42

513 16 2
                                    

Lisa memperlihatkan senyum manis di hadapan Rinjani yang merupakan ibu kandung. Dalam hati, Lisa bertanya-tanya apa yang sebenarnya yang akan di lakukan oleh ibunya di luar sana dengan penampilan yang tidak seperti biasanya.
"Mom tenang saja, aku tidak akan mengatakan pada Daddy."
Melihat sang putri yang begitu menurut, Rinjani mengecup kening Lisa, kemudian memuji putri kecilnya yang kini berguna untuk menyelesaikan sebuah rencana.
"Hati-hati di jalan mom," ucap Lisa yang mengantar sang ibu ke depan pintu.
"Ingat apa kata mom tadi," Rinjani masih memperingati Lisa untuk tidak lupa atas apa yang ia katakan tadi dan tidak lupa memberikan perhatian kepada Lisa sebagai bentuk kasih sayang seorang ibu.
"Mom," Lisa memeluk tubuh Rinjani sesat. Ia berjanji tidak akan mengatakan kepada sang ayah.
Kini, Rinjani merasa hatinya plong. Ia bisa mendapatkan apa yang di inginkan hari ini.
"Sebentar lagi semuanya akan menjadi milik aku," batin Rinjani yang berbahagia.
Di dalam mobil, Rinjani menghubungi Clara yang merupakan ibu dari Thomas demi memuluskan semua aksinya tanpa mengunakan kedua tangan untuk menyingkirkan Elsa.
"Kamu tenang saja, semuanya pasti sesuai rencana. Wanita miskin dan rendah derajat itu akan tersingkirkan dalam waktu cepat," ucap Clara yang berusaha menyakinkan Rinjani.
"Pastikan semua perkataan mu benar, aku sudah tidak mau menunggu lagi dan apa kata orang nanti!" Rinjani semakin menekan Clara untuk mendapatkan posisi sebagai istri sah agar bisa hidup mewah dan tenang. Sekaligus memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milik Lisa, sebelum hak tersebut di ambil oleh anak Elsa di kemudian hari.
Clara tidak menjawab perkataan Rinjani lagi. Ia sekarang sudah tidak sabar menyingkirkan Elsa malam ini.
"Kau seharusnya tidak hadir di kehidupan keluarga kami," batin Clara yang mencibir derajat Elsa yang rendah.
Clara menutup panggilan penting dan tidak lupa untuk menghapus jejak yang masih ada di dalam guna menghindari hal yang tidak di inginkan suatu saat.
Bunyi jam dinding yang berbunyi menunjukkan waktu jam 6 sore menyadarkan Clara untuk segera pergi ke tempat yang di katakan oleh Rinjani barusan.
***
Hari semakin malam, Elsa tiba duluan di tempat yang di janjikan oleh Rinjani sebagai tempat untuk saling bertemu guna menyelesaikan masalah bertiga.
Untuk menghilangkan rasa haus, Elsa sengaja memesan segelas minuman yang ia inginkan saat ini. Sekaligus melihat foto di albume ponsel dengan hati berharap besar agar kehidupan rumah tangga yang ia bina dengan Thomas bisa bahagia di masa depan.
Di area pakiran, Rinjani menatapi mobil Elsa dengan senyuman miring. Ia tahu ada kamera cctv mengawasi. 
''Aku tidak akan mengotori tangan ini," batin Rinjani yang memungut ponselnya yang sengaja di jatuhkan di depan mobil untuk memberikan aba-aba kepada Clara yang mengawasi dari jauh.
Setelah memastikan mobil itu di gunakan oleh Elsa. Clara mengirimkan video tersebut kepada para pembunuh yang di sewa.
Pembunuh yang mendapatkan perintah dari Clara. Mereka segera melancarkan aksinya dengan memakai penutup kepala dan kacamata. Kemudian menukar plat mobil palsu untuk menghindari penangkapan pihak berwajib.
Untuk memuluskan aksinya, salah satu rekan pembunuh bayaran menutup cctv terdekat dengan sengaja menembakkan cairan sabun busa ke arah lensa cctv secara terang-terangan.
Di ruangan, pihak pengawasan yang malas mengamati monitor cctv  tidak menyadari ada keanehan di daerah pakiran mobil.
"Maaf aku terlambat," ucap Rinjani yang langsung duduk di hadapan Elsa dengan menampilkan make up tebal di balik wajah yang terdapat kerutan halus.
Elsa menghela nafas panjang, ia sudah lelah duduk satu jam di dalam restoran hingga terasa kram pada perutnya.
Melihat Elsa yang bad mode, Rinjani semakin senang.
"Sesuai kesepakatan, aku akan menyerahkan semua salinan asli kepadamu. Termasuk meninggalkan Thomas," Rinjani mengeluarkan sebuah ponsel berisi data tentang transaksi ilegal Thomas dari dalam tas Hermes.
Elsa tahu Rinjani masih menyimpan copy salinan asli, sehingga ia merekam apa yang di katakan oleh Rinjani secara diam-diam dengan ponsel yang terhubung keponsel milik Fia.
"Yakin ini asli, kamu tidak mengopy ke tempat lain?" Elsa sengaja mengajukan pertanyaan untuk berjaga-jaga di masa depan jika terjadi sesuatu pada dirinya.
Rinjani tertawa terbahak-bahak dengan tatapan mencibir ke arah Elsa.
"Tentu saja yakin, ponsel ini berisi data korupsi yang di lakukan oleh Thomas. Oops aku kecoplosan, untung tidak ada yang mendengar percakapan kita berdua," Rinjani menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan seolah-olah memberikan peringatan kepada Elsa.
"Kapan kau akan meninggalkan Thomas," Elsa yang masih dengan cinta buta, mulai termakan trik jahat Rinjani.
"Besok atau malam ini seperti yang kamu minta," balas Rinjani dengan memperlihatkan wajah menyakinkan.
"Soal Lisa yang merupakan anak biologis Thomas, kamu tidak perlu cemas. Anak itu akan ikut dengan aku dan kami berdua tidak akan mengusik hidupmu di masa depan," Rinjani masih berusaha menutupi niat jahatnya dengan sengaja memperlihatkan keseriusan untuk meninggalkan Thomas seperti permintaan Elsa.
"Aku ingin kalian enyah selamanya dari kehidupan kami berdua, jika perlu ke neraka sekalipun. Aku tidak perduli dengan nasib kalian berdua," seru Elsa dengan semangat menggebu-gebu.
"Ok," balas Rinjani dengan tawa menyindir di dalam hati.
"Yang akan menyingkir selamanya adalah kau," batin Rinjani yang mencibir Elsa yang bodoh dengan cinta buta hingga berani berkorban seperti ini.
Elsa yang tidak ingin berlama-lama di dalam restoran. Ia mengirimkan uang yang di minta oleh Rinjani.
Senyuman Rinjani semakin lebar ketika melihat transaksi uang masuk ke dalam ATM.
"Aku harap kau dan anak harammu itu benar-benar tidak muncul lagi di kehidupan Thomas," Elsa memperingati Rinjani sebelum ia pergi.
Rinjani memutar kedua bola matanya secara malas akan ancaman Elsa yang menurut ia tidak ada artinya.
"Sesuai keinginan mu, aku dan Lisa akan pergi ke ujung dunia tanpa bisa melihat matahari. Jadi berbahagialah dengan Thomas," Rinjani meraih tas mewah yang di samping kursi. Kemudian pergi dari hadapan Elsa dengan berjalan berlenggak-lenggok.
Elsa kembali menghela nafas panjang. Ia berharap keputusan dirinya kali ini tidak salah lagi.
"Aku ingin memberikan keluarga yang bahagia untuk anak ini," gumam Elsa yang mengelus perutnya yang terlihat besar dengan usapan lembut.
Di dalam mobil mewah Lamborghini, Rinjani tertawa terbahak-bahak. Ia tidak percaya misinya berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan.
"Wanita bodoh, kau kira aku akan enyah dari kehidupan Thomas. Kau salah besar," seru Rinjani dengan tawa nyaring yang tidak tertahankan.
Puas tertawa bahagia, Rinjani segera pulang ke apertemen mewah untuk menghindari kecurigaan Thomas tentang dirinya yang menyerahkan file penting kepada Elsa.
"Aku tidak mau hidup melarat," batin Rinjani yang mengemudikan mobil mewah keluar dari area pakiran restoran.
***
Di dalam restoran, Elsa menatapi isi ponsel yang di serahkan oleh Rinjani. Semakin melihat setiap video yang ada di dalam ponsel tersebut, hati Elsa semakin teriris akan penghianatan Thomas selama ini.

SERPIHAN HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang