17

564 98 19
                                    


Jennie merasa lelah dan juga lapar namun ia harus terus bertahan dan terjaga untuk tetap bisa menjaga Jisoo. Kantong matanya juga sudah membesar dan hitam, tidak ada kebahagiaan sama sekali di wajahnya. Jennie lebih terlihat seperti seorang istri yang ditinggal mati oleh suami tercinta.

Sudah berulangkali anggota BlacKaisu membujuknya istirahat, tetapi hasilnya tetap saja sama. Meskipun begitu mereka rutin membawakan Jennie makanan dengan menu yang berbeda, barang kali saja Jennie sudi memakannya.

Saat ini, Jennie tengah mengupas buah apel. Namun mata Jennie tampak kosong, itu akan berakibat buruk untuk tangannya.

"Jennie kau bisa melukai tanganmu."

Suara itu.

Suara yang teramat Jennie rindukan.

Jennie langsung menoleh, buah serta pisau ditangannya terjatuh begitu melihat Jisoo telah sadar dari koma.

"Jisooo.. Ini kamu?" Jennie seakan-akan tidak percaya jika kekasihnya telah berhasil bertahan.

Jisoo melepaskan alat ngt dimulutnya dan tersenyum melihat reaksi Jennie yang dianggapnya menggemaskan.

"Iya ini aku Jisoo, kekasihmu." Kata Jisoo memberitahu.

Detik itu juga Jennie mendekati Jisoo dan langsung memeluknya. Jisoo tersenyum membalas pelukan Jennie, dia begitu sangat merindukan gadisnya. Jisoo bersyukur masih diberikan kesempatan untuk tetap hidup dan ia bahagia bisa kembali bersama Jennie.

"Kenapa baru bangun sekarang? Kau menyiksaku sangat lama, hari-hariku menjadi sangat buruk dan menakutkan." Ungkap Jennie beruraikan air mata.

"Kau tega sekali Jisoo! Aku sangat takut.. aku takut kau tidak bangun kembali. Aku tidak mau kau meninggalkanku.." Lanjut Jennie mengeluarkan isi hatinya.

Jisoo termangu mendengar curahan hati Jennie, dia merasa bersalah telah membuat kekasihnya menderita. Perlahan-lahan, Jisoo mengelus rambut Jennie untuk menenangkan.

"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu lama. Jennie, terimakasih sudah mau bertahan hingga kini." Akui Jisoo merasa bersalah sekaligus merasa lega, mengetahui Jennie masih setia menunggunya.

"Bodoh! Jelas saja aku masih disini, menunggumu. Aku bukan perempuan jahat yang akan pergi disaat kekasihnya berjuang melawan kematian." Ujar Jennie berterus-terang.

"Aku tahu. Dan aku beruntung memilikimu." Jisoo membenarkan perkataan Jennie. Pengakuan Jisoo ini membuat Jennie tersipu.

Dengan terpaksa Jennie melepaskan pelukan mereka, tidak baik juga untuk kesehatan Jisoo. Jennie juga memberikan Jisoo minum tanpa Jisoo minta. Setelahnya Jennie memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Jisoo lebih lanjut.

"Katakan padaku, selama aku tidak sadarkan diri aku ketinggalan apa?" Tanya Jisoo ingin tahu.

"Kau ketinggalan banyak hal. Namun itu tidaklah penting." Jawab Jennie melanjutkan kembali mengupas buah.

"Tapi ada satu hal yang harus kau tahu Ji, ini sangat penting." Kata Jennie melirik Jisoo sebentar dan Jisoo mengamati gerak-gerik Jennie.

"Apa kau mau memberitahuku?" Jisoo memastikan.

Jennie tidak langsung menjawab malahan ia menyuapi Jisoo buah. Jennie tahu kekasihnya itu lapar tapi tidak ingin makan nasi untuk saat ini.

"Jennie katakan padaku, hal penting apa itu?" Rengek Jisoo tidak bisa mengendalikan rasa penasarannya.

"Siapa yang memperbolehkan kamu merengek seperti ini? Kau terlihat menggemaskan sayang." Seru Jennie mencubit gemas pipi Jisoo.

"Habiskan dulu buahnya. Aku berjanji akan memberitahumu." Kata Jennie kembali menyuapi Jisoo.

UNITED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang