14

726 25 0
                                    

"Apakah Elsa yang melakukannya padamu?" tanya ibu paruh baya yang sudah geram dengan sikap Elsa yang di nilai ke lewati batas terhadap tamu.
Rinjani tidak berani bersuara, ia hanya menagis pilu dengan menyentuh salah satu wajahnya yang memar.
Elsa yang melihat Rinjani yang pandai memainkan sandiwara, hatinya semakin membenci Rinjani yang merupakan mantan pacar suaminya.

Tanpa membuktikan diri sebagai korban atau tersangka. Elsa memilih untuk menutup pintu secara kasar.
Perbuatan Elsa yang di anggap kurang sopan semakin membuat para ibu-ibu komplek geram bukan main.
Merasa misinya berhasil, Rinjani memohon pamit dengan alasan kesehatan memburuk.
Di dalam mobil mewah, Rinjani menata kembali penampilan dirinya di kaca. Kemudian melirik lingkungan sekitar.
"Dasar wanita keras kepala" decak Rinjani yang mengigit kuku jempolnya secara kuat dengan mata menyala api kebencian terhadap Elsa.
"Aku harus menyingkirkan jalang ini secepat mungkin," lanjut Rinjani dengan perkataan sinisnya.
Tidak ingin berlama-lama, Rinjani memilih untuk segera pergi dari kompleks tersebut dengan mengendarai mobil mewah pemberian Thomas.
"Apa yang di miliki ole Thomas adalah milik aku dan Lisa, tidak akan aku biarkan jatuh ke tanganmu. Kau hanya sampah yang tidak pantas bersanding dengan Thomas."
Sepanjang perjalanan, Rinjani tidak ada henti-hentinya mengoceh untuk melampiaskan kekesalan di dalam hati.

***
Sejak kejadian tadi siang, Thomas merasa engan untuk pulang ke rumah. Ia lebih betah di apertemen mewah yang di huni oleh Rinjani.
"Jadi ayah akan menginap di sini?" tanya Lisa dengan wajah bahagia.
Thomas memperlihatkan senyuman hangat. Ia meraih tubuh Lisa untuk duduk di atas pangkuannya.
"Iya, ayah akan menginap di sini bersama kalian berdua. Malam ini kita makan di luar," balas Thomas yang ingin memberikan kebahagiaan sebuah keluarga kepada Lisa yang merupakan anak kandungnya dengan Rinjani.
Senyuman Rinjani semakin lebar, ia tidak akan ragu lagi untuk melakukan trik jahat selanjutnya kepada Elsa.
"Kamu kenapa hanya diam? Apakah sakit?" tanya Thomas yang merasa sikap Rinjani aneh seharian ini.
"Aku hanya berpikir apakah dia-" balas Rinjani yang sengaja mengantungkan kalimatnya.
Seakan tahu apa yang ingin di katakan oleh Rinjani tapi tidak berani mengatakan di depan Lisa yang merupakan anak mereka berdua.
"Untuk apa memikirkan dia," balas Thomas acuh tak acuh.
Sudut bibir Rinjani tertarik ke atas.
"Semua sesuai rencana awal," batin Rinjani yang bahagia bukan main hari ini.

Rinjani berpura-pura pamit untuk membuatkan cemilan untuk Lisa.
"Aku mau minuman dingin," ucap Thomas yang menarik pergelangan tangan Rinjani.
"Baik, aku buatkan minuman kesukaan mu. Sabar suami," balas Rinjani yang mengecup dagu Thomas secara sensual.
Thomas merasakan desiran di dalam tubuhnya, ia sudah tidak sabar untuk bercinta dengan gairah panas di atas ranjang bersama Rinjani malam ini.
Di dapur, Rinjani tersenyum puas atas berapa rencana dirinya yang sudah berhasil membuat Elsa semakin di benci oleh Thomas.
"Aku menginginkan anak lagi dari mu," batin Rinjani yang tetiba mempunyai ide gila dengan mengorbankan kehamilan kedua demi ambisi untuk mendapatkan Thomas beserta kekayaan yang di miliki oleh Thomas selama menjadi PNS perpajakan.

