tiga

492 60 4
                                    

Sehun baru saja tiba dirumah. Tidak ada mobil Hana membuatnya mengerutkan kening.

"Dimana mobil Hana? Apa dia tidak jadi pulang?"

Sehun pun menggeleng pelan dan memilih masuk.

Sehun sedikit kaget melihat Hana yang tengah bekerja diruang tengah.

"Dimana mobilmu?"

"Hei sayang. Kau sudah pulang?"

"Hmm. Dimana mobilmu Hana?"

Bibir Hana mengerucut sebal karena Sehun lebih memilih menanyakan nama daripada dirinya.

"Aku baru pulang loh, tapi kau lebih memilih menanyakan mobil?"

"Maaf." Sehun mendekat, kemudian meletakkan jas kantor dan tasnya. Lalu mencium kening Hana.

"Tentu saja aku rindu. Sangat rindu malah. Aku hanya penasaran dimana mobilmu."

"Ada di bengkel."

"Lalu kau kesini naik apa?"

"Bersama bosku."

Kening Sehun mengkerut.

"Bosmu?"

"Ya. Dia sangat baik, rela mengantarku sampai rumah."

"Baik sekali bosmu."

"Tentu."

Hana mengusap kening Sehun yang mengerut.

"Berhenti bertanya, aku menginginkanmu." Hana menggigit bibirnya sensual.

Sehun yang digoda seperti itu pun segera melahap bibir merah itu.

Prankk!!

Keduanya terkejut melihat Lisa yang membelakangi mereka.

"Maaf tuan. Maaf nyonya. Saya tidak sengaja. Saya kesini untuk mengantarkan teh milik nyonya tapi tidak sengaja......"

"Tidak apa-apa. Maafkan kami. Kami yang salah. Kami lupa kalau dirumah ini bukan hanya kami berdua." Hana menjelaskan

"Saya kebelakang dulu nyonya."

"Jangan lupa bereskan pecahan kaca itu."

"Iya nyonya."

Setelah kepergian Lisa, Hana pun menarik Sehun.

"Ayo kita lakukan dikamar."

Sehun hanya tersenyum tipis namun kepalanya sempat menoleh kearah Lisa menghilang dari dapur.

****

Lisa menekan dadanya yang berdebar kencang. Ini adalah pertama kalinya Lisa melihat hal tidak senonoh seperti itu secara langsung.

Lisa menatap tangannya yang bergetar hebat.

"Bodoh! Kenapa kau yang gemetar?" Lisa memaki dirinya sendiri.

Lisa membereskan pecahan kaca yang dibuat olehnya tadi. Hingga tanpa sengaja tangan terkena beling kaca tersebut.

"Sial!" Maki Lisa.

Lisa segera membereskan kekacauan tersebut. Kemudian mengambil kain untuk membersihkan lantai yang basah.

Setelah pekerjaan benar-benar selesai, Lisa mencari dimana letak kotak obat untuk mengobati tangannya tangannya yang terluka.

"Aduh tidak kotak obat. Bagaimana ini?"

Lisa menyiram tangannya yang berdarah dengan air mengalir. Berharap darahnya segera berhenti. Walaupun sebelumnya Lisa sudah memposisikan tangannya yang terluka tadi agar darah berhenti. Faktanya tangan itu masih terus mengalir darah segar.

Cinta Sang MajikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang