Topan dan perubahannya

162 44 12
                                    

Senja

Sudah hampir satu bulan kamu memperlakukan aku dengan baik. Topan, aku bersyukur karena akhirnya kamu bisa memperlakukan aku dengan penuh perhatian.

Bahkan seringkali aku melihat kamu nampak cemburu. Iya, beberapa kali aku melihat kamu terlihat cemburu pada Juan yang selalu datang setiap aku berada di rumah sakit untuk melakukan kontrol rutin mingguan.

Entah mengapa, tapi sepertinya membuat kamu cemburu sudah menjadi hobi terbaruku. Setiap kali wajahmu berubah merah dan mulai mendengus kesal, aku menyukainya.

Bahkan aku suka setiap kali kamu memperbaiki caraku berpakaian setiap kali kita akan bepergian. Oleh karena itu dengan sengaja aku selalu melakukan hal yang sama. Menggunakan pakaian yang akan membuat kamu protes dan akhirnya kamulah yang memilih pakaian apa yang harus pakai.

Topan, inilah keinginanku yang menjadi nyata. Mendapatkan hampir semua perhatian darimu. Seperti sekarang ini, saat kamu tengah berlutut di hadapanku hanya untuk sekedar melepaskan kaos kaki yang aku gunakan.

"Langsung tidur aja. "

"Tapi aku belum sikat gigi. "

Mendengar ucapanku, kamu langsung menyunggingkan senyum seakan lupa mengenai hal itu.

"Yaudah ayo. " Ajakmu yang perlahan membantu aku untuk berdiri.

Aku merasa di perlakuan seperti seorang tuan putri. Bahkan aku rasa lebih dari itu, kamu memperlakukan aku seperti balita yang masih memerlukan banyak perhatian.

Terkadang kamu memperlakukan aku dengan berlebihan, seperti sekarang yang terus memegangi aku dan membantu aku berjalan sampai ke dalam kamar mandi. Padahal aku masih mampu untuk berjalan dengan normal.

Aku bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja kamu yang terkadang terlalu berlebihan menjagaku selalu saja melarang.

Kamu sampai menyewa perawat untuk menjaga dan menemani aku di saat kamu harus pergi bekerja. Sungguh Topan, aku tak mengerti apa yang terjadi padamu. Aku juga tak tahu alasanmu berubah menjadi seperti sekarang.

"Udah? "

"Udah... Tapi jadi pengen mandi. " Kataku yang telah selesai menyikat gigi dan membasuh muka.

Tatapan mata yang tajam tertuju padaku, seolah menolak dan pastinya melarang aku untuk mandi.

"Udah malem ini, besok aja mandinya kan bisa. "

"Tapi badan aku lengket, To... " Balasku dengan merengek.

Membuat kamu menghembuskan nafas panjang seolah berpikir mencari solusi.

"Di lap aja mau? "

Aku terdiam, berusaha mencerna maksud ucapan kamu.

"Maksudnya apa? " Tanyaku bingung.

Kamu menggenggam erat pundakku seraya berucap menjelaskan maksud dari ucapanmu.

"Sibinan aja, tau sibinan? Mandi ala bayi, mandi setengah-setengah. Biar aku bantu kamu mandi, di lap pake kain basah yang di rendem air anget, oke? "

Mulanya aku masih terdiam tak mengerti, tapi setelah berpikir sejenak, mencerna semua ucapanmu, refleks aku bergerak mundur.

"Ka—kamu? Kamu bantu aku mandi? "

Sebagai jawaban kamu pun mengangguk. Membuat aku membulatkan mata sempurna seraya terus bergerak mundur.

"Men—mending... Mending jangan deh, aku bisa sendi—"

"Pokoknya kalau mau mandi harus aku bantu. Kalau gak mau di bantu sama aku mending gak usah mandi, langsung tidur aja. "

Gawat, mengapa jadi seperti ini Topan? Mengapa kamu memberi aku pilihan seperti ini? Jelas aku tak bisa memilih.

Topan kala Senja | VJoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang