39

411 6 0
                                    

"Mom kurang tegas sih, maka kalah dari pelakor yang jelek dan rendahan itu."
Perkataan dari Lisa sungguh menusuk hati Rinjani hingga terdalam. Ingin sekali Rinjani memaki-maki Lisa yang di anggap tidak tahu masalah orang dewasa tapi niatnya di undurkan. Karena takut Lisa mengaduh kepada Thomas sehingga akan membuat fatal semua rencananya.
Rinjani menarik nafas sedalam-dalam, kemudian menghembuskan secara kasar.
"Kau benar, mom kalah selangkah dari pelakor tersebut. Jadi sekarang mom harus menyingkirkan jalang itu secepatnya," seru Rinjani dengan semangat berapi-api. Ia sudah tidak tahan lagi dengan status mengantung seperti ini lagi.
Lisa menatapi ibunya dengan tatapan bangga.
"Aku tidak mau hidup miskin dan di hina teman-teman lagi. Seperti apa yang kita alami dulu," ucap Lisa yang berusaha mengingatkan apa yang terjadi di masa lalu.
"Ck buat apa kau mengingat aku kembali ke masa itu," Rinjani kembali mendengus kesal, ia tidak ingin mengingat kenangan pahit tersebut tapi di ungkit oleh Lisa.
"Siapa tahu mom lupa karena sekarang aja ngak mampu menyingkirkan wanita jalang itu dari kehidupan ayah," balas Lisa yang mengunakan kata dialog di film yang ia nonton berapa hari lalu.
"Aku tahu," balas Rinjani yang berdiri dari tempat duduknya. Ia perlu mendinginkan kepalanya yang sejak tadi sakit karena emosi akan sikap Thomas yang memilih diam daripada memarahi Elsa yang terang-terangan selingkuh.
"Ngomong-ngomong aku sudah lapar," rengek Lisa yang ingin makan cemilan,
Rinjani menahan amarahnya yang sudah memuncak di dada. Ia memilih untuk mengoder makanan di gofood daripada memasak. Karena takut kukunya yang cantik itu rusak dan badan bau munyak dapur.
"Setelah aku mendapatkan semuanya, kau akan ku singkirkan juga. Daripada menyusahkan seperti ini," batin Rinjani yang kesal bukan main akan keberadaan Lisa yang merepotkan kehidupannya yang bebas.
***
Elsa yang sudah selesai memasak, ia menyajikan semua masakkan di atas meja. Kemudian duduk manis menunggu Thomas.
Thomas berusaha menahan emosi dengan memperlihatkan senyuman di paksakan di wajahnya.
"Apakah masakkan aku enak?" tanya Elsa yang berharap mendapatkan pujian dari Thomas
"Iya," balas Thomas dengan sikap terkesan datar dan terkesan cuek.
Sikap Thomas yang terlihat dingin membuat Elsa kecewa tapi ia paham jika Thomas pasti lelah sehingga tidak bisa mengeluarkan pujian banyak untuknya.
Mata Thomas melirik ke tubuh Elsa yang sedikit berisi. Seketika keningnya mengerut dalam.
Sadar akan tatapan dari Thomas yang sejak tadi menuju ke arahnya. Elsa berjalan menghampiri Thomas yang masih duduk di ruang makan.
"Ayo di minum," ucap Elsa yang menaruh satu gelas air putih hangat di depan Thomas.
Untuk menghindari kecurigaan Elsa yang tersenyum manis, Thomas meminum air putih tersebut dengan hati bertanya-tanya.
"Aku punya kabar baik untuk mu," ucap Elsa yang kini tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.
"Kabar apa!?" tanya Thomas yang penasaran.
Elsa tersenyum malu, ia tidak jadi mengatakannya. Lebih memilih untuk memberikan kejutaan di hari ulang tahun Thomas yang sisa berapa hari lagi.
"Aku penasaran, kabar apa?" ucap Thomas yang membelai wajah Elsa dan semakin ingin tahu apa yang ingin di sampaikan oleh Elsa.
"Tunggu berapa hari lagi," akhirnya Elsa lebih memilih untuk tidak memberitahu kepada Thomas dan hanya ingin membuat Thomas penasaran setengah mati.
Dalam hati, Thomas sudah curiga soal kabar yang di tarik undur oleh Elsa.
"Aku yakin jalang ini hamil benih dari pria lain atau kena penyakit," batin Thomas yang semakin jijik dengan Elsa dan segera ingin mendepaknya sejauh mungkin.
"Aku akan kasih tahu berapa hari lagi," balas Elsa dengan wajah tersipu malu dan mengulangi perkataan yang sama dengan barusan.
"Oh, aku akan menunggu. Jadi semakin penasaran," Thomas masih berusaha bersikap normal, walau dalam hati ia sudah mau muntah akan keberadaan Elsa yang berani mengandung benih pria lain.
"Kau pikir aku akan mengakui anak ini, jangan mimpi!" seru Thomas dalam hati dengan perasaan jijik.
Elsa menatapi Thomas cukup lama, kemudian tertawa pelan. Ia suka melihat wajah Thomas yang terlihat penasaran akan apa yang ia sembunyikan tadi.
Bahagia, itulah yang di rasakan oleh Elsa dengan hati berbunga-bunga sepanjang malam tanpa menyadari Thomas sudah tahu segalanya.
Thomas tidak sengaja menemukan test pack yang di simpan oleh Elsa di laci lemari.
"Jalang ini benar-benar hamil benih liar untuk menjebak aku ck ck," umpat Thomas yang kesal bukan main akan kelakuan Elsa yang masih mempertahankan kedudukan istri sah dengan cara yang menjijikkan.
Untuk menghindari kecurigaan Elsa yang sedang tidur, Thomas menaruh test pack itu kembali ke posisi semula. Kemudian mengganti baju dengan piyama.
Sepanjang malam, Thomas benar-benar tidak bisa tidur dengan baik. Ia tidak sudih membesarkan anak orang lain dengan uangnya.
"Daripada membesar anak liarmu, lebih baik membesarkan anak kandung sendiri. Aku harus secepatnya menyingkirkan benih liar di dalam rahimmu termasuk dengan kau," batin Thomas yang sudah siap dengan rencana busuknya.
***
Keesokan harinya, wajah Rinjani memucat. Ketika mengetahui Elsa hamil dari mulut Thomas.
"Kamu yakin?" seru Rinjani yang masih tidak bisa menerima kenyataan Elsa sudah hamil. Ia takut posisinya akan tergeser oleh keberadaan anak yang di kandung oleh Elsa.
"Tentu saja yakin, terlihat dari perubahan berat badan dan perutnya terlihat membuncit. Mustahil membuncit karena lapisi lemak dan aku juga menemukan hasil test pack di dalam laci lemari pakaian," balas Thomas yang masih yakin dengan pendapatnya dan bukti yang ia dapatkan.
Rinjani semakin susah menelan saliva, bahkan untuk keluar dari dalam mobil Thomas terlihat mustahil.
Berulang kali Rinjani memainkan jemarinya untuk menenangkan diri dan sekaligus mencari jalan cepat untuk menyingkirkan Elsa secepat mungkin sebelum kehadiran anak itu menyebabkan dirinya kembali ke jurang ke miskinan.
"Kamu tidak apa-apa?" Thomas melirik Rinjani yang terlihat tidak baik-baik sejak tadi.
Rinjani memaksakan diri untuk tersenyum, kemudian memeluk Thomas dengan erat.
"Apakah kau akan membesarkan benih liar daripada anak kandung sendiri," Rinjani sengaja mengatakan kalimat tersebut untuk mendapatkan sebuah jawaban.
Mendengar pertanyaan Rinjani yang sungguh lucu. Thomas tertawa terbahak-bahak. Ia mana mau membesarkan benih liar pria lain.
"Aku akan membunuhnya dengan tangan aku sendiri," balas Thomas yang merasa di hianati oleh perselingkuhan Elsa.
Legaan di rasakan oleh Rinjani di dalam hati setelah mendengar apa yang di katakan oleh Thomas.
"Aku harus pergi kerja, nanti pulang aku jemput." Thomas sebelum menurunkan Rinjani di salah satu mall mewah di Jakarta.
"Aku tunggu," balas Rinjani yang mengecup rahang Thomas. Tidak lupa ia mengelus barang itu dengan jemarinya.
"Kita sudah lama tidak melakukannya," bisik Rinjani sebelum berpisah dengan Thomas.
.

SERPIHAN HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang