Lisa yang tengah menyiapkan sarapan, sekejap menoleh kearah grasak-grusuk sang nyonya rumah.
"Nyonya mau berangkat sekarang?"
"Iya Lisa. Tolong bantu saya." Lisa pun sigap membantu sang nyonya.
Lisa membawa barang-barang yang ada di tas sang nyonya. Dan Hana sendiri tengah sibuk dengan ponselnya. Sepertinya tengah menelpon seseorang.
"Aku mau keluar rumah kok!"
"Kau ini sungguh tidak sabaran!"
Kira-kira itulah yang masuk ditelinga Lisa.
"Nyonya belum sarapan."
"Nanti di kantor saja." Jawab Hana sembari mematikan panggilan.
"Kalau begitu nyonya tunggu sebentar."
Lisa segera masuk menuju dapur. Lalu memasukkan nasi goreng kedalam kotak makan. Tak lupa ada paper bag agar Hana tak kerepotan saat membawanya nanti.
"Apa ini?"
"Nasi goreng nyonya. Karena nyonya tidak sarapan jadi lebih baik bawa ini saja biar nyonya makan di kantor."
Hana tersenyum, "terima kasih Lisa."
"Sama-sama nyonya. Hati-hati!"
Setelah kepergian sang nyonya, Lisa pun masuk kedalam rumah.
Lisa melihat baru jam enam lewat berarti satu setengah jam lagi tuan besarnya akan berangkat kerja. Jadi Lisa memanfaatkan waktu untuk mengerjakan yang lain.
Waktu berlalu dan Lisa baru sadar jika waktu sudah menunjukkan pukul 8:00 yang berarti bosnya telat setengah jam yang lalu untuk kekantor.
Jadi Lisa berinisiatif untuk membangunkan Sehun sendiri.
Lisa tiba didepan pintu kamar Sehun dan mengetuk pelan sembari memanggil.
"Tuan?"
Ketukan yang ketiga kali pun tak ada jawaban dari dalam.
Lisa ingin mengabaikan, karena urusan bos bukan urusannya. Tapi bagaimana pun juga, Sehun adalah bos di kantornya dan bos tidak boleh menunjukkan sikap tidak disiplin pada bawahannya.
Saat tangannya meraih pintu untuk dibuka, Lisa malah mengurungkannya dan melepaskan pegangan handle pintu itu.
Tidak sopan!
Itu yang ada dipikiran Lisa. Lisa bukan siapa-siapa Sehun. Hanya asisten rumah tangga.
Lisa mengingatkan dirinya untuk menjaga batasan terhadap bos. Lagipula Sehun tidak memintanya untuk membangunkannya.
Tapi kalau tidak dibangunkan dan Sehun memarahinya bagaimana?
Akhirnya dengan keputusan terakhirnya, Lisa memilih untuk membangunkan Sehun. Ingat, ini untuk terakhir kalinya. Jika Sehun memarahinya maka Lisa tidak akan melakukan hal yang tidak disuruh lagi. Takut dipecat.
Lisa mengusap dadanya untuk menghilangkan degup jantungnya yang berdebar kencang. Lalu menghembuskan napas pelan dan membuka pintu.
"Selamat pagi tuan!"
Lisa melihat Sehun yang masih tertidur dengan nyenyak. Lisa mendekati Sehun dan mengguncang sedikit badannya agar laki-laki itu sadar dan terbangun.
"Tuan, sudah pagi."
Sehun tampak melenguh pelan.
"Tuan, ini sudah jam delapan lewat!" Lisa sengaja meninggikan suaranya agar Sehun tersadar.
Mendengar teriakkan itu, Sehun langsung membuka mata.
"Lisa?"
Lisa sudah siap menerima makian dari sang tuan karena telah mengganggu waktu tidurnya sang tuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Majikan
Fanfictionsetelah beberapa hari mencari pekerjaan, akhirnya Lisa mendapatkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Lega rasanya mendapatkan pekerjaan itu. setidaknya kehidupan keluarganya tercukupi. setelah kematian sang ayah, ibunya dan Lisa bekerja mati-matia...