CHAPTER 2 : BENANG MERAH (PART 1)

2K 196 11
                                    

2023 Distrik Salvoire, Mittelbergheim, Prancis.

POV : TINN

"Tanteeeee....." phuwin langsung berteriak ketika melihat mama Tinn, sesampainya mereka di rumah kediaman keluarga besar 'Martin Givenchy' keluarga tinn, Ayah tinn berasal dari salvoire, daerah pedesaan di Mittelbergheim Prancis, Mereka memiliki 1 mension besar dan luas, beserta beberapa petak kebun anggur, peninggalan nenek kakek Tinn. phuwin sama seperti Tinn, ibunya adalah orang thailand yang menikah dengan orang perancis, ayahnya phuwin adalah adik dari ayah Tinn, phuwin lahir dan tumbuh di perancis bersama neneknya dimansion hingga tahun lalu neneknya meninggal.

Ayah Tinn hanya memiliki satu saudara kandung, yaitu ayah phuwin, yang sekarang menetap di switzerland, Ayah phuwin memiliki peternakan sapi perah dan pabrik susu kemasan di Switz, sedangkan phuwin memilih tinggal dimansion peninggalan neneknya, dan bersekolah di Mittelbergheim, phuwin seusia Tinn, bahkan mereka lahir dihari yang sama dan tahun yang sama, hanya selisih beberapa jam, inilah mengapa mereka dijuluki sikembar, selain karena wajahnya yang mirip, mereka selalu merayakan ulang tahun bersama setiap tahun di Mittelbergheim.

Mension ini menjadi tempat berkumpul keluarga, sampai nenek meninggal, mereka memperkerjakan beberapa orang untuk mengurus mension dan perkebunan anggur, dan juga agar phuwin tidak tinggal sendirian. phuwin memiliki kakak perempuan bernama janhae yang sedang kuliah dikota paris, janhae biasanya pulang ke Mittelbergheim sebulan sekali, dan setiap liburan panjang, menemani phuwin.

"Tante... apa tante yakin, hyno-terapist kemarin terpercaya, apa tante yakin metode-nya benar hanya untuk melihat masa lalu? jujur saja tan, aku curiga jangan-jangan Tinn, sedang di exorcist or something. dia terlihat aneh, seperti jiwanya terpental dizaman perang dunia atau entah kemana, dia sering melamun dan melantur aneh-aneh semenjak hynoteraphy kemarin"

"phuwin aku baik-baik saja, jangan aneh-aneh"

"hah kamu mendengarku?"

"kamu bicara tepat didepanku, meskipun kamu berbisik, aku bisa mendengar. aku tidak tuli. Dan mom... Aku ingin pulang ke thailand, aku ingin kembali ke tempat hypnotherapy lagi, ada sesuatu yang harus aku lihat"

"Tante lihatlah... apa kubilang, Tinn kerasukan setan! huss pergi! enyah dari badan sepupuku!!!" phuwin mengibas-ngibaskan tangannya didepan Tinn, sudah 6 bulan mereka tidak bertemu dan menurut phuwin Tinn berubah menjadi aneh. biasanya dia banyak bicara dan bertingkah konyol, sekarang seperti kerasukan setan, sering melamun dan memikirkan entah apa.

"Phuwin benar nak... kamu baru sampai di Mittelbergheim hari ini" ucap mama Tinn, iya tinn memang baru sampe di Mittelbergheim dan dijemput phuwin di bandara pusat di kota paris, karena Tinn ingin berjalan-jalan sebentar di kota paris, kemudian lanjut perjalanan ke Mittelbergheim bersama Phuwin.

"Phuwin sepertinya Tinn sedang lelah, temani dia istirahat dikamarnya" ujar mama phuwin

phuwin kemudian menuruti tantenya sambil menyeret lengan tinn membawanya kekamar "Hahhh .... Sudah kubilang dia kesurupan!" Phuwin menggerutu.

****

"jadi siapa kamu sebenarnya?" phuwin memegang kepala Tinn

"Phu hentikan!" tinn sudah lelah dengan sepupunya selalu bertingkah konyol, sekarang ini bahkan dia tidak berhenti bertingkah seolah-olah dia dukun yang sedang menyelamatkan tinn dari kesurupan

"Tinn... kamu selalu terbuka padaku, jadi apa kali ini? kenapa tiba-tiba ingin ke thailand?"

"Phu, aku melihat yang meninggal bersamaku adalah bocah bernama Li-Ming, entah kenapa pada saat itu, dia selalu disisiku, kamu tau kan saat itu aku Tunarungu, aku punya janji kalau aku lahir kembali dan bisa mendengar, aku akan mendengar suaranya! dan aku fikir aku tau gimana caranya menghilangkan phobiaku, aku harus menepati janjiku, dan kemarin aku bertemu dengan orang yang mirip dengan Li-Ming, namanya Gun, dia ikut audisi musik yang diselenggarakan papa, tapi aku mengusirnya!"

SUNEIDESIS (KATA HATI) HEART-LIMING STORY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang