Topan dan rasa

163 40 6
                                    

Juan

Akhir-akhir ini aku melihat banyak perubahan dari kamu. Kamu lebih banyak tersenyum, tertawa dan terlihat bahagia.

Jujur aku senang melihatnya, tapi jika alasannya karena Topan? Aku bingung harus seperti apa.

Satu hal lagi, tampaknya kamu juga mulai dekat dengan dia.

Apakah semuanya baik-baik saja, Caca?

Belakangan ini kamu lebih dekat dengan Topan, bahkan kamu tak segan untuk jalan bergandengan dengannya.

Melihat kamu yang dirangkul manja oleh dia membuat aku cemburu. Meski seharusnya aku tau posisiku, tapi aku hanya manusia biasa yang memiliki rasa cemburu.

"Operasinya dua minggu lagi, gue harap lo bisa jaga Caca baik-baik ya. " Ucapan Nana langsung di sanggupi oleh Topan.

Cihh, seakan dia mampu jaga kamu dengan baik.

"Nanti pola makan harus dijaga, terus harus puasa juga sih sebenernya nanti. Soalnya pas operasi perut gak boleh ke isi. "

"Iyaa ihhh, bawel deh lo Na. " Katamu tersenyum seraya menyandarkan tubuhmu pada Topan. Bisakah aku bertukar peran dengan dia?

"Gue bawel buat kebaikan lo ya! "

"Iyaa iyaa percaya dehh. " Katamu yang membuat Nana sedikit jengkel.

Nana melirik kearah ku, membuat aku terpaksa memasang senyum palsu. Aku yakin sebenarnya Nana tau jika aku cemburu.

Dia memang wanita yang tegar. Dia tetap bertahan di sampingku, bahkan saat dia tau jika hatiku bukanlah miliknya.

"Sebenernya kita ada rencana liburan. Sehabis Caca operasi kita pergi ke Raja ampat kalian berdua bisa kan? "

Aku sedikit terkejut kala mendengar ucapan Topan. Pergi berlibur? Jika hanya ada aku dan kamu, aku pasti mau Caca.

Tapi jika hanya untuk melihat kemesraan kamu dan lelaki itu, sepertinya aku tak bisa.

"Sorry tapi—"

"Bisa dong! Gue sama Juan juga emang sempet mikirin liburan, jadi kebetulan kalau kalian ngajak. Nanti kita bisa liburan bareng! "

Aku melihat Nana seolah tak percaya, tanpa rasa bersalah dia justru menampilkan senyumnya. Dan senyum itu membuat aku merasa lebih tenang. Setidaknya hatiku merasa membaik di banding jika harus melihat kamu yang terus melekat pada Topan.

"Okee~ jadi deal ya? Kita ke Raja ampat pas Caca selesai operasi? " Tanya Topan lagi seolah meyakinkan.

Dan tanpa ragu kamu dan Nana mengangguk, disusul dengan aku yang sebenernya hanya ikut-ikutan saja.

"Oya btw kalau gue liat-liat kalian jadi makin akur gak kayak dulu. Kalian udah bisa saling menerima satu sama lain? " Akhirnya aku mendapat kesempatan untuk menanyakan hal ini.

Kamu dan Topan tampak saling bertukar pandang. Nana yang berada di sampingku tiba-tiba saja mengeratkan genggaman tangannya padaku.

"Maksud kamu apa sih? " Bisiknya padaku.

"Aku cuman pengen tau. " Jawabku yang kini menatap lurus kearah kamu, Ca.

Ku kira kamulah yang akan menjawab pertanyaanku, tapi ternyata aku salah karena justru Topan yang membuka suara.

"Dari dulu Caca udah nerima gue, semua kekurangan dan hal-hal menjengkelkan gue udah dia terima dari awal kita nikah. Yang berubah sekarang itu gue, gue sadar kalau Caca emang ditakdirkan Tuhan buat jadi satu-satunya pemilik hati. Tanpa mikirin masa lalu gue sama Lala, Caca siap ngorbanin perasaannya demi gue. Gue akhirnya mikir mau sampai kapan cewek se-istimewa Caca di sia-siakan. "

Topan kala Senja | VJoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang