YOUR BEAUTY 43

4K 890 69
                                    

IKUTIN AKUN WATTPAD AKU YA!!!

***

Pukul 12.00 siang, JMT datang ke rumah sakit.

Adelio hanya menatap Acel dari kaca. tidak ada yang diperbolehkan masuk ke dalam ruang rawat Acel, karna ini demi proses pulihnya Acel.

"Maafin aku, Cel." Adelio menatap sendu sang kekasih yang terbaring tak berdaya.

Shani dan Christy pun datang, kursi tunggu penuh. lalu Ollan yang melihat Christy pun jadi tidak tega. "sini, lo duduk disini." Ollan berdiri mengalah.

"Enggak usah, lo lagi duduk. gpp kok, gue diri aja." jawab Christy.

Ollan menarik tangan Christy pelan. "duduk! gak usah ngeyel." Christy hanya terdiam.

"Del, udah kumpul nih. gak mau cerita?" tanya Lolo.

Adelio menghembuskan nafasnya berat, dia mulai menceritakan kejadian yang terjadi.

***

"Gitu ceritanya" Zean selesai bercerita kepada Marsha. "kasian, Acel." Marsha tidak tega terhadap Acelia Queen.

"Aku gak expect, kalau semua begini. apalagi Papa aku sendiri pelakunya, Sha!"
Marsha memegang tangan suaminya, dia elus dengan lembut. "trauma ya?" Zean menganggukkan kepalanya."aku takut."

"Ini kelewatan batas, pokoknya harus dihukum lebih!" pekik Marsha. "mati!" celetuk Zean. "heh, ssstt.. dia Papa kamu."

"Dia bukan Papa aku, aku gak punya Papa jahat!" kata Zean.

Marsha menghembuskan nafasnya panjang, dia mengelus pipi suaminya yang terbaring dibangsal rumah sakit.

"Setrauma apapun kamu, sekejam apapun dunia, jangan pernah berfikir negatif. tetap jadi orang baik, ya?" tanya Marsha.

"Kalau aku udah baik, terus kebaikan aku dijahatin gimana? apa setimpal? tidak." jawab Zean.

***

"JADI? ANAK SAYA DIPERKOSA?!" terkejut Aran. Adelio menganggukkan kepalanya.

Aran memukul dinding.

Bugh!

"Awss.. sakit juga!" ringis Aran, JMT yang melihat itu menahan ketawa.

Aran menoleh, dia bisa melihat muka yang lainnya menahan ketawa. "DIAM!"

"Susah payah Anak saya menjaganya, dari kecil hingga berumur 18 tahun saat ini. perawannya diambil oleh aki-aki?!" Aran mengacak-acak rambutnya.

"FUCK!" teriak Aran.

"Om, mau marah atau mau ngelawak si?" tanya Oniel. "sudah-sudah, saya stres!" Aran mondar-mandir.

Adelio menunduk, lengannya bertumpu pada pahanya. tangannya mengusap wajahnya kasar, dia menangis sesegukkan. "sakit, hikss." tangisan Adelio membuat JMT ikut menangis.

Floran mengelus pundak Adelio pelan, air mata Floran juga berlinang dipipinya.

"Lo hebat, lo kuat. semangat buat lo dan Acelia Queen. semangat buat Zean, Christy, dan juga keluarga lo. lo hebat, karna lo bisa bertahan dan berperang dengan kejamnya dunia sejauh ini!" kata Floran.

"INI SAKIT FLO, INI SAKIT! KEJAM!!!" teriaknya histeris.

Shani yang melihat Adelio histeris langsung menarik kedekapannya, dia elus rambut Anaknya. "kuat Nak, kuat." Shani mencoba menenangkan Anaknya.

"SAKIT, MAMA." Adelio memeluk Shani dengan erat, dia nangis kencang dipelukkan sang Ibu.

Aran yang melihat itu menangis, Aran menatap sang putri dari jendela kaca. "anak Papa kuat, anak Papa bisa bertahan. harus kuat, Nak." bibirnya bergetar hebat.

"Yaolo.. ini mengandung bawang, hikss." Oniel memeluk Ollan.

Zean pun datang bersama Marsha, Marsha membantu Zean dengan membawa alat infusnya.

"ZEAN!" JMT langsung memeluk Zean. Zean yang dipeluk tersenyum, Marsha sedikit memberikan ruang untuk JMT.

***

Hari mulai malam.

Dokter sudah mengizinkan masuk ke dalam ruangan rawat Acelia Queen. namun, tidak bisa sering-sering, karna kondisi Acel masih cukup melemah.

Aran lah yang masuk ke dalam, sementara yang lainnya melihat dari jendela kaca. Aran duduk dengan mengelus tangan Anaknya lembut. Acel masih memejamkan matanya, dia sudah melewati masa kritisnya.

"Anak Papa kuat kan? buktinya Acel udah ngelewatin masa kritis. tuhan itu adil, kamu memang dijahatin, tapi kuasa tuhan tidak ada yang tau. Acel, ayo buka mata kamu, Nak." kata Aran pelan.

Tangan Acel bergerak pelan, matanya mulai terbuka perlahan. Acel membuka matanya sedikit, pandangannya sayup. ia melihat ke Aran disampingnya, yang dia lihat bukan Aran, melainkan wajah Gracio.

"Pe-Pergi!" kata Acel pelan, sangat pelan.
tangisan kembali mengalir diwajah Acel.

Tiba-tiba, Acel kejang-kejang. Aran panik, dia langsung menekan bel. Dokter dan Suster pun masuk, Aran dititahkan keluar oleh Suster. lalu, Aran keluar dari dalam ruangan Acel. Suster menutup hordeng jendela tersebut.


















VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..

YOUR BEAUTY END✓ [ TELAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang