Selamat membaca 🤗
🌹🌹---🌹🌹
Nasy mendapat firasat yang akan terjadi sesuatu, entah itu apa. Ataukah hanya sekedar perasaannya saja yang terlalu letih sehabis dari bekerja. Melihat ponselnya Nasy menjadi terkejut sebuah pesan masuk berupa kabar yang memang kurang baik dan mengenakkan.Kabar yang datang dari Aiman yang mengatakan Syifa dan Syaifa jatuh sakit demam panas dengan suhu tinggi. Sehingga mereka harus di rawat di rumah sakit beberapa hari. Selain itu, dalam keadaan Syifa dan Syaifa seperti itu selalu mengigau menyebut nama Nasy saja.
Bahkan sempat menolak untuk dibawa ke rumah sakit. Cuma karena hanya ingin berbicara dan bertemu dengan Nasy. Nasy yang membaca pesan dari Aiman terasa campur aduk. Antara terharu, sedih, dan kasian. Ia juga bingung harus bagaimana jadi memutuskan menghubungi Aiman kembali.
Tidak ada respon sama sekali dari Aiman. Sudah beberapa kali menelepon pun masih saja sama. Ia juga mencoba menghubungi nomor telepon rumah juga tetap sama tidak diangkat. Terakhir mengirim pesan ke Aiman untuk menghubungi di jam pagi hari. Saat ini Nasy benar-benar sangat merindukan Syifa dan Syaifa.
Melihat keadaan Syifa dan Syaifa yang katanya kurang membaik. Ia merasakan bersalah karena disebabkan dirinyalah mereka sampai jatuh sakit. Apa yang sebelumnya Mak Imah ceritakan waktu dahulu kini kembali terulang. Bagaimana pun Nasy besok pagi harus terus menghubungi Aiman.
🌹🌹---🌹🌹
Pagi hari tepat pukul tujuh, seorang perawat membawakan bubur untuk sarapan pasien. Aiman yang masih tertidur jadi terkejut. Beranjak bangun dari sofa menghampiri ranjang Syifa dan Syaifa. Perawat itu keluar setelah menaruh sarapan. Aiman mengusap dan mencium kedua putrinya. Suhu badan mereka agak lumayan sudah turun.Karenakan Syifa dan Syaifa masih tertidur lelap. Aiman ke kamar mandi untuk mencuci muka. Selesai ia meraba celana mencari ponselnya. Mencari sana sini tempat dimana ia tidur. Ternyata ponselnya berada diatas nakas diantara ranjang Syifa dan Syaifa. Menjangkau ponsel dan membukanya.
Terdapat beberapa panggilan tidak terjawab dan satu pesan dari Nasy. Ia pun membuka pesan dari Nasy serta membacanya. Kemudian ia menghubungi kembali Nasy. Panggilan pertama tidak diangkat oleh Nasy. Aiman mencoba kembali menghubungi dan Alhamdulillah panggilan kedua diangkat oleh Nasy.
"Assalamualaikum." ucap Aiman.
"Wa'alaikumussalam, Cik Aiman. Bagaimana keadaan Syifa dan Syaifa sekarang?" tanya Nasy khawatir.
"Kenapa awak baru angkat phone sekarang?" tanya Aiman.
"Maaf Cik Aiman. Saya sedang sibuk bekerja jadi tidak boleh buka ponsel." jawab Nasy berbohong.
"Habis tu sekarang ni, awak tak sibuk pulak?" tanya Aiman kesal.
"Maaf, Cik. Sekarang saya hendak berangkat ke kampus. Tapi saat ini saya ingin sekali bertemu mereka. Izinkan saya bertemu mereka?" pinta Nasy.
"Dorang tengah tidur, untuk keadaannya Alhamdulillah sudah membaik. Panasnya pun dah mula turun." jelas Aiman.
"Syukur Alhamdulillah." ucap Nasy lega.
Ketika Nasy belum selesai ingin bertanya tetapi sudah dipotong sama Aiman.
"Hm...Cik. Apa benar kalau mereka mengigau..." tanya Nasy terpotong.
"Iya...dorang semalam memang mengigau pun. Dorang terus sebut nama awak sampai-sampai taknak bawa hospital sebelum jumpa awak." jelas Aiman.
Panggilan antara Aiman dan Nasy cukup terdengar karena mode loudspeaker. Syifa menggeliat dan terbangun mendengar suara yang ia kenal. Ia membuka matanya ternyata benar Aiman sedang berbicara dengan Nasy. Syifa pun memanggil nama Nasy. Membuat Aiman menoleh ke arah ranjang.
"Akak Nasy."
"Sayang dah bangun?" tanya Aiman menoleh ke ranjang Syifa.
"Papa...papa cakap dengan akak Nasy ke?" tanya Syifa.
"Ya, sayang. Papa cakap dengan akak Nasy."
"Syifa nak cakap jugak kat akak Nasy."
Aiman menghampiri mendekati Syifa memberikan ponselnya.
"Akak Nasy...." sapa Syifa sambil menangis.
"Hai...Syifa. Eh kenapa menangis?"
"Akak Nasy kenapa tak angkat call kitorang? Akak tahu tak kitorang rindu sangat-sangat kat akak. Tak terkira berapa banyak kali dah kitorang cuba call akak. Akak tak sayang kitorang lagi ke?" tanya Syifa.
"Maafkan ajak ya Syifa, bukannya akak tidak sayang dengan kalian. Akak sekarang sudah mulai bekerja untuk akak dan keluarga akak. Jadi tidak sempat memberikan kalian kabar. Sekali maafkan akak ya Syifa." jelas Nasy.
"Kalau cam tu akak datang balik lah kat Malaysia. Tinggal kat tempat kitorang, akak tak perlu kerja lagi."
"Tidak bisa, Syifa. Keluarga akak bagaimana? Akak juga harus sekolah juga sama seperti kalian."
"Bawa lah sekali tinggal kat tempat kitorang. Pasal sekolah tu pindah je lah."
"Hehe...tetap saja tidak bisa, Syifa. Oh ya Syaifa kemana?" tanya Nasy mengalihkan pembicaraan.
"Hm...Syaifa masih tertidur agaknya."
"Oh biarkan saja dia tidur. Oh ya bagaimana keadaan Syifa sekarang?"
"Hm... Cam mana eh nak cakap. Yang Syifa rasa ada sejuk, berpeluh, dan ada sikit pitam. Eh tapi tak banyak, sikit je."
"Syifa harus jaga kesehatan dan selalu makan obat biar sembuh. Jangan seperti ini lagi ya, Syifa tau tidak akak begitu khawatir sama kalian. Akak tidak mau kalian jatuh sakit seperti ini."
"Ya, sorry akak."
Tidak lama Syaifa pun terbangun terdengar suara Nasy di telepon. Ia langsung berteriak memanggil nama Nasy.
"Akak Nasy...." teriak Syaifa.
"Eh... Sepertinya Syaifa sudah bangun tuh." ujar Nasy.
Syifa turun dari ranjang dibantu Aiman membawanya ke ranjang Syaifa. Dengan tangan masih terinfus mereka kemudian duduk di satu ranjang sedang menelpon Nasy.
"Hai, Syaifa."
"Huaa....akak Nasy. Kitorang rindu akak Nasy." ucap Syaifa sambil menangis.
"Maafkan akak ya Syaifa. Akak sibuk sekali sampai tidak sempat menghubungi kalian. Bagaimana kalian bisa sakit seperti ini?" tanya Nasy.
"Sebab kitorang rindu akak sangat. Sampai kitorang fikir akak tak sayangkan kitorang lagi."
"Eh...kenapa bicara seperti itu? Akak sayang sama kalian berdua. Cuma akak saat ini sedang sibuk bekerja. Pagi ini pun akak harus pergi ke sekolah. Tapi demi kalian, akak hari izin tidak masuk sekolah." jelas Nasy.
"Betul ke?"
" Iya benar."
"Kalau cam tu kita borak lama-lama lah ye."
"Iya. Kita habiskan mengobrol saja."
"Yeeee....." sorak Syifa dan Syaifa kegirangan.
Mereka bertiga pun mengobrol bersama. meluahkan rasa rindunya ke Nasy. Aiman yang melihat hanya tersenyum. Melihat kondisi Syifa dan Syaifa sudah mulai membaik. Lamunan Aiman terhenti ketika Mak Imah sampai dengan membawa bekal pakaian untuk Aiman, Syifa, dan Syaifa.
"Tuan...dorang cakap dengan sapa?" tanya Mak Imah.
"Dengan Nasy."
"Nasy?"
"Ya, Nasy. Semalam saya ada bagi tahu tentang dorang sakit tak habis-habis sebut nama Nasy. Sebab tu lah Nasy call balik."
"Alhamdulillah, akhirnya Nasy dapat call. Mak senang mudahan cam ni Syifa dan Syaifa dapat cepat sihat."
"Ya, Aamiin."
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Semaian Dua Arah Cinta
RomanceSemaian Dua Arah Cinta Mengisahkan seorang gadis cantik berhijab dari Negara Indonesia bernama Nazla Asyifa. Ia melakukan studi tour di Negeri Malaysia, Kuala Lumpur mengenai arkeologi di Islamic Arts Museum Malaysia dan beberapa museum lainnya. D...