PKI, Kau baik-baik saja?!

172 16 1
                                    

"Kak, Bangun, Kak.." Indo terisak melihat tubuh kakaknya itu terbaring lemas di lantai dapur, tak berdaya.

"Indo, Aku membawakanmu makanan untuk komodomu di rum- Apa yang terjadi disini, Indo?!" Aussie masuk ke ruangan dapur dan melihat Indo sedang memeluk tubuh kakaknya yang terbaring di lantai itu.

"Aku tidak tahu, waktu aku bangun tidur hendak ke kamar kecil, aku melihat kak PKI terbaring di lantai seperti ini." Tangisan Indo menjadi-jadi, seandainya ada bendungan di matanya itu. Niscaya, akan jebol karena tak dapat menahan air matanya yang banyak itu.

"Yasudah, kita pindahkan dulu ke tempat tidur. Aku akan mengurusnya dan kamu bisa mandi terlebih dahulu, hari ini hari terakhir kalian disini dan nanti sore kalian akan kembali ke kota lagi." Aussie menasehati Indo, bukannya tak peduli tapi mau bagaimana lagi. Aussie benar, hari ini ia harus pulang ke kota karena akan melanjutkan pendidikannya disana..

Skip >>>

Singkat cerita, Indo pun sudah menyelesaikan bersih-bersih badannya. Begitu juga dengan Timor, mereka berdua pun segera menghabiskan sarapannya kemudian lekas mendatangi PKI yang masih belum sadar beberapa jam sebelumnya.

"Ugh, K-kenapa?" PKI membuka matanya, ia sudah sadar. Itu kabar baik, kelihatannya Indo dan Timor sangat senang melihat saudaranya yang satu ini sudah sadar dari tidur panjangnya.

"Kak PKI!!" Pekik Timor yang langsung memeluk tubuh PKI erat.

"E-Eh?! Kalian kenapa menangis?" Tanya PKI, ia melihat kedua saudaranya dengan mata sembap sehabis menangis.

"Tadi kami kira kakak kenapa-napa, Kami khawatir kalau sampai kakak ada apa-apa." Jawab Timor. Wajar saja Timor bicara seperti itu, selisih umur Timor dan PKI sangat jauh.

"Kak, Indo mau keluar dulu ya.." Izin Indo, ia hendak keluar karena ingin menyembunyikan kesedihannya.

"Indo sedih karena.."

Flashback >>>

Malam itu ketika PKI terbangun untuk mengambil Air minum, Indo juga ikut terbangun tetapi hanya sekedar membuka mata saja. Ia tidak bergerak sama sekali selayaknya orang yang sedang tidur pulas, mendengar PKI berbicara sendiri di dapur Indo segera mendatanginya. Tanpa diduga, ternyata PKI sedang berbicara dengan arwah ayah dan ibunya Indo. Oleh sebab itu, Indo merasa sedih mengingat kejadian tadi malam. Belum lagi, ternyata ia menguping pembicaraan mereka tadi malam.

Flashback end >>>

"Kenapa ayahanda tidak pernah memberitahuku soal itu selama ini.. Bahkan sampai akhir hayatnya ia bahkan tidak membahasnya sebagai warisan.." Gumam Indo di ruang tengah, ia kelihatan hancur dan frustasi mengingat perkataan kedua orangtuanya tadi malam.

"Hei, Sudahlah.." Seseorang menepuk pundak Indo, ternyata itu adalah PKI. Indo tak sadar kalau kakaknya sudah bangun dan beranjak dari kasurnya.

"E-Eh?! Bukannya kakak harus isti-" Kalimat Indo dipotong oleh kakaknya.

"Aku tahu, tadi malam kau menguping pembicaraanku dengan ibu dan ayahmu, kan?" PKI menebak dengan benar. Indo hanya bisa mengangguk untuk mengakuinya.

"Indo, Adikku. Dengar ya, kakak tidak akan lama lagi akan meninggalkan dunia ini. Kau harus kuat dengan apa yang sudah kakak berikan kepadamu. Coba lihat mata ini, kelihatan indah padamu. Jangan terlalu memikirkan nasib kakak, berpikirlah dengan nasibmu sendiri juga. Kita boleh peduli dengan orang sekitar, tapi kita juga harus peduli dengan keadaan diri kita masing-masing." Jelas PKI dengan bijak sambil mengelus mata Indo hasil dari donor pemberiannya itu.

"Baiklah.." Jawab Indo singkat, ia tidak mengerti kenapa kakaknya selalu mengulangi perkataan seperti itu setiap kali ia merasa khawatir dengan kakaknya.

The Dark Of Indonesia AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang