Hari Minggu ini biasanya bosnya libur. Dan Lisa juga sibuk membereskan sana sini. Mencuci pakaian bosnya, membersihkan rumah dan mulai masak. Pekerjaannya sama seperti apa yang dia lakukan dirumahnya sendiri. Jadi hal seperti ini tidak susah untuk dilakukan oleh Lisa.
Suara panggilan terdengar dari belakang rumah. Kebetulan belakang rumah besar Sehun ada kolam renang.
Lisa segera menghampiri sang tuan yang sedang sibuk kesana-kemari dalam keadaan renang.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?"
"Tolong buatkan saya jus jeruk."
"Baik tuan."
Lisa segera berlalu dan melakukan apa yang diperintahkan sang tuan. Lalu kembali lagi untuk mengantarkan jus jeruk milik Sehun.
"Tuan ini jus jeruknya."
Sehun segera meraih jus yang ada diatas nampan. Lalu segera meminumnya.
Sedangkan Lisa hanya berdiri sembari menatap dada bidang Sehun yang terlihat sangat bagus. Bagian kotak-kotaknya tercetak jelas. Lisa yakin, pasti bagian kotak-kotak itu kalau dipukul pasti bunyinya tuk tuk tuk seperti papan cuci pakaian.
"Ada apa?"
"Eh?" Lisa terkesiap kaget.
Lisa menahan malu karena ketahuan menatap dada tuannya.
"T-tidak ada tuan. Saya permisi tuan."
Lisa segera berlalu. Karena salah tingkah dan masih malu, Lisa tidak sadar jika dia berjalan dipinggir kolam hingga air hasil cipratan renang Sehun tadi membuat Lisa jatuh karena licin.
Lisa yang tidak bisa berenang dan ketakutan dengan kedalaman air cuma bisa menggerakkan tangannya keatas. Kakinya terasa berat dan Lisa sesak napas.
"T-tolongh." Lirihnya.
Sehun yang pikir Lisa bisa berenang pun tampak santai memperhatikan Lisa yang bermain air.
Namun kerutan keningnya muncul saat melihat gerakan tangan itu melemah. Hingga Sehun tersadar atas apa yang terjadi pada Lisa.
"Oh, shit!" Sehun segera menghampiri Lisa dan mengangkat tubuh Lisa.
Sehun segera membaringkan Lisa yang pingsan dan mengecek nadi gadis itu.
Sehun segera melakukan pertolongan pertama dan tidak butuh waktu satu menit, air yang menumpuk keluar dari mulut Lisa. Lisa terbatuk-batuk dan Sehun dengan tenang mengusap punggung Lisa.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Sehun setelah Lisa meredakan batuknya.
"Iya tuan." Lisa melihat tubuhnya yang basah.
"Maaf sudah merepotkan tuan. Tadi itu, licin dan saya tidak hati-hati jadinya saya jatuh."
Lisa bingung kenapa tuannya tidak menjawab. Namun tidak mendengar jawaban Sehun membuat Lisa mengangkat pandangan dan sedikit terkejut saat tuannya malah fokus ke dadanya.
Lisa melihat dadanya yang transparan. Lisa melotot dan langsung menutup dadanya dengan kedua tangannya dengan cepat.
Wajar saja jika tuannya salah fokus. Soalnya Lisa memakai baju putih dan buah dada yang terbungkus bra warna coklat langsung terlihat begitu saja karena tembus pandang.
"Anu.. tuan. Saya ganti baju dulu."
Lisa segera berdiri tanpa menunggu balasan dari sang tuan. Sedangkan Sehun sendiri tampak linglung dan terheran-heran dengan bentuk payudara Lisa. Terlihat kecil dan menggemaskan. Eh, menggemaskan? Sejak kapan Sehun memikirkan tubuh orang lain? Selama ini Sehun hanya fokus pada Hana. Selalu mengutamakan Hana, jadi wajar jika Sehun terkejut melihat barang milik orang lain. Apalagi itu Lisa. Pembantunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Majikan
Fanficsetelah beberapa hari mencari pekerjaan, akhirnya Lisa mendapatkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Lega rasanya mendapatkan pekerjaan itu. setidaknya kehidupan keluarganya tercukupi. setelah kematian sang ayah, ibunya dan Lisa bekerja mati-matia...