"Del, bangun. sekolah!" Acel membangunkan Adelio yang berada disofa.
Acel menginap dirumahnya Adelio, namun mereka tidak satu ranjang. tadi malam, Adelio lah yang mengalah dengannya.
Adelio membuka matanya, dia menguap. pandangannya yang baru bangun tidur samar-samar, namun dia bisa melihat Acel yang berada dihadapannya. ia tarik tangan Acel, hingga Acel terguncang dan jatuh ke atas tubuhnya.
"ISH! KAGET!" ketus Acel. "sebentar aja, mau ya?" tanya Adelio. "Del, sumpah! ini deg-degan banget."
Adelio terkekeh, bagaimana bisa Acel berterus terang kepadanya?
"Mau kiss, pipi aja." pinta Adelio.
Acel terdiam mendengar itu. dia benar-benar dibuat berdebar jantungnya oleh manusia yang dia tindih ini. Acel mulai mendekati wajahnya, dia kecup pipi Adelio dengan pelan.
Cup!
Adelio menutup matanya. sungguh, ini pertama kalinya ia di sentuh secara langsung dipipinya. orang yang ia cintai langsung yang menciumnya. sekian lama dia menjaganya, sekarang pipinya telah dicium oleh orang yang ia cintai.
Acel mencium Adelio dengan begitu lama. setelah itu, dia kembali melepaskan ciumannya pada pipi Adelio.
"U-Udah." gugup Acel berbicara.
Adelio tersenyum, dia membuka matanya. dia tangkup wajah Acel menggunakan kedua tangannya. dia memajukan wajahnya, Acel yang melihat itu menutup matanya. Acel mengira, bahwa Adelio akan mencium dibibirnya. namun feelingnya salah, nyatanya hidungnya dia disatukan.
"Ngira apa hm?" tanya Adelio. Acel membuka matanya. "e-enggak!"
Tangannya yang menangkup wajah Acel mulai beralih mengusapnya, helaian rambut Acel ia selip kan ke belakang telinganya. "biar tambah cantik."
Acel benar-benar dibuat salah tingkah, masih pagi udah dibuat melayang dan merasakan kupu-kupu diperutnya.
"Apakah kamu akan mencintai ku? sampai kapan kita berhubungan tanpa status?" tanya Adelio. tangan Adelio beralih memeluk Acel dengan erat, kedua tangan Acel bertumpu didada bidangnya.
"Jangan bertanya seperti itu, seiring berjalannya waktu kita gak akan pernah tau. aku sudah paham, jika kamu benar-benar mencintaiku dengan tulus, namun.. aku masih belum berani membuka hati." jawab Acel.
"Del, kamu tau kan? kita berbeda agama?" Adelio menganggukkan kepalanya, sakit. kenapa harus berbeda keyakinan? ini tambah sulit baginya.
"Al-Isra 17:25 Del. jangan terlalu dikejar, tuhan mu lebih mengetahui apa yang ada
dalam hati mu." kata Acel."Jika begitu, yang tertulis dari Al-Kitab hosea 2:18 dan mazmur 119:167. aku akan menjadikan engkau istriku untuk selama-lamanya, dan aku akan menjadikan engkau istriku dalam keadilan dan kebenaran. dalam kasih setia dan kasih sayang."
"Aku berpegang pada peringatan-peringatan mu, dan aku amat mencintainya."
Balasan Adelio membuat Acel kagum, toleransi mereka berpegang erat. apakah ini sehati? namun mereka berbeda keyakinan. dunia tidak pernah tau kedepannya seperti apa, hanya tuhan lah yang memegang teguh dunia.
***
"Del, aku takut hasil ulangan." kata Acel.
Tangan Acel gemetar dengan memegang tangan Adelio, sementara Adelio mengelus tangannya. karna tempat duduk yang selalu rolling, kini keduanya bersampingan.
Sang guru pun membagikan hasil ulangan, Acel melepas kan genggamannya Adelio.
"Baiklah anak-anak, jika nilainya kurang dari 75, maka remedial ya." kata sang guru.
Semua melihat nilai mereka satu persatu. Acel terkejut, nilai ulangannya ada yang dibawah KKM. iya, hanya satu pelajaran saja.
Keadaan kelas riuh. saling bertanya soal nilai, Chika pun mendekati Acel.
"Gimana Cel? ada yang remed gak? gue remed dua!" kata Chika.
Acel cemberut, "remed satu."
Adelio yang melihat itu mendekati Acel dengan menarik bangkunya. setelah sudah dekat, dia menoel hidung Acel.
"Gak usah cemberut, nanti cantiknya ilang." kata Adelio.
***
"Pas aku baca dua kalimat syahadat, itu kayak benar-benar gugup. tapi aku senang kita bisa seiman." kata Marsha.
Keduanya sedang berada ditaman, mereka duduk dipinggir kolam renang. hanya kaki mereka yang masuk ke dalam air kolam.
"Aku tuntun kamu masuk ke agama ku, namun aku tidak memaksa mu. jika kamu berniat, maka terjadilah. jika suami mu ini lupa akan sholat, maka ingat kan lah. oke sayang?" kata Zean.
"Iya. kamu kan kadang sholeh, kadang juga sholehot." jawab Marsha.
***
Adelio menoleh ke Acel, dengan dia yang sedang latihan seni tunggal.
"SEMANGAT!" teriak Acel.
Adelio pun berlari, dia duduk disamping Acel, keningnya berkeringat.
"Keringetan banget." kata Acel dengan meraba tasnya. dia ambil tisu, lalu dia elap keringat Adelio yang bercucuran.
"Mau mimi." pinta Adelio.
"Dih! lucu banget." kata Acel.
Acel terkekeh, dia ambil air yang berada ditasnya. "ini minum aku, tadi lupa beli minum, emangnya kamu mau?" Adelio tidak menjawab perkataan Acel. dia ambil langsung botol air minum yang berada ditangan Acel, dia teguk air tersebut. setelah selesai, dia tutup kembali, lalu dia serah kan ke Acel.
"Satu botol itu airnya jadi tambah manis, jadi bisa ngerasain bibir kamu lewat air botol." celetuk Adelio.
Acel melotot, dia cubit perut Adelio pelan. "ish! bisa gitu ya? emangnya berasa?" tanya Acel.
Adelio langsung mendekati wajahnya, Acel yang terkejut sedikit memundurkan kepalanya.
"Apapun tentang mu? aku suka." kata Adelio.
BISA YUK, FOLLOW YA!
VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR BEAUTY END✓ [ TELAH TERBIT ]
Roman pour AdolescentsSejak dulu, Adelio Alfarenza sudah kenyang dengan perundungan yang dialaminya. Nasib buruk itu membawa Adelio mengenal sosok Acelia Queen. Pengalaman keduanya yang sama, membuat keduanya dekat. Adeliolah yang membantu Acel untuk mengubah penampilann...