3

1.5K 53 0
                                    

"Aku mau melihat kau bisa bertahan sampai kapan, percuma kau berubah jadi cantik. Hati Thomas sejak awal hingga saat ini ada aku," batin Rijani yang tertawa bahagia melihat wanita di hadapannya kini menahan gemetaran di tubuh dengan sebelah tangan menutup mulut.

Elsa yang mendengar apa yang di katakan oleh Thomas. Ia tidak bisa berkata-kata, selain membungkam mulut dengan telapak tangan untuk menahan tangis.

Kedua mata Elsa menatapi apa yang di lakukan oleh Rijani terhadap Thomas di depan pintu lift kaca yang memantulkan bayangan keduanya dan tangan nakal Thomas juga meremas bokong pelakor tersebut tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Semakin melihat, hati Elsa semakin hancur. Air matanya mengalir deras dari kedua mata yang tertutup kacamata hitam.

Mendapatkan kecupan manis dari Rinjani yang penuh gairah. Thomas yang tidak ingin kalah, ia membalas kecupan manis bibir Rinjani semakin liar tanpa menyadari wanita di depannya adalah Elsa.

Putri kecil itu tertawa bahagia melihat kemesraan kedua orangtuanya yang terlihat akur dan mesra.

Sedangkan Elsa mengepalkan kedua tangan, Ingin sekali ia menampar wajah suami dan pelakor tersebut secara bersamaan. Tetapi tubuhnya susah untuk di gerakkan, seolah semua anggota tubuh memihak pada pelakor.

"Kita akan melakukannya nanti malam," bisik Thomas dengan suara kecil di telinga Rijani.

Rinjani menampakkan senyuman di wajah yang di hiasi make up cukup tebal. Ia sudah tidak sabar untuk mendapatkan sentuhan dari Thomas dan sekaligus bahagia karena rencana dirinya berhasil menyakiti hati Elsa sebagai bentuk balas dendam.

"Sepertinya kau memang keras kepala," batin Rijani yang menatapi wanita di depannya dengan tatapan mencemoh.

Pintu lift terbuka, Thomas dan Rijani yang mengendong Lisa. Keduanya berjalan keluar bersamaan dengan tangan Thomas melingkar di pinggul Rijani yang menunjukkan sikap posesif sebagai seorang pria terhadap wanitanya. Sekaligus menunjukkan ia adalah pemilik wanita itu.

Melihat Thomas semakin menjauh bersama seorang pelakor yang sudah memberikan anak. Hati Elsa sulit untuk bisa menerima kenyataan pahit ini.

"T...Ti-" ucap Elsa dengan suara yang tersangkut di tenggorokan. Bahkan untuk mengerakkan salah satu kaki untuk keluar dari dalam lift. Elsa tidak dapat melakukannya. Kini Tubuhnya seperti patung yang di lapisi oleh semen berjumlah puluhan ton.

Dengan hati merana, Elsa menyaksikan pemandangan di hadapan sampai pintu lift di tutup sempurna, kemudian lift turun ke lantai selanjutnya.

Di dalam lift, Elsa ingin menagis sejadi-jadinya. Tapi niat tersebut terhenti karena ada berapa orang masuk ke dalam secara mendadak di lantai 5.

Elsa hanya bisa menundukkan kepala dan berapa kali berpura-pura batuk agar orang lain tidak curiga apa yang terjadi padanya.

"Hei jalang, jangan tebar bibit penyakit di dalam lift!" seru seorang pria yang keberatan dengan kehadiran Elsa yang berdiri di pojokkan dengan kepala menunduk.

Elsa memilih diam daripada meninggikan ego untuk berdebat dengan pria tersebut. Karena ia tahu resikonya akan fatal.

Melihat putra kesayangannya di cuekkin, wanita paruh baya itu tidak terima akan sikap Elsa.

"Berani sekali kau mencuekkan putraku," seru seorang wanita paruh baya yang meraih lengan Elsa dengan tujuan menyeret Elsa keluar dari dalam lift saat penghentian di lantai berikutnya.

Perasaan Elsa yang sudah kacau balau atas perselingkuhan Thomas. Kini, ia memilih untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati dengan cara mendorong wanita paruh baya itu secara kasar saat pintu lift terbuka. Termasuk menendang bokong pria yang tampan itu dengan cara tidak hormat. Kemudian memperlihatkan jari tengah di hadapan ibu dan anak tersebut.

"Yang harusnya keluar dari dalam lift adalah kalian," seru Elsa yang melampiaskan kekesalan hatinya kepada kedua orang yang berdiri bengong. Orang yang tersisa memilih keluar secara suka rela daripada kena amukkan wanita gila yang entah ada masalah apa di dalam hati.

Saat wanita paruh baya itu akan mengeluarkan suara untuk memaki Elsa yang di anggap kurang ajar. Ia terlambat satu langkah, karena pintu lift terlanjur tertutup rapat.

Tidak ingin merasakan malu dan di tertawakan, wanita paruh baya itu memilih untuk memainkan sandiwara. Seolah ia yang terzolimi oleh sikap Elsa yang bar-bari yang tidak ada sopan santun.

"Anak sekarang tidak ada sopan santunnya kepada orang tua," seru wanita paruh baya itu dengan suara nyaring yang berhasil menarik berapa perhatian orang yang kebetulan keluar dari pintu lift satunya lagi dan juga orang yang ingin masuk ke dalam lift.

"Apa lihat-lihat," seru pria tampan itu yang tidak terima ibunya di tatapi oleh berapa orang.

Sedangkan orang yang menatapi wanita paruh baya itu tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh wanita paruh baya itu di tambah perkataan pria berambut emas itu semakin membuat orang sekitar semakin pusing tujuh keliling.

"Sepertinya lagi musim drama tiktok," ucap seorang pria yang memilih masuk duluan ke dalam lift daripada ikut main drama tiktok dengan story' pendek yang tidak berguna sama sekali. Kemudian di ikuti oleh orang lain yang setuju dengan perkataan pria tersebut.

"Zaman sudah maju dan menghasilkan uang dari aplikasi, Tapi yang wajah buruk sampai tidak good looking hanya bisa terima nasib dengan bekerja keras di perusahaan atau pabrik."

Pria dan wanita paruh baya yang di cuekin oleh berapa orang yang masuk ke dalam lift. Hanya bisa melihat satu sama lain dengan banyak pertanyaan di dalam benak masing-masing.

"Apakah mereka tidak mengerti apa yang sedang kita bicarakan?" tanya wanita itu kepada putranya.

Pria asing berparas David Beckham hanya bisa mengaruk tengkuk berulang kali. Pasalnya ia baru sadar sesuatu. Karena dirinya dan sang ibu mengunakan bahasa Inggris British.

Di dalam lift, Elsa berjongkok dengan kedua tangan memeluk kedua kaki. Air mata yang di tahan sejak tadi tidak bisa di bendung lagi. Ia ingin menagis sekeras-kerasnya di dalam lift. Tapi lagi-lagi tuhan mempermainkan dirinya. Pintu lift kembali terbuka.

Seorang pria berpakaian bodyguard masuk bersama seorang anak kecil perempuan yang mirip

seperti boneka antik di zaman Victoria. Mata bocak itu melirik wanita yang masih berjongkok dengan kedua tangan memeluk kaki. Ia semakin penasaran apa yang terjadi pada wanita tersebut.

"Are you ok?" tanya anak kecil itu dengan dahi bekerutnya. Pasalnya ia heran melihat ada orang yang seperti kesakitan di dalam lift.

Elsa tidak menjawab, ia langsung keluar dari dalam lift di saat pintu lift terbuka.

Anak kecil itu yang di cuekin oleh Elsa. Ia mengembungkan kedua pipinya, kemudian mengerutu.

Bodyguard yang merangkap jadi wakil CEO hanya bisa menghela nafas panjang akan sikap anak bosnya yang asli menyebalkan.

"Tidak semua orang mengerti bahasa nona," ucap bodyguard tersebut dengan maksud menghibur anak kecil tersebut.

"Huh," seru anak kecil itu dengan kedua tangan bersedekah di dada. Lalu memiringkan kepalanya ke arah lain

SERPIHAN HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang