•𝙗𝙖𝙜𝙞𝙖𝙣 27•

12 4 0
                                    

        Hari ini adalah minggu ketiga ibu aksara di rawat di rumah sakit jenggala

Aksara kini sedang menuju ke ruangan ibunya

"Assalamu'alaikum ma.."ucap aksara yang baru saja sampai

"Waalaikumsalam nak"ucap renjani

Aksara pun duduk di samping ranjang pasien

"Udah makan?"tanya aksara,kemudian ia melirik nakas

Di sana terdapat bubur yang masih utuh,jadi sepertinya renjani belum makan

"Belum,mama lagi nggak nafsu makan"ucap renjani

"Jangan gitu ma,nanti mama nggak sembuh-sembuh...mama kan harus makan yang banyak,biar cepet sembuh..."tutur aksara

"Iya nak"

"Kalo gitu aksa suapin ya?"

Renjani mengangguk

Aksara mulai menyuapi renjani dengan telatennya

"Permisi"ucap suster

"Iya,kenapa sus?"tanya aksara

"Dokter mau ketemu,ada hal yang harus di bicarakan"

Aksara mengangguk

"Nama dokternya siapa ya?"

"Dokter nina aulia"

"Owh gitu,saya kesana sekarang,suster tolong jagain mama saya ya.."

"Iya,biar saya yang nyuapin"

"Makasih sus"

"Sama-sama"

"Maa,aksa pergi nemuin dokter bentar ya.."

"Iya sayang"

Aksara pun keluar dari ruang pasien dan menuju ruang dokter nina











*______________*
Setelah sampai,ia melirik ke arah pintu ruang khusus dokter itu

*𝘿𝙤𝙠𝙩𝙚𝙧 𝙣𝙞𝙣𝙖 𝙖𝙪𝙡𝙞𝙖*

Begitu lah sekiranya tulisan di pintu itu

*ini nih ruangannya dokter nina*ucap aksara dalam hati

*tok-tok*

"Permisi dok"ucap aksara

"Iya,silahkan masuk"ucap sang dokter yang diketahui bernama nina

Aksara pun masuk

"Saya aksara,anaknya bu renjani,katanya dokter mau ketemu saya ya?"tanya Aksara lalu duduk di hadapan dokter nina

"Iya aksara,saya ada perlu dengan kamu"

"Ada apa ya dok?"

"Begini...saya mau minta izin,saya mau mencabut tabung oksigen yang ada pada tubuh ibu renjani"

Aksara langsung kaget

Bagaimana tidak,orang alat itu kan alat untuk membantu renjani bernafas

Nanti kalo dicabut berarti...

"Loh,kenapa ya dok?"

"Penyakit ibu renjani kian parah,kami pihak rumah sakit sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi,jalan terbaik hanya ini"

"Maksud dokter,ke-mungkinan untuk ib-u saya sem-buh kecil?"

"Kemungkinan seperti itu,kalo pun alatnya tidak di cabut,itu lebih beresiko dan tubuh ibu renjani semakin tersiksa"

"Ke-kenapa bisa gitu dok?"

"Karena alat itu cuma berguna untuk membantu ibu renjani untuk bernafas,bukan untuk sembuh...kalo saya tidak mencabut tabung oksigennya,maka tubuh ibu renjani akan semakin sakit setiap saat...contohnya saja seperti kemarin,ibu renjani mengeluh sakit di beberapa bagian tubuhnya"

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang