab apa. Akhirnya pengunjung pun mengerti meralat ucapnya.
"Maksud saya kamu tidur kat mana? ucap pengunjung itu lagi.
"Oh ya maaf. Saya menginap di Hotel sekitar sini dekat kok berjalan kaki juga bisa." ujar Nasy sambil mengambil kantong belanjaannya.
"Kalau begitu saya duluan." ujar Nasy lagi langsung pulang.
Nasy keluar dari supermarket menenteng dua kantong belanjaan. Tiba-tiba Nasy tanpa sengaja menabrak seorang pria yang berpakaian jas dan berkacamata hitam. Kantong belanjaan yang dibawa Nasy jatuh ke lantai. Pria tersebut membantu memasukkan belajaan ke kantong semula memberikan pada Nasy.
Bruk
"Maaf... Maaf. Saya tidak sengaja, Pak." ucap Nasy memungut belanjaan.
"Takpa bukan salah awak, sekali lagi saya minta maaf eh." ucap pria tersebut sambil memberikan kantong ke Nasy.
"Ya tidak apa-apa. Terima kasih."
"Ya sama-sama."
Pria itu langsung masuk ke supermarket. Nasy sekilas melihat wajah pria tersebut terlihat sangat tampan, perawakan dewasa, sedikit ada brewok di dagu, dan memiliki lesung pipi. Pria yang bertabrakan dengan Nasy tersebut bernama Mohd Aiman Abdullah bin Yaman Abdullah.
Ia berprofesi sebagai dosen atau pesyarah di salah satu Universitas Negeri Kuala Lumpur. Mengajar mata kuliah Sejarah. Mohd Aiman Abdullah pria berusia 38 tahun seorang duda anak dua. Anak Mohd Aiman keduanya berjenis kelamin perempuan.
Anak pertama bernama Syaifa Aiman Abdullah dan yang kedua bernama Syifa Aiman Abdullah. Mereka berdua berusia 6 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Tadika atau masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Istri dari Mohd Aiman Abdullah sudah lama lama meninggal dunia karena menderita penyakit kanker rahim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semaian Dua Arah Cinta
RomanceSemaian Dua Arah Cinta Mengisahkan seorang gadis cantik berhijab dari Negara Indonesia bernama Nazla Asyifa. Ia melakukan studi tour di Negeri Malaysia, Kuala Lumpur mengenai arkeologi di Islamic Arts Museum Malaysia dan beberapa museum lainnya. D...