05.

57 6 1
                                    

Selamat datang kembali, dan selamat membaca kisah mereka kembali.🐝🐝

***
Helena Adinda. Gadis cantik yang sering menggerai rambutnya, dan sangat menyukai jepitan rambut bunga matahari. Panggil saja ia dengan nama Helen. Dia adalah sepupu Alca, dulu mereka berdua tinggal sangat dekat. Namun, Helen memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di kota solo.

Hari ini, adalah hari di mana Helen dan Alca bertemu kembali dari sekian lamanya, mereka sering sekali di anggap kembar, nyatanya mereka hanya sepupu.

***
Kita bertiga akhirnya telah sampai di rumah, tetapi aku langsung izin kembali pada bunda, izin untuk mengajak Helen mengelilingin komplek, bunda setuju lalu kita berdua mulai berjalan, di tengah perjalanan mataku tidak berhenti menatap taman bunga itu, lalu aku mengajak Helen untuk pergi kesana.

"Taman bunga di sini, indah-indah sekali, ya Ca?" ucap Helen dengan mata yang takjub.

"Iya Len, di sini tu emang bawaannya indah banget."

"Duduk di sana yuk Ca, tempat duduknya bagus deket sama bunga matahari." ucap Helen lalu ia duduk disana. Aku pun mengikutinya, aku duduk di kursi itu.

"Udah berapa lama ya, Ca? Kita engga ketemu? Lama banget engga, sih?" tanya Helen padaku.

"Lumayan lama Len, semenjak lulus smp kamu langsung ke solo kan? Eh kesini pas kita mau kenaikan aja." jawab aku.

"Iya, tapi aku seneng banget akhirnya masih bisa liburan ke rumah kamu!" ucap Helen dengan heboh.

"Ya ampun, kamu ini, kangen masakan bunda kan pasti?" tebak Alca.

"Bener! Tebakan kamu bener banget!" ucap Helen dengan tertawa.

Kita berdua tertawa dan berbincang, menceritakan hal apa saja. Dan akhirnya Helena membuka pembicaraan dengan menanyakan kak Sandewa.

"Ca, kabarnya kak Sandewa gimana? Bukannya dia juga tinggal di komplek sini, ya?" tanya Helen pada Alca.

Alca yang mendengar pertanyaan Helen itu, ia mengangguk kepala dan tersenyum.

"Iya, Len. Kak Sandewa ada disini kok, dia tinggal di komplek sebelah." jawab aku.

"Kalo kalian gimana Ca?" tanya Helen dengan penasaran.

Seketika pertanyaan Helen itu membuat Alca menjadi diam. Helen menanyakan bagaimana Alca dan kak Sandewa. Aku hanya diam dan memalingkan mukaku dan mengalihkan topik pembicaraan itu.

"Len, itu bunganya bagus banget lho." ucap aku dengan menunjuk ke arah bunga itu.

"Ca? Aku lagi nanya lho? Kenapa engga di jawab?"

"Harus banget di jawab ya, Len? Kamu tau sendiri kan? Aku sama kak Sandewa itu kayak gimana."

"Kak Sandewa tau soal perasaan kamu itu kan?" tanya Helen pada Alca.

Alca mendadak diam kembali, pertanyaan itu muncul kembali. Aku hanya bisa tersenyum tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Helen.

Helen yang sudah tau jawabannya, dia hanya bisa menghebuskan nafasnya pelan dan berkata, "engga cape kayak gini terus, Ca?" tanya Helen.

"Kita pulang aja yuk, Len? Udah mau malem aja nih, takut di cariin bunda. Kamu juga pasti capek kan?" ucap aku pada Helen, lalu menarik tangannya untuk berdiri.

***
Di tengah perjalanan di saat kita mau pulang, ada manusia yang berteriak dari arah belakang.

"Alca! Tunggu dulu!" teriak manusia itu.

Alca dan Helen langsung membalikkan badannya dan melihat siapa yang berteriak tadi. Ternyata yang berteriak tadi adalah kak Sandewa ... Helen menoleh pada ku, dan aku hanya bisa tersenyum sambil menunggu kak Sandewa berjalan menuju ku.

"Ca, kamu dari mana aja? Tadi aku ke rumah kamu, eh ternyata cuma ada bunda." tanya kak Sandewa pada Alca tanpa melirik Helen.

"Tadi aku sama Helen, abis dari Taman, kak." jawab alca.

"Helen? Siapa?" tanya Kak sandewa dengan mengerutkan keningnya.

Helen yang mendengar kak Sandewa melupakannya itu, ia memutarkan bola matanya lalu, mengenalkan dirinya kembali pada kak Sandewa.

"Kenalin, Helena Adinda. Sepupu Alca yang paling cantik." ucap Helen.

Kak Sandewa yang baru ingat itu adalah Helen, ia kaget, kenapa bisa Helen berada disini.

"Seriusan sepupu Alca yang ngeselin itu?" tanya kak Sandewa pada Helen.

"Plis deh kak, gausah make ngeselin segala." jawab Helen dengan kesal.

"Ya maaf, lo kan emang ngeselin Len." ucap kak Sandewa dengan santai.

Aku hanya bisa menatap mereka berdua dengan tertawa kecil, mereka selalu begini setiap bertemu. Dan kak Sandewa menawarkan untuk pergi bersamanya untuk sekolah besok.

"Ca, besok engga di anterin ayah kan? Sama aku aja gimana? Harus mau, ya." ucap kak Sandewa.

"Kalian besok sekolah, ya? Ih aku sendirian dong di rumah." ucap Helen.

"Kan ada bunda, Len."

Di saat Alca ingin menjawab Helen, tiba-tiba ada suara dari handphone milik Alca. Ternyata itu adalah bunda.

"Alca kamu kemana aja? Pulang ya, udah mau malem nih, kasian daritadi Helen belum istirahat." ucap bunda Alca dalam telfon itu.

"Iya bunda, ini mau pulang kok."

***
Untuk Helen, semoga Helen tidak bosan ya, menjadi saksi kisah Alca dan Sandewa.🐝🐝

ALCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang