Sehun yang sibuk mengetik di keyboard laptopnya sedikit tersentak saat seseorang tiba-tiba menyelonong masuk begitu saja.
"Hai bro!"
Sehun hanya menatap sekilas lalu kembali pada layar laptopnya. Seolah sudah terbiasa dengan kelakuan orang tersebut.
"Huft, sibuk terus." Cibir orang tersebut.
"Sudah pulang sekolah?"
"Sudah dong. Apa kakak tidak lelah bekerja terus?"
Sehun menghentikan kegiatannya lalu menatap orang itu dengan tatapan datar.
"Aku seorang pemimpin perusahaan disini jadi wajar kalau aku harus mengecek ini dan itu agar tidak ada yang teledor. Dan kau? apa yang kau lakukan disini?"
"Tentu saja menjenguk kakakku."
"Pasti ada maunya."
"Hehehehe."
"Berapa?" Sehun langsung to the point. Karena setiap adiknya datang grasak-grusuk pasti mau minta uang.
"50 juta."
"Jisung!"
"Ayolah kak. Aku mau beli motor baru!"
"Motormu masih bagus!"
"Ck. Motorku sudah ku kasih orang!"
Sehun menatap Jisung tajam.
"Kalah taruhan?"
"Ya, semacam itu?"
"Kenapa tidak pakai tabunganmu untuk membeli motor baru?"
"Ibu akan membunuhku kak! Tabunganku dibawah kendalinya."
"Kalau begitu kakak kasih 10 juta. Sisanya minta sama ibu."
"Kak~!" Rengek sang adik.
"Iya atau tidak tidak sama sekali?"
"Ck. Lebih baik tidak usah kasih saja."
"Itu lebih bagus." Sehun tersenyum miring. Sedangkan sang adik mendelik tak suka.
"Ok. Berikan sepuluh juta sekarang!"
Sehun menulis cek uang sepuluh juta lalu memberikannya pada sang adik.
Jisung pamit. Namun sebelum mencapai pintu, Jisung berhenti sejenak.
"Aku melihat hubungan kakak bersama istri kakak sangat romantis akhir-akhir ini."
"Itu harus. Memangnya kenapa?"
"Kemarin kakak makan siang dengannya?"
"Tidak! Aku makan siang dirumah."
"Oh."
"Kenapa?"
"Berarti bukan kakak ya?"
"Bicara apa kau Jisung? Jangan bertele-tele!"
Jisung tersenyum penuh lalu menatap sang kakak. "Tidak ada. Sekali-kali ajak kakak iparku makan siang di restoran agar romantisnya lebih di upgrade lagi."
"Urusan rumah tanggaku bukan urusanmu bodoh! Pulang sana!"
"Siap."
Jisung segera keluar dan Sehun kini kembali pada layar laptopnya.
Namun pesan masuk membuat Sehun menghentikan sejenak pekerjaannya.
Tuan, makan siangnya sudah saya buat. Mau diantar sekarang?
Itu pesan dari Lisa. Pembantu rumah tangga dirumahnya. Rasanya rumahnya tidak sepi lagi tatkala dengan kehadiran gadis itu. Walaupun kemarin sedikit merepotkan karena mungkin hari pertama dia kerja. Sekarang sudah lihat dan Sehun tidak perlu menjelaskan dua kali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Majikan
Fanfictionsetelah beberapa hari mencari pekerjaan, akhirnya Lisa mendapatkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Lega rasanya mendapatkan pekerjaan itu. setidaknya kehidupan keluarganya tercukupi. setelah kematian sang ayah, ibunya dan Lisa bekerja mati-matia...