Dengan hati-hati, Rinjani memasukkan bubuk obat perangsang dalam dosis kecil. Mengingat ada putri mereka yang belum tidur. Sehingga akan susah untuk menuntaskan gairah yang bersarang di dalam tubuh akibat efek obat perangsang berdosis besar.
Selesai mencampurkan obat perangsang dengan minuman dingin, Rinjani berjalan keluar dengan tiga gelas minuman beserta dengan cemilan berupa cake talk.
Lisa yang suka dengan cake talk, ia menyantapnya duluan. Sedangkan Thomas menghabiskan seluruh minum tanpa tersisa sama sekali dan ujung matanya menatapi Rinjani dengan tatapan lapar.
"Sial, kenapa semakin bergairah?" batin Thomas yang masih menahan panas gairah di dalam tubuhnya demi menemani Lisa menonton tv.
"Aku mandi duluan," pamit Rinjani yang tidak ingin di curigai oleh Thomas atas apa yang ia lakukan barusan di dalam dapur.

Thomas menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Sedangkan Lisa masih sibuk berceloteh soal film kepada ayahnya dan cake  talk yang di santap sampai berepotan di mulut.
Thomas merasa ini waktunya mengunakan di alasan ini untuk membujuk Lisa tidur lebih awal. Karena jam sudah menunjukkan jam 8 malam lewat.
Permintaan Thomas langsung di tolak oleh Lisa karena tidak mau tidur awal dengan alasan mau nonton TV dan main game.
Diamnya Thomas tanpa mengeluarkan satu katapun membuat Lisa berpikir dua kali.
"Maaf, aku lupa besok ada sekolah."
Melihat Lisa meminta maaf dengan wajah sedih seperti itu, Thomas merasa bersalah atas sikapnya barusan.
"Daddy hanya tidak ingin kamu terlambat masuk kelas," balas Thomas meraih tubuh kecil untuk di peluk.
Lisa yang menyadari kesalahannya, ia hampir mengeluarkan air mata karena sikap cengeng.
"Aku minta maaf Daddy," ujar Lisa masih sedih.
"Daddy yang harus minta maaf padamu, Daddy binggung mau bicara apa sampai diam seperti tadi."
Mendengar apa yang di katakan oleh ayahnya, Lisa semakin merasa bersalah. Ia mempererat pelukan di badan Thomas dengan harapan sang ayah bisa tinggal bersama di apertemen mewah ini bersama ibunya. Sehingga ia tidak selalu di cap anak haram hasil perselingkuhan oleh teman-temannya.
"Maafkan Lisa," ujar Lisa masih masih sedih atas kebodohan dirinya.
"Tidak perlu di sesali lagi, kamu sudah menyadari kesalahan. "Sekarang ayo mandi dan bergegas tidur. Jangan sampai besok telat bangun untuk sekolah, Daddy tinggalkan lo," canda Thomas yang membuat Lisa kesal bukan main.
"Huh," Lisa mencebikkan bibirnya sebagai bentuk kekesalan.
Thomas tertawa pelan, ia berdiri dari tempat duduknya dengan mengendong Lisa ke arah kamar anak-anak.
"Ingat tidur awal setelah selesai mandi," perintah Thomas yang tidak ingin Lisa menganggu apa yang akan ia lakukan dengan Rinjani di kamar utama.
Lisa menatapi pria yang di hadapannya.
"Iya," dengan hati terpaksa, Lisa menuruti apa yang di perintahkan oleh ayahnya. Ia mengecup pipi sang ayah sebelum menutup pintu kamar.
Merasa misinya berhasil membujuk Lisa untuk tidur awal, Thomas menarik nafas lega. Ia sudah tidak sabar untuk menuntaskan gairah yang sejak tadi memberontak.
Di dalam kamar, Rinjani sengaja memakai pakaian terawang untuk menarik perhatian Thomas. Untuk menambah gairah percintaan mereka berdua, Rinjani sengaja menghidupkan lilin aroma terapi selama lima menit. Kemudian menyembunyikan lilin aroma terapi itu di dalam laci lemari bercampur dengan barang lain.
"Aku tidak akan membiarkan misi ini gagal," batin Rinjani yang sudah tekat bulat untuk mendapatkan anak lagi dari Thomas dan sekaligus menjadikan Thomas sebagai miliknya seutuhnya dengan begitu ia bisa hidup nyaman sebagai nyonya Miller.
Rinjani sengaja duduk di depan meja rias. Ia mengeringkan rambut panjang dengan handuk secara perlahan-lahan untuk memancing gairah Thomas.
.

SERPIHAN HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang