07

44 6 1
                                    

Selamat membaca kembali, ya!🐝
Jangan lupa vote, ya!🐝

***
Suasana di dalam kelas pagi ini sangat seru sekali. Apalagi, di saat jamkos di mata pelajaran sejarah. Semua anak murid di kelas Alca sangat menyukainya. Mata pelajaran sejarah hari ini adalah menghafal. Jadi, mereka sangat senang karena pagi hari sehabis upacara, semua guru rapat.

Mereka semua asik sendiri, apalagi Alca dan Dei mereka berdua juga asik mengobrol, dan tertawa.

"Ca, denger-denger si Helena dateng ke Jakarta, ya?" tanya Dei pada Alca.

"Iya, Dei. Aku juga heran kenapa dia bisa diem-diem ke Jakarta." jawab aku pada Dei sambil menulis sedikit catatan kimia.

"Dia terlalu kangen sama aku itu, Ca. Makanya dia ke Jakarta, hahaha." ucap Dei sedikit pede, lalu ia tertawa.

Aku yang mendengar Dei berbicara jika Helena kangen padanya itu, aku hanya bisa tertawa.

"Eh Ca, hubungan kamu sama kak Sandewa ada perkembangan engga?" tanya dei dengan kepo.

Aku yang tadinya sedang menulis itu, aku langsung berhenti, karena Dei menanyakan soal itu.

"Perkembangan kaya gimana, Dei? Aku sama kak Sandewa ya gitu, temenan aja kok." jawab aku pada Dei yang tadinya  melihat wajahnya dan langsung menulis kembali.

"Serius kalian temenan aja? Kok kalian kaya orang pacaran, sih?" tanya Dei sekali lagi, padaku.

"Iya Dei, kita temenan aja kok."

Karena Dei yang belum percaya dengan jawaban Alca, ia langsung mengganti pertanyaan.

"Pasti salah satu dari kalian punya, perasaan yang lebih kan?" tanya Dei.

Aku langsung diam. Pertanyaan itu muncul, aku bingung harus menjawab apa, tidak mungkin, kan? Jika aku harus menjawab dengar jujur?

"Ca? Bener ya? Apa kamu suka sama kak Sandewa?" tebak Dei.

"Ih apasih, Dei? Engga lah, aku engga mungkin suka sama dia." jawab aku padanya, "lagian kita juga temenan dari kecil, kok." lanjut Alca.

"Tapi apa yang engga mungkin sih?" ucap Dei sekali lagi padaku.

"Dei daripada kamu nanya hal yang ga jelas kaya gitu, mending kamu nyatet kimia deh, abis ini pelajaran kimia." suruh Alca pada Dei.

"Kamu kebiasaan deh, Ca. Sukanya ngalihin topik terus." ucap Dei dengan kesal, lalu ia mengambil buku catatan kimia.

***
Suara bel berbunyi, yang bertanda waktu istirahat telah tiba. Semua murid kelas IPS-3 langsung berjalan menuju ke arah pintu luar, mereka semua bersemangat untuk pergi ke kantin.

Alca yang melihat pintu luar masih penuh dengan teman-temannya, ia masih tetap duduk di kursinya, menunggu pintu itu sepi. Hari ini, Alca ke kantin sendirian, karena Dei sudah duluan ke kantin, katanya sih lapar.

Ketika Alca ingin menuju ke arah pintu, tiba-tiba ada yang memanggil Alca.

"Ca, tungguin gue." ucap manusia yang sedari tadi memanggil Alca. Manusia itu bernama, Devano Aljiwa.

Devano Aljiwa. Dia adalah teman sekelas Alca. Bisa di bilang, Devan itu sangat menyukai Alca dari kelas 10.

Alca langsung berhenti ketika Devan memanggilnya, dan ia langsung membalik badannya.

"Iya, Devan ada apa, ya?" tanya Alca.

"Mau ke kantin, kan? Bareng, yuk?" ajak Devan.

Alca tidak langsung berpikir panjang dulu, ia langsung menerima ajakan Devan.

"Emang gapapa, ya?"

"Gapapa banget, Ca. Ayo, bareng." ucap Devan dengan senang.

"Iya, Devan." jawab Alca dengan mengangguk kepalanya dan tersenyum.

Devan yang melihat Alca tersenyum itu, ia ikut tersenyum juga, dan berkata dalam hati, "selalu manis." ucap Devan dalam hati.

Alca dan Devan berjalan dengan beriringan, mereka berdua sangat asik sekali, apalagi Alca. Jadi, tidak salah jika  Devan menyukai Alca.

"Ca, engga mau ikut event nulis lagi?" tanya Devan pada Alca.

"Event nulis? Devan tahu darimana?" jawab Alca.

"Gue tadi pagi liat ig, Ca. Terus, gue keinget lo, gimana? lo mau?" ucap Devan.

"Boleh tuh, Devan. Kamu kirim link ig aja ya, ke wa aku." jawab Alca dengan tersenyum.

"Oke Ca. Siap." ucap Devan dengan tersenyum.

Mereka berdua tidak sadar, jika mereka telah sampai di kantin, dan mereka berdua memesan makanan dan minum. Devan menawarkan diri untuk dia saja yang memesankannya. Dan Alca pun, di suruh menunggu di tempat yang sudah di sediakan.

***
Bel masuk pun, telah berbunyi kembali, mereka semua langsung menuju ke kelas, dan menikmati pelajaran kimia. Setelah itu, waktunya mereka untuk pulang. Alca sedang membereskan buku-bukunya yang mau di simpan di dalam tasnya. Tiba-tiba Devan mengajak Alca untuk pulang bareng.

"Ca? Pulang bareng, yu? ajak Devan pada Alca.

Alca bingung, soalnya kan, hari ini, ia pulang bersama kak Sandewa dan sudah ada janji untuk pergi ke Gramedia.

"Maaf Devan, aku udah ada janji sama kak Sandewa. Tuh, dia udah nungguin depan kelas. Maaf sekali lagi, Devan." ucap aku pada Devan lalu aku berlari menuju kak Sandewa.

"Gausa lari-lari, Ca." ucap kak Sandewa pada Alca.

"Hehe iya, kak. Jadi ke gramed kan?" tanya aku pada kak Sandewa.

"Iya jadi, ayo." ucap kak Sandewa lalu menggandeng tangan ku.

Ketika Alca dan kak Sandewa sudah jauh dari hadapan Devan, Devan menatap itu dengan perasaan yang sangat tidak suka.

"Bisa-bisanya Alca sama cowo kaya dia." ucap Devan dalam hati.

***

Selamat mengikuti alur dari kisah mereka berdua, ya? Semoga kalian tidak terjebak🐝🐝

ALCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang