Assalamualaikum****
Pagi ini ada kelas untuk anak anak semester 5.mereka sudah berbondong bondong masuk ke dalam kelas.
" Yana!"
Yana berbalik
" Na..kamu kok engga nungguin Nayla sih.."ucap Nayla tergesa gesa
" Yaampun Nay...maafin yaa.Yana gak tau kalau kamu mau barengan."
" Yaudah yuk.."sambungnya
Usai kelas mereka pun bergegas menuju Ruang makan.kebetulan Nayla dan Yana memang lapar.rencana usai kampus hari ini mereka tidak akan kemana mana.
" Buu...teh nya dua yah."ucap Nayla memesan
" Okhey mbak👍"
Usai itu,Nayla bergegas menuju meja.
Disana,Yana tampak memikirkan sesuai,walaupun wajahnya tertutup tetapi matanya tak bisa membohongi." Yana.kamu mikirin apa?"
Yana menggeleng
" Na..ceritain cepat,Insya Allah aku akan bantu."ucap Nayla
Air mata Yana tertetes mengenai Niqabnya.
" Ya Allah..ayo cerita."bujuk Nayla
Yana tersenyum dengan mata yang tersedu sedu,ia sedikit tertawa.
" Haa...gapapa Nay..Yana cuma terharu aja."jawab Yana seraya meng elap air matanya
" iiii ayo cerita.."seru Nayla
" Y_Yana mau dilamar Nay.."ucap Yana membuat Nayla tersentak
" Ha?Maaaasya Allah Yanaa..."seru Nayla seraya memeluk Yana yang tengah tertunduk malu
Semua mata melihati kedua wanita bercadar itu berpelukan.
" Jadi Na..siapa Adammu itu?"goda Nayla menaikkan alisnya
Yana mengehela napas
" Huu...Revaldy Nay."Begitupun Nayla tersentak.
" Ha?beneran Yana?kamu ga bohong kann?"Yana menggeleng.di sela sela mereka berbicara,di riuhkan dengan datangnya suara pecahan kaca dari tangan seorang gadis di ujung sana.
Keduanya saling menoleh kearah suara itu.
" Echa"
" Echa!"
Echa berlari tanpa aba aba dari area kantin.begitupun,Nayla dan Yana bergegas mengejar Echa dengan cepat cepat menggunakan tas ransel mereka.
Yana menarik dan menahan tangan Echa.
" Cha.kamu kenapa?"tanya Yana serius
Echa hanya menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
"RENA"🌼✨(REVALDY YANA)
Teen Fictionwanita yang dikisahkan sebagai seorang maha siswa yang bisa dibilang sedang masa hijrah.ia merupakan mahasiswa teladan di sebuah kampus islam,lalu ia ditugaskan untuk membujuk seorang lelaki keras kepala satu kampus dengannya. menjadi awal kisah mer...