Topan POV
Sudah hampir tiga hari tidurku tak terasa nyenyak. Rasanya seperti mati dan hidup, sulit di jelaskan.
Di sisi lain aku bahagia dengan kabar kehamilan kamu, tapi di sisi lain aku juga takut. Aku kecewa bahkan aku marah. Jika aku tau kehamilan bisa membuatmu berada dalam ancaman besar, aku akan jauh lebih berhati-hati dalam memperlakukanmu.
Aku tak pernah tau jika kamu memiliki rahim yang lemah. Aku juga tak pernah tau jika kehamilan yang lemah bisa beresiko besar terhadap kehidupanmu. Bahkan operasi ginjalmu yang seharusnya bisa dilaksakan beberapa waktu lalu sampai harus ditunda. Setidaknya sampai kamu berhasil melahirkan anak kita.
Kamu tau resiko dari kehamilanmu itu sangat besar. Tapi dengan sifat keras kepalamu, kamu tetap mempertahankan kehamilanmu. Tak ada yang bisa melarang kamu. Bahkan aku sekalipun, pria yang selalu kau sebut sebagai orang yang paling kau cintai.
Aku tau mengapa kamu tetap mempertahankan kehamilanmu, kamu tau jika sampai kehamilanmu yang sekarang di gugurkan, maka kamu juga harus bisa merelakan rahimmu yang harus ikut di angkat. Itu artinya kamu tak akan bisa mengandung lagi.
Meski dengan tubuhmu yang semakin lama terlihat semakin lemah dan kurus, kamu tetap menjalani kehamilanmu dengan penuh semangat dan bahagia. Kamu melalui hari-harimu dengan penuh senyum.
Usia kehamilanmu yang sudah menginjak waktu tujuh bulan membuat kamu semakin lama semakin kesulitan bergerak.
Sebagai seorang suami aku terus mendukung kamu. Meski sebenarnya ada perasaan tak rela jauh di dalam hatiku. Aku takut, terlalu takut dengan pilihanmu yang memilih untuk mempertahankan buah hati kita.
Aku tau, anak itu adalah hasil dari cinta kita, bukti dari nyatanya cinta kita. Tapi jika aku harus membayarnya dengan kamu, jelas aku tak bisa. Aku tak bisa jika harus kehilangan wanitaku untuk kedua kalinya. Tidak bisa jika itu kamu.
"Semuanya belum terlambat, Ca. Kita masih bisa guguri—"
"Gak! Jangan pernah kamu bahas soal itu lagi, To. Keputusan aku udah bulat! Aku tetep mau pertahanin anak kita. Dia ini bukti kalau kamu emang cinta sama aku. "
Dasar bodoh! Mengapa kamu sangat keras kepala, Caca?
"Bahkan tanpa anak, cinta aku itu udah jelas nyata buat kamu. Aku mohon ca, ikhlasin dia. "
Kamu menatapku tajam, tanpa berpikir panjang kamu melemparkan piring yang berada di tanganku.
Kamu marah dengan ucapanku. Tapi meski semarah apapun kamu, pada akhirnya kamu akan menangis. Terbukti dengan air matamu yang perlahan-lahan mengalir jatuh.
"Kamu tau resiko dari kehamilan kamu kan? Tapi kenapa kamu keras kepala? Kenapa kamu tetep pertahanin kandungan kamu? "
"Karena dia ini anak kita, TOPAAN!! "
"Aku tau, tapi kalau nyawa kamu yang harus jadi jaminannya? Lebih baik kamu gak perlu hamil aja Caca. "
"Bukannya itu emang udah jadi resiko dari seorang perempuan? Semua perempuan juga bakal ngadapin hal yang samakan? Semua perempuan juga bakal berkorban nyawa waktu ngelahirin anak-anaknya. "
"Tapi kondisi kamu beda Caca, resikonya jauh lebih tinggi. Aku mohon Ca, kali ini aja.... Dengerin aku, dengerin mama papa, dengerin Nana. Kita semua gak bisa ngebiarin kehamilan kamu. "
"Tapi aku juga gak bisa ngebiarin kalian ngambil anak aku! Aku gak peduli sama apapun! Yang penting anak ini bisa lahir ke dunia. "
Ku tarik nafas panjang, berusaha untuk mengatur emosiku yang aku khawatirkan meledak dan melukai hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topan kala Senja | VJoy
Fiksi Penggemar𝙎𝙝𝙤𝙧𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮 Topan yang belajar melupakan dan Senja yang harus bertahan lebih lama lagi. START: 23-04-2023 END: - •Update tidak menentu •Semua media berupa foto,video, dan beragam lainnya adalah milik ownernya •Cerita ini murni hasil karya...