CHAPTER 23 : GRAB MY WAIST, PULL ME CLOSER AND KISS ME

1.7K 156 32
                                    

2024. Kingly University, Paris.

POV : TINN

I just wanna make this boy, the happiest he's ever been.

salju masih belum selesai mengubur tanah dan jalanan paris pada bulan januari, pohon-pohon cemara terlihat lelah menyokong gumpalan putih yang menutupi daun-dauh mereka, pagi itu dibawah suhu minus, gun dan tinn berdiri menggosok tangan mereka didepan gedung kantor pusat di universitas kingly, tempat diamana gun akan melakukan tes offline masuk fakultas musik impiannya. gun meloncat-loncat kecil berusaha menghangatkan tubuh sambil meredakan gugup yang memenuhi dadanya. sebentar lagi gilirannya untuk memasuki ruangan tes offline kingly.

"hei.. hei.. hati-hati, pakai penutup kepala mu dengan benar" kata tinn sambil tangan kirinya menarik bobble hat gun yang tidak dipakai dengan benar menutupi telinganya, bobble hat itu seharusnya menghangatkan telinga gun dari udara dingin, sementara tangan kanan tinn memegangi lengan gun, agar anak kecil ini berhenti meloncat-loncat atau dia akan jatuh, tergelincir salju yang licin.

"aku gugup tinn"

"semua akan baik-baik saja! aku menunggu mu disini, lihat! dekat sekali. aku bahkan bisa mengintipmu di dalam sana" kata tinn yang memang mereka berdiri disebelah pintu masuk ruang tes ,setengah pintu itu terbuat dari kaca, mereka bisa mengintip orang-orang didalam ruangan lewat kaca-kaca di pintu itu.

"bibirmu kering, kamu kelihatan pucat seperti orang sakit, pakai lipbalm dulu" tambah tinn sambil merogoh lipbalm stick dari dalam saku winter coat-nya, kemudian mengoleskan ke bibir gun yang terlihat kering, gun menggesekkan bibir atas dan bawahnya meratakan lipbalm agar merata melembabkan seluruh permukaan bibirnya.

"duh aku gugup sampai mau mati... tidak bisakah kamu ikut denganku kedalam sana huhu" kata gun menghentak-hentakkan kakinya yang mulai gemetar karena gugup, dia sudah menanti hari ini terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu. harapan dan cita-cita bergantung pada bagaimana dia tampil didalam sana. gun mendengar permainan biola seorang wanita didalam sana sangat indah, membuat kegugupan nya meningkat berkali-kali lipat.

Tinn yang melihat gun merengek hanya tersenyum gemas, kemudian dia mengeluarkan kotak beludru hitam dari saku winter coat-nya. lalu membukanya didepan gun. isi dalam kotak beludru itu adalah sebuah kalung perak dengan liontin batu kristal berwarna kuning bulat sempurna dibagian tengah, dan logam perak meliuk-liuk membingkai sekelilingnya.

"heyy.. tinn ini untukku?" senyum gun melebar, matanya berbinar. Dia ingin menyentuh liontin yang tidak kalah berkilau dari matanya itu dengan tangannya, tapi cuaca terlalu dingin dan sarung tangan wool yang dipakai nya terasa sedikit basah terkena tetesan bulir-bulir salju yang jatuh dari atap gedung atau entah dari mana, gun tidak ingin mengotori kalung itu, alih-alih menyentuh, gun menggemeretakkan jari-jari nya didepan kotak beludru yang dipegang tinn dengan gemas. membuat tinn tertawa melihat tingkah imutnya

"ini akan mewakili ku mendampingimu didalam sana" kata tinn yang kemudian mengeluarkan kalung itu dari kotak beludru nya, lalu memasangkankannya dileher gun.

"ahh ini indah sekali tinn, apa ini bentuk bunga matahari?"

"iya... ini bentuk bunga matahari. Apa kau suka? aku memesan design khusus untukmu, ini hanya ada satu didunia lo ya!" kata tinn sambil menggoda. Gun tersenyum

"makasih tinn ini cantik sekali"

"em.. bersinarlah seperti bunga matahari... Semangat! udah sana masuk!" kata tinn mendengar nama gun sudah dipanggil untuk memasuki ruangan, gun mengecup pipi tinn sebentar lalu masuk keruangan.

Test masuk kedua berisi tes tertulis, tes wawancara, kemudian tes musik demo yang mereka kirimkan. Tin menyandarkan tubuhnya pada dinding disebelah pintu masuk, sepertinya seleksi masuk tes offline ini sangat ketat, kingly adalah universitas terkenal, dia masih ingat ketika phuwin mendaftar di gelombang awal oktober itu, ada ribuan orang yang terdaftar di email kingly. mungkin karena gelombang pendaftaran kedua yang gun ambil ini sudah di seleksi ketat sebelum lolos ke tes offline, jadi gedung kantor pusat tes offline itu tidak terlalu ramai, hanya ada sekitar 10-15 orang peserta yang berkumpul didepan gedung pusat itu, rata-rata wanita ditemani oleh keluarga mereka, atau mungkin ada juga seperti gun yang ditemani oleh pacarnya. dari 15 orang ini akan diseleksi secara ketat lagi menjadi 3 orang. kata orang seleksi gelombang kedua ini lebih mudah karena tes nya sudah mendapat bocoran dari gelombang pertama, tapi tetap saja, melihat eliminasi penerimaan yang begitu ketat, tes ini tidak bisa juga dibilang lebih mudah, sudah pasti ada ratusan orang yang mendaftar dan pada akhirnya hanya akan terpilih tiga orang saja.

SUNEIDESIS (KATA HATI) HEART-LIMING STORY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang