Senja
Setelah hari itu, sikapmu kembali berubah. Tak sedingin dulu, tapi juga tak sehangat kala itu.
Apa yang membuat kamu berubah kali ini? Apa kamu tak percaya dengan bukti surat yang Lala tulis itu? Apa kamu meragukan aku?
Meski masih mengurus ku dengan baik, tapi perhatianmu yang biasanya terasa begitu hangat sekarang terasa begitu dingin dan biasa saja.
Kamu memperlakukan aku seperti seorang perawat pada pasien asing. Tak seperti pada seseorang yang kamu cintai.
Tapi memang pada dasarnya kamu tak pernah mencintai aku, kan?
Kamar rumah sakit ini terasa semakin dingin, terlebih setelah kamu pergi dan kembali memperlakukan aku biasa saja tak lagi istimewa.
"Topan belum datang, ca? "
Sangking terlarutnya aku dalam lamunan, aku sampai tak menyadari kedatangan Juan yang datang untuk membesuk.
Seminggu setelah aku memberikan kotak berisi surat padamu, kondisiku menurun. Karenanya jadwal operasi ku juga harus di undur, menunda semua rencana liburan kita yang bahkan aku ragukan dapat terwujud.
"Belum, kayaknya dia lagi sibuk di kantor. " Jawabku sekenanya.
Aku terlalu malas untuk berpikiran negatif tentang kamu Topan.
"Sibuk apanya? Ini hari minggu kali ca, kantor tutup. " Tapi sialnya Juan malah mendorongku untuk berpikiran negatif padamu.
"Emang dia gak pamit sama lo? "
Tanpa menjawab aku hanya menggelengkan kepala. Karena memang itu faktanya. Bisa kudengar Juan sedikit tertawa, seakan meremehkan kamu.
"Ternyata dia emang gak pernah berubah ya. Gak pernah nganggap lo penting, padahal lo lagi sakit begini. "
Perkataan Juan membuat hatiku panas. Rasanya semua amarahku terkumpul dan ingin meledak. Aku tak suka dia membicarakan hal buruk tentang kamu, Topan.
Tapi setelah kupikir lagi, dia tak salah. Tak ada yang salah dari ucapannya. Justru ucapannya adalah fakta yang selama ini aku abaikan.
Mungkin kamu memang tak akan pernah berubah. Kamu memperlakukan aku dengan baik beberapa bulan terakhir hanya karena iba.
Setelah mengetahui kenyataan mengenai Lala kamu tak bisa menerimanya. Dan akhirnya kembali bersikap seperti biasanya padaku.
Rasanya sesak di dada, mataku juga terasa memanas seakan siap mengeluarkan air mata. Tapi ada rasa lain yang jauh menganggu, rasa mual yang tak bisa ku tahan.
"Hoeek!!! "
Respon Juan begitu cepat, melihat aku mual-mual dia langsung bersikap cekatan. Membantu aku untuk sedikit memperbaiki posisiku yang semula berbaring jadi sedikit duduk.
"Lo gak papa? " Tanya nya dengan panik.
Aku menggelengkan kepala. Merasa jika diriku tak baik-baik saja.
"Kita harus panggil dokter! " Pekiknya seraya menekan bel darurat.
Aku merasa seharusnya pria seperti Juan lah yang menjadi pasanganku. Yang menjadi suamiku.
Karena dia adalah satu-satunya pria yang masih mau menungguku disaat aku lemah. Masih mau menungguku bahkan disaat aku menampakan nya.
Tapi semua sudah terlambat. Sejatinya Juan adalah milik Nana dan aku tak mungkin mau merebutnya dari sahabatku sendiri. Bagaimanapun juga aku bukan Lala.
.....
Topan
"Selama ini lo kemana aja?! "
Tanpa bisa menjawab pertanyaan Nana, aku tertunduk diam. Bicara pun terasa sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topan kala Senja | VJoy
Fanfic𝙎𝙝𝙤𝙧𝙩 𝙎𝙩𝙤𝙧𝙮 Topan yang belajar melupakan dan Senja yang harus bertahan lebih lama lagi. START: 23-04-2023 END: - •Update tidak menentu •Semua media berupa foto,video, dan beragam lainnya adalah milik ownernya •Cerita ini murni hasil karya...